Polemik Politik

Jurus Cantik Jokowi Menangi Debat Capres Kedua

Oleh : Dodik Prasetyo )*

Debat capres putaran kedua telah dilaksanakan dan telah disaksikan oleh jutaan pasang mata yang menantikan ide – ide para calon pemimpin Bangsa.

Berbeda dengan debat pertama, debat putaran kedua hanya diikuti oleh calon presiden saja yakni Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Yang tentunya cukup menarik untuk menyaksikan bagaimana kedua calon presiden berada di satu panggung sambil beradu gagasan dan argumen, tanpa ada bantuan dari cawapres masing – masing.

Pada debat pertama, Jokowi tampil lebih agresif sementara Prabowo lebih kalem. Lalu bagaimana sikap keduanya terhadap debat capres putaran ke 2, dimana Prabowo akan menyerang Jokowi dengan isu – isu infrastruktur dan pangan.

KPU sengaja memilih topik tersebut untuk diperdebatkan calon presiden. “Ini tentu saja terkait dengan kebijakan – kebijakan utama,” ujar komisioner KPU, Wahyu Setiawan

Wahyu juga mengatakan bahwa pihaknya telah mengevaluasi pemberian kisi – kisi seperti dalam debat perdana. Sebab, pemberian kisi – kisi bagi kedua pasang calon menui kritik dari sejumlah pihak.

Sebelum debat dimulai, Tim Kampanye Nasional Jokowi merasa optimis bahwa mantan Gubernur DKI tersebut mampu menjawab permasalahan saat debat. Apalagi, tema debat putaran kedua ini merupakan isu – isu yang selama ini diangkat oleh Jokowi melalui program dan kebijakannya sebagai presiden.

Saat sesi adu argumen, pertanyaan yang dilontarkan Prabowo terlalu mudah dibantah Jokowi. Ketika Prabowo menyerang dengan Bandara Kertajati sepi, misalnya Jokowi terus menanggapi dengan jawaban teknis.  

 “Kertajati tinggal menyelesaikan jalan tol sambung. Begitu rampung, airport.

Setelah Debat putaran kedua dihelat, hal ini juga mendapatkan respon dari berbagai pihak, salah satunya dari Founder LSI, Denny JA.

Denny JA menilai bahwa capres petahana Jokowi mampu mengungguli Prabowo dalam debat capres putaran kedua. Ia menyebutkan setidaknya ada 6 hal yang membuat Jokowi mampu memenangkan debat semalam.

 “ada enam hal yang membuat Jokowi unggul dalam debat putaran kedua, Pertama, Jokowi lebih tahu lapangan. Ketika Prabowo menyatakan akan membuat BUMN untuk memberdayakan nelayan, dengan enteng Jokowi menjawab mungkin Prabowo belum tahu kita sudah punya BUMN itu bernama Perindo dan Perinus.” Ujar Denny.

Kedua, Menurut Denny, Jokowi lebih sistematis perihal solusi dibanding dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Menurut Denny, mantan Danjen Kopasus itu cenderung masih normatif dan umum saja mengenai rencana Prabowo dalam mendorong industri digital.

Dalam debat kedua tersebu, Jokowi memaparkan data dari 7 startup unicorn usaha digital ASEAN. Bahkan Jokowi telah menyiapkan Palapa Ring 4G dan deregulasi.

Ketiga, Capres Petahana Joko Widodo dinilai lebih realistis perihal progam, Misalnya, menurut Denny, saat capres petahana itu mencontohkan import jagung pada 2018 hanya tinggal 180 ribu ton dari 3,5 juta ton pada 2014.

Keempat, Jokowi lebih berpengalaman, ia sempat menceritakan pengalamannya pada jam 12 malam ia pernah berkunjung berdua saja dengan sopir ke pemukiman nelayan, untuk memastikan kondisi mereka. Hal itu biasa ia lakukan sejak memimpin kota, provinsi dan kini negara.

Denny melanjutkan, bahwa Prabowo justru sempat menghentikan pembahasan dalam debat. Padahal moderator terus memberikan waktu pada kedua capres untuk adu argumentasi terkait isu energi.

Selanjutnya, Jokowi sempat melesatkan pukulam upper cut. Saat itu Prabowo menyinggung betapa segelintir orang kaya di Indonesia menguasai mayoritas sumber daya. Jokowi menjawab, tapi Pak Prabowo memiliki 220 ribu hektare lahan di Kalimantan dan 120 ribu hektar di Aceh.

Sehingga Jokowi berhasil memenangkan perdebatan karena menguasai bahan, sementara Prabowo menguasai lahan.

Penampilan Joko Widodo dalam debat kedua lebih bagus ketimbang Prabowo – Subianto. Status petahana memudahkan Jokowi menyampaikan gagasan konkrit disertai data dan angka, sedangkan Prabowo kembali menunjukkan seseuatau yang abstrak dan bermain retorika.

Sebagai Kubu penantang, Prabowo tidak memaparkan bukti untuk melemahkan kepercayaan publik terhadap kinerja petahana. Prabowo tidak memberi satu contoh saja perihal “pelanggaran lingkungan hidup” dan apa yang telah dilakukan pemerintah Jokowi buat mengatasinya. Prabowo justru jatuh kepada pandangan yang umum : “pelanggaran lingkungan hidup banyak sekali dilakukan dan masih merupakan PR bagi kita semua”, ujar Prabowo.

Kritik yang dilontarkan oleh kubu penantang berhasil dimentalkan kembali oleh Jokowi, hal ini dikarenakan petahana memiliki strategi mengalahkan kritik itu dengan meruntuhkan integritas sang pembawa kritik.

Perdebatan mulai memanas ketika kedua capres berbincang masalah agraria. Dimana Prabowo mengkritisi bagi – bagi sertipikat tanah yang dilakukan Jokowi untuk membungkam kritik itu, Jokowi memaparkan data kepemilikan ratusan ribu hektar lahan milik Prabowo.

Prabowo juga sempat mengutarakan ucapan dengan nada apresiasi saat merespons pernyataan Jokowi soal upaya penyelamatan sumber daya alam yang dilakukan pemerintah bersama KPK.

Apresiasi juga disampaikan Prabowo saat menanggapi Jokowi yang bicara soal capaiannya di bidang energi, yakni penggunaan sawit untuk produksi biofuel. Menurut Prabowo, dirinya menyambut baik upaya pemerintah Jokowi dalam mencapai kemandirian ekonomi, namun dirinya menyatakan tetap memiliki strategi tersendiri untuk pengelolaan sawit.

 “Setiap usaha ke arah kemandirian di bidang energi kita sambut baik. Dan kami kalau demikian juga kami mengakui Pak Jokowi dengan pemerintahannya telah melakukan hal – hal positif dibidang itu.” Ujar Prabowo.

)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih