Warta Strategis

Keharmonisan Jokowi Dengan Para Ulama

Oleh : Rika Prasetya )*

Jokowi memang salah satu dari sekian banyak sasaran Hoax yang bertujuan untuk menurunkan elektabilitasnya dalam pilpres pada 2019 nanti. Salah satu hoax yang cukup santer adalah hoax tentang kriminalisasi ulama sejak Jokowi menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.

Namun dalam banyak kesempatan, Jokowi merupakan sosok yang sangat dekat dengan ulama, bahkan menjadikan KH Ma’ruf Amin sebagai pasangan cawapresnya.

Pada Februari 2019 lalu sebanyak 135 ulama asal Madura bersilaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan.

Para ulama itu berasal dari Kabupaten Sampang, Pamekasan,  Sumenep dan Bangkalan. Mereka dari unsur Nahdlatul Ulama, Jaringan Kiai Santri Nasional (JKSN), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

 “Jadi tujuan pokok kami datang ke Presiden dari semua perwakilan Ulama se- Madura itu intinya silaturahmi. Jadi tidak ada istilah dukung – mendukung,” ujar Wakil Rais Syuriah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sampang, Fahrurozi.

Fahrurozi menyatakan dalam pertemuan tersebut para ulama juga meminta klarifikasi kepada Jokowi terkait tersebarnya berita bohong alias hoaks di media sosial maupun di tengah masyarakat. Menurutnya, hoaks yang diklarifikasi tersebut berkaitan dengan Jokowi.

 “Jadi kami ikut membantu meluruskan, tidak hanya hoaks yang berkaitan dengan pak Jokowi tetapi dari semua pihak,” tambahnya.

Fahrurozi menyebut Jokowi sendiri telah mengklarifikasi langsung terkait kabar bohong yang berkaitan dengan dirinya kepada para ulama Madura yang ikut pertemuan. Dia memastikan para ulama akan meluruskan Hoax yang tersebar kepada masyarakat Madura.

 “Yang disampaikan menjawab apa yang diklarifikasi kita tentang masalah hoaks itu,” ujar dia.

Sementara itu, Ketua JKSN Kabupaten Sampang Soleh Sayuti mengatakan dirinya akan memenangkan pasangan Jokowi – Ma’ruf di tanah Madura. Meskipun demikian, kedatangan para ulama se – madura ini bukan untuk mendukung pasangan Jokowi – Ma’ruf.

Bahkan Jokowi juga sempat bertemu dengan para ulama alumni gerakan 212. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkap alasan Presiden Jokowi bertemu dengan 11 ulama Alumni 212.

Menurutnya, Jokowi bertemu dengan para ulama Alumni 212 karena ingin mendengar langsung saran dan kritik dari mereka. Selain itu, Jokowi juga disebut ingin menciptakan suasana sejuk jelang hari pemungutan suara Pilkada 2018 dan berlangsungnya pemilu 2019.

 “Jangan dilihat dari pendekatan politik karena kuncinya adalah pada pendekatan stabilitas. Pak Jokowi ingin sejuk dalam proses pilkada serentak, Pileg dan Pilpres. Beliau tuh ingin sejuk, ikuti semua aturan yang ada,” ujar Tjahjo.

Pertemuan Jokowi dan beberapa ulama Persaudaraan Alumni 212 terungkap setelah beredarnya foto mereka ke publik. Jokowi dan Tim 11 Ulama Alumni 212 telah memberi penjelasan masing – masing atas pertemuan itu.

Menurut Tjahjo, Jokowi tak memiliki dendam apapun terhadap berbagai kelompok masyarakat. Ia juga menyebut alasan dibalik seringnya Jokowi bertemu masyarakat secara langsung.

“Ingin mendengar aspirasi langsung tanpa lewat menteri A atau lewat menteri B, semua didengar,” katanya.

Dan belum lama ini Presiden Jokowi juga menerima para ulama dan Provinsi Aceh di Istana Negara pada senin 5 Maret 2019.

Dalam acara tersebut tampak Surya Paloh yang memposisikan dirinya sebagai tokoh masyarakat Aceh memimpin para ulama tersebut bertemu presiden yang didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin.

 “Membawahi pemikiran – pemikiran yang tergambar dari hati sanubari para tokoh masyarakat, para alim ulama, para abu yang telah tiba di Jakarta, pada hari ini kami ucapkan terimakasih, penghormatan kepada bapak (presiden) yang luar biasa dari kami semua,
“ ucap Surya.

Surya Paloh menilai suguhan pihak istana dalam memberikan sajian makanan kepada alim ulama dan tokoh masyarakat Aceh sungguh mengerti perasaan kami.

Lebih lanjut ia mengatakan, para ulama dan tokoh masyarakat Aceh memiliki keinginan kemajuan bangsa ini tidak berhenti dan terus berkelanjutan untuk semakin mendekati tujuan kemerdekaan Indonesia.

 “Itu artinya diperlukan suatu kepemimpinan yang terus menjalankan amanah seperti apa yang diharapkan rakyat dan masyarakat Indonesia,” ujar Surya.

Perwakilan Ulama, Teungku H Nuruzzahri Yahya, usai silaturahim mengatakan, Presiden beserta rekan – rekannya membahas banyak hal dalam pertemuan yang diawali dengan shalat berjamaah tersebut.

Salah satunya adalah soal kabar bohong alias hoax, fitnah serta ujaran kebencian yang menerpa dirinya.

 “Pak Jokowi sedang banyak musibah di hoax sana sini. Ini bisa memecah belah umat,” ujar Yahya.

Beberapa isu miring yang menerpa Jokowi yakni, Jokowi anti islam, Jokowi mengkriminalisasi ulama, Jokowi adalah antek asing dan aseng, serta Jokowi adalah bagian Partai Komunis Indonesia (PKI).

Yahya beserta para ulama se-Aceh pun berkomitmen meneruskan klarifikasi itu ke masyarakat.

 “Benar, kan memang kita mesti benarkan yang benar dan tidak benarkan yang salah,” lanjut Yahya.

Meski demikian, ia membantah upaya meneruskan klarifikasi Jokowi ke masyarakat itu disebut sebagai salah satu bentuk kampanye demi meningkatkan elektabilitas Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.\

Meski demikian, ia membantah upaya meneruskan klarifikasi Jokowi kepada masyarakat itu sebagai salah satu bentuk kampanye demi meningkatkan elektabilitas Jokowi pada Pilpres 2019 mendatang.

Oleh karena itu dengan dekatnya hubungan antara Jokowi dengan para Ulama, tentu jelas menepis anggapan hoax seperti Jokowi anti islam ataupu Jokowi mengkriminalisasi Ulama.

)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih