Kiai dan Santri DIY Mendoakan Kemenangan untuk Ma’ruf Amin
Oleh : Titi Viorika )*
Calon wakil presiden nomor 01 Ma’ruf Amin menerima kunjungan pimpinan Pondok Pesantren Al Munawir Yogyakarta, Najib Abdul Qodir. Najib juga membawa sejumlah santri serta melakukan khataman Al – Qur’an di kediaman Ma’ruf Amin.
“Kesini untuk mendoakan saya, mendoakan negara, bangsa. Jadi ini khataman Al Qur’an lah disini.” Ujar Ma’ruf Amin.
Amin mengatakan kegiatan ini untuk mengambil berkah dari Al Qur’an. Para kiai dan santri mendoakan bangsa dan negara agar selalu aman dan damai. Najib Abdul Qadir juga menambahkan kegiatan ini juga silaturahim. Secara pribadi, Najib mendoakan Ma’ruf agar diberikan kemenangan yang adil dan jujur.
“Negara aman, semakin maju, semakin adil dan makmur. Ini kemauan keluarga kita. Mendukung sepenuhnya,” ucap Najib.
Di sisi lain, menguatnya dukungan kaum muda termasuk generasi milenial Indonesia kepada Jokowi dan Ma’ruf Amin menjadi tambahan energi kemenangan.
“Visi – misi dan kemampuan capres menjadi pertimbangan utama pemilih, karena ini ialah pemilu presiden,” ujar Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi – KH Ma’ruf Amin, Hasto Kristiyanto.
Menurut Hasto, ketidakmampuan capres Prabowo menjelaskan pertanyaan sederhana terkait infrastruktur apa yang akan dibangun untuk pengembangan unicorn di Indonesia menjadi bukti bahwa Prabowo tidak pernah update dengan hal – hal baru. Ketidakpahaman terhadap tren global tersebut berakibat fatal, yakni menipisnya dukungan kaum muda.
Selain itu dukungan untuk capres – cawapres nomor urut 01 di Yogyakarta terus bertambah. Kali ini puluhan kiai dan ulama di Yogyakarta mendeklarasikan diri siap mendukung Jokowi – Ma’ruf Amin di Pilpres 17 April mendatang.
Dukungan ini disampaikan para kiai dan ulama yang tergabung dalam ikhwanul Mubalighin, di Ashabul Cafe, Wates, Kabupaten Kulonprogo, DI Yogyakarta, Rabu 20 Februari 2019. Mereka menyatakan siap mendukung Jokowi – Ma’ruf di Pilpres 2019.
Ketua Umum Ikhwanul Mubalighin Mujib Chuderi mengatakan, organisasi massa ini sudah direstui oleh Ma’ruf Amin sebagai gerakan ormas kemubalighan, yang akan mendukung pasangan capres – cawapres nomor urut 01. Dia menambahkan, dukungan ini tidak lepas dari peran Ma’ruf Amin dalam organisasi Nahdlatul Ulama. Dia pernah menjabat sebagai ketua Mustasyar PBNU dan terakhir menjadi Rois Aam.
“Semua kiai, santri dan dai mubaligh wajib untuk mendukung Jokowi – Ma’ruf dalam Pilpres 2019 nanti,” jelasnya.
Pihaknya menilai, pasangan Jokowi – Ma’ruf sangat tepat sebagai representasi umaro dan ulama. Ma’ruf Amin sebagai ulama dan Jokowi sebagai Umaro. Sehingga dua sosok ini dinilai sangat pas untuk memimpin bangsa. Apalagi sosok Ma’ruf yang merupakan ahli ekonomi syariah yang cukup berpengalaman.
Kepada para kiai, Mujib juga berharap agar turut serta mengkampanyekan dan mengiklankan pasangan Jokowi – Ma’ruf kepada santri dan masyarakat awam. Pasangan Jokowi – Ma’ruf harus menang agar bisa membawa dampak positif dalam kehidupan bernegara. Untuk itulah para kiai akan diminta mengkampanyekan program keberhasilan pembangunan Jokowi.
Sementara itu, Ketua Korwil Ikhwanul Mubalighin DIY, Sukamto mengatakan, dengan deklarasi ini nantinya semua kiai akan bergandengan tangan mengkampanyekan pasangan Jokowi – Ma’ruf Amin.
“Target kita bisa menang diatas 70 %,” terangnya.
Untuk mencapai target itu, korwil DIY akan silaturahmi dengan semua kiai yang ada di Yogyakarta. Termasuk memaksimalkan kepengurusan yang ada di tingkat kabupaten kota, bersama dengan NU untuk memenangkan pasangan nomor urut 01.
Dalam kesempatan yang lain, Ma’ruf Amin juga pernah mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi adalah seorang santri yang pernah belajar agama di Pondok Pesantren Situbondo, Jawa Timur. Dirinya mengetahui Jokowi itu sebagai santri saat melakukan pertemuan bersama kiai di Sukorejo. Karena itu Jokowi mencintai kiai dan santri sehingga dibuktikan dengan memilih calon wakil presiden yang berasal dari santri.
Padahal bisa saja beliau memilih cawapres dari kalangan politikus, profesional dan ahli ekonomi. Tapi Jokowi malah memilih mantan Rais Aam PBNU tersebut sebagai cawapres.
Lantas apa alasan Ma’ruf Amin menerima ajakan tersebut? Sosok kiai Nahdlatul Ulama (NU) itu mengungkapkan alasannya saat berkunjung ke kantor PBNU, Jakarta.
Sebelumnya, Ma’ruf Amin mengaku tidak pernah bicara mengenai cawapres dengan Presiden Jokowi. Hanya saja, dirinya sering berbincang dan diskusi dengan presiden. Misalnya untuk mengobrol soal politik, hingga soal bagaimana cara menjaga keutuhan dan kedamaian bangsa dari beragam polemik.
Meski begitu, Ma’ruf Amin mengatakan bahwa sempat dia ditelepon oleh Sekretaris Negara Pratikno. Saat itu, Pratikno bertanya kesediaannya menjadi cawapres alternatif. Tentunya dipilihnya Ma’ruf Amin untuk mendampingi Jokowi bukanlah tanpa alasan,menurut Jokowi, sosok Ma’ruf Amin adalah tokoh agama yang bijaksana. Jokowi kemudian menyebut berbagai jabatan yang pernah diemban Ma’ruf Amin.
Ma’ruf pernah menjadi anggota legislatif DPRD, DPR, MPR, anggota dewan pertimbangan presiden, Rais ‘Aam PBNU hingga sekarang menjabat Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia. Ma’ruf Amin juga mengklaim bahwa Jokowi adalah sosok yang mencintai santri, adanya hari santri bisa diperingati setiap tanggal 22 Oktober. Sehingga pada tanggal tersebut, masyarakat bisa mengingat dan mengenang perjuangan ulama dan santri. Tentu akan banyak landasan mengapa para santri sudah sepatutnya memilih Jokowi sebagai pemimpin NKRI periode selanjutnya.
)* Penulis adalah Mahasiswi Universitas Mercu Buana