Penggundulan Suara Oleh Setan Gundul
Oleh : Rahmat Kartolo )*
Linimasa Twitter memunculkan salah satu pengurus partai demokrat yang mengabarkan bahwa berita akan kemenangan pasangan calon nomor 02 dengan angka diatas 60 persen adalah bisikan Setan Gundul, yang menjadi ironi adalah kabar dari setan gundul tersebut juga dipercaya oleh capres Prabowo Subianto, hingga akhirnya dirinya mendeklarasikan kemenangan sehari setelah pencoblosan.
Fenomena Setan Gundul memang sempat marak di sosial media, dalam kepercayaan Jawa, mitos akan setan gundul adalah wujud makhluk halus yang gemar mencuri barang milik orang lain untuk majikannya, beda tipis dengan tuyul, hanya saja tuyul memiliki spesialisai dalam mengambil uang milik milik orang lain untuk majikannya.
Sedangkan setan gundul merupakan makhluk halus yang diwujudkan dalam bentuk laki – laki yang besar, perutnya buncit dan sebagai trade marknya setan gundul berkepala tanpa rambut alias plontos.
Dari mitos yang beredar wajah setan gundul memang lebih menyeramkan dibandingkan dengan tuyul, jika tuyul digambarkan sebaga sosok anak kecil yang lucu, namun yang lebih menakutkan dari semuanya adalah sosok Genderuwo, dimana sosok tersebut dipercaya memiliki wajah yang menyeramkan, bertubuh raksasa dan memiliki rambut gimbal.
=Cerita tersebut muncul bukan lantaran tanpa sebab, cerita tersebut naik ke permukaan karena viralnya cuitan Andi Arif di Akun Twitternya. Dimana dirinya mempermasalahkan keahlian setan gundul yang umumnya lihai dalam mencuri barang – barang, sekarang dikaitkan dengan pencurian suara, lalu pertanyaannya apakah setan gundul sudah memiliki kemampuan untuk mencuri suara, lantas darimana keahlian itu ia dapatkan. Jika mau mencuri lantas siapa yang memberikan perintah itu.
Dalam cuitanya Andi Arif menyebutkan bahwa, Setan Gundul adalah kelompok yang tidak rasional dan memberikan masukan sesat kepada Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo – Sandi tentang kemenangan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 dengan total suara mencapai 62 persen.
Kicauan mantan aktifis 98 itulah yang lantas melahirkan kegadugan dan spekulasi atas kiprah Demokrat dalam Koalisi Adil Makmur yang mengusung Prabowo – Sandi sebagai Paslon dalam Pilpres 2019.
Dalam rangkaian kicauannya tersebut, Andi menuding bahwa Prabowo sendiri saat ini sudah berada di bawah pengaruh Setan Gundul tersebut.
Tentunya hal tersebut akan sulit terjawab. Karena semestinya kemampuan setan gundul untuk mencuri suara sehingga mendapatkan angka 62 persen dapat dimanfaatkan benar, syukur – syukur malah bisa diatasnya, namun yang terjadi justru setan gundul itu tidak cukup ahli dan enggan untuk dperintah kembali oleh sang majikan, sehingga angka 62 persen hanya menjadi landasan Prabowo untuk mengklaim kemenangan, namun jauh dari kemenangan versi real count KPU. Terbukti suara yang masuk sudah mencapai 78 persen, namun Jokowi – Ma’ruf tetap unggul dengan torehan 56,3 persen.
Jika kemenangan Prabowo tidak terwujud atau malah setan gundulnya mbalelo pada majikannya, karena setan gundul justru memindahkan suara dari majikannya pada pihak lain secara sedikit demi sedikit, maka disparitas perolehan suara akan semakin jauh tertinggal. Atau kemungkinan besar setan gundulnya tidak bisa membaca sehingga tidak mengetahui mana angka 01 dan mana 02. Hal itu bisa saja disebut dengan nggunduli suaranya sendiri.
Menyikapi kegaduhan tersebut, Pengamat Politik Universitas Padjajaran UNPAD, Idil Akbar mengatakan bahwa kelompok ‘Setan Gundul’ yang dimaksud Andi Arief menujuk kepada pembisik ‘angin surga’ ke telinga Prabowo.
Dirinya menilai bahwa kelompok Setan Gundul yang dimaksudkan tersebut kerap terlihat lebih sering berada di sekitar Prabowo dibandingkan tokoh – tokoh politik dari parpol koalisi pasca hari pemungutan suara.
Bisikan angin surga yang dihembuskan Setan Gundul kemudian mempengaruhi berbagai keputusan dan langkah yang diambil oleh mantan Danjen Koppasus tersebut pasca hari pemugutan suara pada pemilu 2019.
Dirinya juga menilai bahwa kelompok Setan Gundulah yang membuat Prabowo terkesan mengambil langkah yang terburu – buru dalam menyikapi hasil pilpres.
Jika hal itu benar terjadi, Setan Gundul tentu berperan dalam menciptakan kegaduhan politis di Indonesia yang masih saja belum reda hingga memasuki bulan Ramadhan.
Tentu alangkah baiknya seluruh kandidat paslon baik 01 maupun 02 dapat dengan sabar menunggu 22 Mei, dan bersikap bijak terhadap apapun hasil yang diterima. Jika ada dugaan kecurangan, tentu bisa langsung melalui jalur yang konstitusional.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik