Pilpres Lewat “People Power” Ala Amien Rais
Oleh : Nurul Ibrahim )*
Amien Rais beberapa minggu lalu mengatakan bahwa jika hasil Pemilu 2019, baik Pileg maupun Pilpres ada indikasi kecurangan dan hasilnya “diragukan”, ia akan mengerahkan “People Power” sebagaimana tahun 1998 ketika menumbangkan rezim Orde Baru. Dari rangkuman statement itu timbul kerancuan dan kejanggalan, nuansa apriori dan subyektif yang sangat kental dari “ancaman” Amien Rais ini.
People power sendiri secara umum diartikan pengerahan massa (pendukungnya), ketika suatu Pemilu diragukan hasilnya. Pengerahan massa ini tentu akan menimbulkan masalah. Jelas yang utama, pengerahan massa akan berisiko terhadap Kamtibnas, masyarakat terganggu dengan adanya demo, apalagi jika kemudian kurang terkoordinir bisa menimbulkan anarkisme/chaos. Dampaknya, semua segi dirugikan dan tentu dunia internasional akan menyoroti kejadian ini. Citra Indonesia di mata internasional akan menjadi negatif, khususnya bagi turis dan invenstor asing.
Namun yang paling kurang bisa dipahami, pernyataan “jika hasilnya diragukan” itu sangat subyektif. Diragukan oleh siapa? Jika KPU sudah menjalankan dengan baik dan obyektif, ada saksi dari masing-masing parpol, ditambah kehadiran pemantau independen baik lokal maupun internasional, perhitungannya dilakukan secara transparan, kemudian muncul pihak yang meragukan tanpa ada dukungan data yang valid yang pada hakekatnya tidak menerima hasilnya dan mengerahkan massa untuk memprotes, tentu ini suatu hal yang sangat naif.
Selain itu Amien Rais juga kurang memperhitungkan bahwa yang punya massa tidak hanya dia, kemudian jika pihak lain juga terpancing dengan mengerahkan massa bahkan ternyata jumlahnya lebih banyak, tentu ia akan malu sendiri. Kalaupun dengan pengerahan massa berhasil menumbangkan hasil Pemilu, kemudian diperoleh presiden dari hasil people power, tapi beberapa waktu kemudian juga dengan People Power pihak lain bergerak menumbangkan Presiden hasil people power, ini berarti Pilpres lewat people power di Indonesia menjadi sebuah trend atau mode. Kemungkinan ini adalah satu-satunya di dunia, dimana pencetusnya adalah Amien Rais. Namun demikian apakah ini bisa menjadi kenyataan atau hanya sekedar khayalan? Tentu waktu yang akan menjawab. Dan jawabnya jelas, “itu hanya sebuah khayalan seorang Amien Rais”.
)* Penulis adalah Pegiat Medsos