Respon Unik Prabowo Saat Mendengar Adzan
Oleh : Dodik Prasetyo )*
Adzan merupakan panggilan ibadah dimana setiap umat muslim wajib menghormati suara adzan ketika berkumandang, menjelang kontes politik ini sorotan Jokowi dan Prabowo terkait perlakuan dirinya terhadap suara adzan sepertinya patut menjadi bahan analisis publik.
Ada cerita menarik tentang Joko Widodo ketika beliau berpidato pada Temu Nasional Kongres Wanita Indonesia ke-90 di Yogyakarta september 2018 lalu. Ketika beliau sedang berpidato, adzan kemudian berkumandang, tanpa ada kode dari siapapun, Jokowi tak berbicara dan menunggu suara adzan selesai berkumandang.
Kala itu Jokowi tidak mengeluarkan sepatah katapun ketika adzan ashar bergema dengan jelas di Halaman Hotel Inna Garuda. Setelah adzan selesai Calon presiden petahana tersebut menuntaskan pidatonya. Para peserta nampak menyadari bahwa Jokowi tak bisa melakukan apa-apa ketika diatas podium ketika adzan berkumandang.
Sikap Jokowi ketika berhenti pidato saat adzan menuai tanggapan positif dari Menteri Agama Lukman Hakim. Ia berkicau pada akun twitternya, dimana ia mengungkapkan keheranannya, mengapa masih ada yang menuduh presiden membenci adzan.
Sikap serupa juga pernah dilakukan oleh calon presiden 02, Prabowo Subianto. Kala itu dirinya sedang berpidato di pada acara Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII), Kamis (11/10). Saat itu dirinya sedang berpidato mengenai tantangan dan hambatan Indonesia di masa mendatang.
Saat Calon Presiden No 2 ini berpidato, adzan dzuhur berkumandang. “Ini Adzan ya?” Ucap Prabowo.
Lantas dirinya turun dari podium dan kembali duduk di barisan paling depan. Setelah adzan selesai ia kembali menaiki podium dan melanjutkan pidatonya.
Namun hal ini menimbulkan tanda tanya, kenapa saat itu ia masih mengonfirmasi kepada audiens? Kenapa tidak langsung turun saja lalu menghentikan pidatonya jika benar2 ia mendengarkan adzan.
Dalam kesempatan yang lain Prabowo kembali melakukan blunder ketika dirinnya diberikan kesempatan untuk memberikan sambutan di Ponpes Darul Mu’arrif, Aceh Besar pada Desember 2018 lalu. Ia masih terus berpidato hingga mesti diingatkan 2 kali oleh kyai dari pondok tersebut agar drinya menghentikan pidatonya.
Selanjutnya Prabowo Subianto membuat blunder untuk ke sekian kalinya. Dimana pada saat dirinya kampanye di Garut, Prabowo sempat menghentikan pidatonya sejenak setelah berbicara soal impor. Kala itu waktu adzan ashar, Prabowo berucap “… Ini adzan? Kita tutup sebentar, break, dengan break saya bisa minum kopi,” ucapnya kemudian dia menyempatkan diri untuk berswafoto bersama sejumlah ibu – ibu.
Dalam kalimat yang ia lontarkan, sebenarnya ia tak perlu memberikan embel – embel kalimat “ dengan break saya bisa minum kopi.” Mestinya ia berhenti pada kalimat “Ini Adzan ya?”
Saat itu mungkinkan dirinya sedang bermaksud untuk melucu sembari mencoba menghormati adzan. Namun, bisa jadi ia tidak tahu bahwa adzan adalah panggilan umat muslim untuk beribadah, bukan lantas menghentikan pidatonya lalu dirinya bebas berselfie dengan ibu – ibu.
Apakah mungkin tim sukses pendamping Prabowo lalai saat itu atau mungkin sungkan untuk memberitahu akan hal ini. Yang jelas dari peristiwa tersebut, tampak jelas menunjukkan tingkat pengetahuan dasar Prabowo tentang Islam.
Tingkat pengetahuan Prabowo tentang keislaman juga tampak ketika dirinya berada bertemu dengan Yenny Wahid di kantor PBNU beberapa tahun lalu, saat masuk waktu sholat, Prabowo diminta menjadi imam sholat, apa yang terjadi? Dirinya mempersilakan Yenny wahid untuk menjadi imam sholat dengan santunnya. Alasan Prabowo mempersilakan Yenny Wahid menjadi imam sholat dengan alasan Yenny wahid adalah anak Kyai.
Hal tersebut tentu menunjukkan sebuah kesantunan yang konyol, dalam hal ini timses Prabowo mesti menjaga agar jagoannya tidak sok melucu ataupun menari suwer suwer.
Ada sebuah hadist yang berbunyi “Hendaklah kamu mendiamkan diri ketika adzan, jika tidak Allah akan kelukan lidahnya ketika maut menghampirinya.”
Hal tersebut jelas menunjukkan bahwa setiap umat muslim dianjurkan untuk mendiamkan diri dan tidak berkata – kata apapun selama adzan berkumandang. Sebagai seorang muslim, kita wajib menghormati adzan. Karena ada banyak keuntungan di balik suara adzan.
Sikap Prabowo ketika adzan tentu bisa menjadi blunder ketika dirinya berorasi di depan para pendukungnya, di sisi lain dirinya juga mampu membuat rakyat Indonesia mengernyitkan dahi atas sikapnya.
Sebagai masyarakat tentu bukan tugas kita untuk menakar kadar keimanan seseorang. Sejak kecil Prabowo hidup di kalangan non muslim, namun saat ini partai islam mendekatinya, lalu mendeklarasikan #2019gantipresiden yang turut meramaikan jagat sosial media.
Dalam hal ini kita bisa bandingkan kedua calon presiden ketika berpidato, perbandingan ini bukan hanya terletak pada isu akan negara yang terancam hancur atau pesan optimisme untuk menyongsong masa depan. Secara kasat mata kita bisa melihat perbedaan yang sangat mendasar antara kedua calon tersebut.
Jokowi tidak berkutik sama sekali ketika adzan, tak ada satupun kata terucap dari bibir orang nomor 1 di Indonesia ini. Sedangkan hal berbeda telah ditunjukkan oleh Prabowo dimana ia masih menyempatkan diri untuk berselfie dan juga ia masih nyerocos dan harus diingatkan oleh kyai untuk menghentikan orasinya ketika adzan.
Apapun jejak yang ditorehkan baik oleh jokowi ataupun prabowo, tentu akan tercatat di berbagai jagat dunia maya. Sudah saatnya rakyat Indonesia belajar dengan pikiran terbuka dalam hal menentukan nasib bangsa.
Jika salah satu faktor kita dalam menentukan pilihan pada pilpres 2019 adalah faktor ilmu agama, jelas tak perlu dijelaskan kembali, siapa yang layak untuk dipilih menjadi pemimpin nomor wahid di Indonesia.
)* Penulis adalah Pemerhati Politik