Sambut Ramadhan dengan Semangat Persatuan
Oleh : Dodik Prasetyo )*
1 Ramadhan 1440 H telah dilewati oleh segenap umat Muslim di Indonesia, Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Syaifudin dalam sidang isbat juga memberikan himbauan kepada masyarakat agar saling menghormati dan menjaga persatuan.
“Harapan kita bersama bahwa Ramadhan tahun ini bisa kita masuki secara bersama – sama, mudah – mudahan setiap kita bisa saling menghormati satu sama lain dalam memasuki dan menjalankan puasa di bulan suci Ramadhan ini,” Tutur Lukman di Kantor Kemenag.
Pihaknya juga berharap agar semangat ini juga mencerminkan persatuan dan memotivasi masyarakat untuk senantiasa menciptakan kedamaian. Tidak saling mencela dan tidak menganggap enteng pihak lain.
“Mudah – mudahan Ramadhan memotivasi kita agar senantiasa menebarkan kedamaian. Dan memotivasi kita agar kita membangun kerukunan di tengah keragaman. Pada akhirnya Ramadhan mampu membuat kita merawat dan menjaga persaudaraan kita. Persaudaraan sesama anak bangsa di Indonesia,” lanjutnya.
Ramadhan sudah sepatutnya menjadi momen untuk saling menyelami kedalam diri dan juga menjadi momen untuk semakin akrab dengan ritual ibadah yang dapat meningkatkan derajat ketaqwaan manusia dihadapan Tuhan.
Imam Besar Masjid Istiqlal mengajak umat muslm untuk menyambut Ramadhan dengan penuh ketenangan, kebahagiaan dan kedamaian.
“Jangan pernah menghujat orang, ulama sejati tidak akan pernah menghujat orang. Ulama sejati tdak akan pernah meremehkan orang lain, sementara kita sedang berpuasa,” tutur Nasarudin.
Dirinya juga menegaskan bahwasanya, masyarakat patut bersyukur dengan sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia. Sebab, menurutnya, banyak negara yang tidak memberi ruang bagi warganya untuk menyampaikan aspirasi.
Persatuan tentu akan bisa terwujud apabila masing – masing pihak saling meredam amarah, dan tidak saling hujat hanya karena berbeda pilihan ataupun ideologi politis.
Memupuk rasa persatuan juga bisa dimulai dengan sikap saling memaafkan, karena tentu ibadah akan terasa kurang khusyuk jika di dalam hati masih menyimpan dendam dan amarah.
Pada kesempatan yang lain, Walikota Semarang Hendi Prihadi menyebutkan bahwa momen Ramadhan ini diharapkan akan mempersatukan masyarakat kota Semarang khususnya umat muslim usai pemilihan Presidenm wakil presiden dan anggota legislatif pada 17 April lalu.
“Mari kita sambut bulan Ramadhan 1440 Hijriah yang penuh berkah ini dengan penuh sukacita, dimana Allah SWT akan melipatgandakan segala hal yang bersifat positif. Untuk itu, mari kita jaga persatuan, uang tadinya berbeda – beda pilihan bahkan ada yang saling membully, sekarang harus rukun, saling mengasihi, saling berbuat baik dan saling support antar sesama umat muslim,” ujarnya.
Hendi juga mengatakan bahwa Kota Semarang sangat kondusif dan toleran, karena masyarakatnya dapat hidup berdampingan dengan baik dan saling menghormati. Dirinya juga berharap agar warga Semarang dapat mempertahankan dan menjaga situasi kondusif tersebut.
Pihaknya juga tidak memperbolehkan masyarakat melakukan sweeping. Ia meminta kepada masyarakat Kota Semarang untuk dapat saling menghormati dan dapat melaporkan kepada Pemerintah Kota Semarang jika menemukan tempat – tempat yang tidak layak dibuka pada bulan Ramadan.
“Jangan main hakim sendiri, laporkan ke kami, biar kita komunikasikan dengan pihak kepolisian agar kemudian dilakukan penindakan.”
Seperti yang pernah kita kitahui sebelumnya, beberapa ormas melakukan aksi sweeping secara membabi buta dan memaksa warung untuk tidak beroperasi, tentunya hal tersebut jangan sampai terjadi, karena di Indonesia ada penganut agama selain Islam yang tidak berpuasa selama Ramadhan.
Di Kalimantan Timur, Wakil Gubernur Hadi Mulyadi mengajak masyarakat kembali bersatu seusai kontestasi Pemilu 2019. Dia berharap Ramadhan menjadi momentum untuk kembali merajut persatuan dan kesatuan.
“Tentu banyak perbedaan prinsip selama proses demokrasi berlangsung. Itu hal wajar. Namun bagaimanapun, kita tetap terus menjaga ukhuwah islamiyah warga masyarakat Kaltim yang selama ini sudah terjaga dengan baik,” ujar Hadi.”
Dengan datangnya bulan Ramadhan, sudah pasti segenap permasalahan duniawi mulai disingkirkan, sudah saatnya setiap umat muslim menyambut bulan suci dengan beragam aktifitas maupun kegiatan yang menjadikan warga guyub rukun tanpa ada jurang pemisah.
Ramadhan haruslah dimaknai sebagai momen panen pahala dan berkah, dengan saling berlomba – lomba dalam memberikan jejak kebaikan, bukan dengan memperuncing perbedaan hingga muncul benih permusuhan.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)