Alumni IPB Suarakan Dukungan Kepada Jokowi – Ma’ruf Amin
Oleh : Paramita Nurhani )*
Dukungan terhadap capres – cawapres nomor urut 01 Jokowi Ma’ruf kian deras dari kalangan alumni perguruan tinggi. Di sisi lain, elektabilitas Jokowi – Ma’ruf hampir tak terkalahkan di seluruh hasil survei nasional. Dukungan kini bergema dari Keluarga Alumni Institut Pertanian Bogor (KAMIPB) yang mendeklarasikan dukungan untuk Jokowi – Ma’ruf Amin, di Lapangan Soft Ball GOR Padjajaran Bogor Jawa Barat.
Tidak hanya KAMIFB saja yang turut serta dalam deklarasi tersebut, dikemas layaknya festival rakyat Bogor dengan mengusung tema Bersatu Memilih Jokowi – Amin itu juga diikuti oleh sejumlah alumni perguruan tunggi lain pada lingkaran relawan Jokowi – Ma’ruf se-Bogor Raya. Titik Wijayanti selaku koordinator KAMIPB menyatakan, dukungan Alumni terhadap pasangan calon nomor urut 01 dilatari karena sejumlah faktor. Pertama terkait dengan semakin kencangnya sejumlah aktivis maupun alumni IPB lain, baik yang berkiprah di partai politik maupun organisasi tertentu, terhadap pemerintah. Menurutnya dalam konteks berdemokrasi, kritik merupakan sebuah keniscayaan. Namun perlu disertai / ditunjang dengan data – data yang valid, faktual dan bukan abal – abal.
“Ini sebaliknya, kadang – kadang disampaikan secara emosional,” tuturnya.
Pihaknya merasa khawatir manuver politik yang disampaikan secara emosional dan menggebu – gebu tersebut membuat demokrasi di ranah politik Indonesia menjadi tidak sehat. Selain itu, banyak alumni IPB yang juga memiliki akal sehat dalam melihat keberhasilan capaian pemerintah.
“Pastinya Alumni IPB masih banyak yang mendukung keberhasilan pemerintahan sekarang. Maka dari itu kami berhimpun dalam satu wadah KAMIPB. Ini kami lakukan dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Titik juga bersyukur Jokowi maju sebagai capres didampingi sosok negarawan yang religius Ma’ruf Amin. Dimana Kiai Ma’ruf merupakan tokoh NU (Nahdlatul Ulama) yang merupakan ormas Islam terbesar di Indonesia. Ketua Panitia Penyelenggara Deklarasi, Yayat Dinar mengungkapkan, kegiatan ini juga mendapatkan support dari Tim Kampanye Nasional (TKN) dan Tim Kampanya Daerah (TKD) Kota Bogor Jokowi – Ma’ruf Amin, termasuk forum perguruan tinggi nasional lainnya.
Sementara itu, Direktur Relawan TKN Jokowi – Ma’ruf Amin, Maman Imanulhaq mengajak kepada simpatisan yang hadir untuk menyampaikan capaian – capaian Jokowi dan mengajak seluruh masyarakat untuk melawan kebohongan – kebohongan dan fitnah maupun serangan hoax terhadap Joko Widodo. Ia menyatakan ada kelompok yang membenci Jokowi. Pertama kelompok radikal intoleran yang ingin menjadi ideologi Pancasila.
“Jokowi adalah pemimpin Islam yang dianggap sebagai kelompok yang membawa modernisasi Islam yang toleran dan damai. Maka ada kelompok yang tidak suka pemimpin damai. Mereka tidak suka Jokowi yang membuat rancangan undang – undang pesantren. Mereka tidak suka Islam jaya di Indonesia. Mereka ingin mengganti Pancasila dan Islam toleran dengan terorisme. Apakah kita siap melawan mereka,” teriaknya.
Kelompok kedua yang tidak suka Jokowi adalah mereka para koruptor. Mereka yang diambil uangnya Rp 8 ribu triliun dari Swiss untuk pembangunan infrastruktur dan seluruh kesejahteraan rakyat.
“Mereka tidak suka Jokowi, Termasuk ada yang korupsi ajaran. Mereka terus menerus melancarkan fitnah terhadap Jokowi. Membuat Jokowi seolah anti Islam,” tuturnya.
“Ajak seluruh keluarga mendukung Jokowi. Kedua ajak semua mencoblos nomor urut 01. Ketiga kawal suaranya, jangan ada kelompok yang ingin mengacaukan pilpres. Ada kelompok yang penyelenggara ini tidak berdaya. Tapi Jokowi – Ma’ruf ada di belakang dan membela untuk rakyat,” pungkasnya.
Deklarasi dalam festival Rakyat Bogor juga turut dihadiri sejumlah tokoh nasional. Diantaranya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya yang juga alumni IPB dan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohammad Nasir. Nasir juga menegaskan, menurutnya tidak ada yang salah ketika alumni perguruan tinggi mendeklarasikan dukungan dalam Pilpres 2019. Mereka merupakan bagian dari masyarakat yang bebas bersuara dan menentukan pilihannya.
Pihaknya juga menjelaskan bahwa alumni merupakan bagian dari masyarakat, kita lihat individualnya bukan pada asosiasinya. Para alumni dimanapun bebas. Memang tak boleh berpolitik di kampus. Namun Alumni juga tidak bermain politik di lembaganya. Nasir menyebut, target suara alumni sekitar 40 juta suara. Termasuk suara dari kalangan milenial disana.
)* Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik