Sendi Bangsa

Warganet Mendukung Program Kerja Pemerintahan Jokowi

Oleh : Agung Raditya )*

Pengguna internet kini tak hanya dihadapkan oleh beragam sajian berita, namun juga bertanggung jawab memiliki peran yang mengedukasi. Dengan ikut memposting konten-konten positif dan menangkal sebaran hoaks, warganet disinyalit mampu untuk ikut menciptakan iklim positif di media sosial yang dapat mendorong kemajuan bagi Indonesia.

Perwujudan Indonesia lebih maju dinilai telah berada di depan mata. Tinggal bagaimana mengerahkan segala tenaga dan pikiran untuk segera merealisasikan program prioritas pembangunan selama 5 tahun kedepan. Keberhasilan yang tampak dari beberapa rangkaian program pembangunan sedikit banyak telah dapat dinikmati.

Peranan warganet serta media-media inspiratif dalam rangka mengirimkan pesan literasi berkarakter baik kepada para generasi muda  secara efektif dan menyenangkan serta menumbuhkan optimisme dinilai sangat krusial. Warganet tak hanya sebagai penikmat media sosial namun juga harus mampu bertindak sebagai pelaku edukasi guna mendukung pembangunan Indonesia lebih Maju.

Jika sinergitas media dengan jajaran pemerintahan mampu terbangun tanpa mengurangi fungsi utama media maka cita cita Indonesia untuk menyusul menjadi negara adidaya yang mandiri dan disegani bukan tak mungkin akan segera dicapai. Warganet yang bijak dalam mengolah media sosial dengan memposting konten-konten positif dan membangun, termasuk mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila akan membuat pertumbuhan optimisme bangsa makin kuat.

Sebenarnya terdapat banyak jalan untuk berkontribusi bagi negeri ini. Salah satunya ialah untuk terus berkarya, belajar dan bekerja. Apalagi Jargon kerja, kerja, dan kerja yang khas milik Presiden Jokowi makin kental terasa di periode kedua pemerintahannya bersama Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin

Generasi milenial dalam kaitanya warganet-pun harus dilibatkan aktif agar tertarik untuk mampu mengedukasi dan berbagi berita positif yang dapat mendukung pembangunan. Misalnya saja, mengisi konten-konten dengan berbagai promosi budaya yang “menjual” dan nantinya akan memberikan peluang, makin dikenalnya Indonesia di mata dunia. Selain keberagaman budaya, perilaku positif yang dinilai dapat mengedukasi masyarakat lainnya ialah, stop memviralkan berita-berita hoax maupun yang belum diketahui kebenarannya.

Sementara itu, media juga harus memberikan literasi tentang krusialnya pembangunan infrastruktur yang akan diteruskan untuk melancarkan akses dari kawasan produksi ke kawasan distribusi termasuk menuju kawasan wisata. Menurut Oxford Economies tahun 2017, telah memprediksi sejumlah peningkatan pembangunan infrastruktur Indonesia di sektor transportasi (jalan, laut, rel, dan bandar udara). Sementara, untuk pembangunan infrastruktur di sektor telekomunikasi dinilai masih kecil dibandingkan dengan sektor transportasi namun, capaian ini sudah lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Media juga ditengarai harus berkontribusi dalam upaya penyederhanaan beserta perevisian regulasi yang dianggap menghambat penciptaan lapangan kerja serta pemberdayaan usaha di level mikro, kecil, maupun menengah. Menurut Bank Dunia tahun 2019, data ease of business Nusantara berhasil masuk dalam urutan ke-73, Namun jika dilihat dari segi starting business masih harus terima berada di level 134. Untuk dealing with construction permit Indonesia masih berada di peringkat ke-112. Hal ini berarti, regulasi di Indonesia dinilai masih keruh dan memakan waktu yang lama. Sehingga penciptaan regulasi yang dianggap ramah investasi,  simplifikasi termasuk sinkronisasi regulasi. Baik di dalam pemerintahan pusat maupun pemerintah daerah, juga sangat fundamental untuk diwujudkan.

Mengapa faktor ekonomi dinilai penting, sebab melalui sektor ini masyarakat akan mampu meningkatkan kesejahteraan kehidupan yang mereka miliki. Jika kesejahteraan telah tercapai bukan tak mungkin akan bisa mewujudkan stabilitas ekonomi nasional dengan lebih baik. Sementara hubungan antara peran warganet guna menerapkan edukasi di semua lini masyarakat ini akan berdampak pada pola pikir dan perilaku, agar masyarakat sadar bahwa perwujudan Indonesia Maju bisa dimulai dari peningkatan SDM.

Peningkatan SDM bukan hanya melalui wajib belajar saja, namun mencakup berbagai sektor pendidikan. Termasuk edukasi dalam pengelolaan media sosial dengan bijak dan lebih baik. Apalagi kecanggihan teknologi ini dinilai gampang untuk dipelajari. Sehingga tak membutuhkan gelar agar bisa menjadi ahli. Dengan aktif berbagi ilmu yang menunjang pembangunan, maka hal ini tak menutup kemungkinan bisa memotong mata rantai berbau negatif yang ada di dunia maya.

Penerapan edukasi ini bisa dimulai dengan saling bertoleransi, menghargai dan menghormati pihak lain. Tidak ikut-ikutan ramai memposting konten yang belum fix kebenarannya. Atau, bisa juga menerapkan sistem saring sebelum sharing. Sehingga penyebaran konten-konten yang tak bagus bagi perkembangan pembangunan Indonesia Maju bisa lebih dikontrol dan diorganisir.

)* Penulis adalah pengamat sosial politik

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih