Angka Kematian Akibat Covid Terus Melandai
Oleh : Zainudin Zidan )*
Pemerintah terus optimal dalam mengendalikan pandemi Covid-19 yang tercermin dari terus melandainya kematian akibat Covid-19. Namun demikian, masyarakat diimbau untuk selalu taat Prokes karena pandemi virus Corona masih terus terjadi.
Corona menjadi penyakit yang ditakuti selama 2 tahun ini, karena virus Covid-19 memiliki resiko terbesar berupa kematian. Apalagi jika pasien belum divaksin, ia bisa merasa pusing, sesak nafas, dan berpotensi untuk kehilangan nyawa akibat badai sitokin. Oleh karena itu ketika seseorang dinyatakan positif Covid, berusaha keras untuk berobat dan mendapatkan ruang untuk rawat inap, agar lekas pulih.
Namun kita patut menarik nafas lega karena angka kematian akibat Corona terus melandai. Ketua tim pakar satgas penanganan Covid, dokter Wiku Adisasmito menyatakan bahwa dalam seminggu terakhir, hanya ada kurang dari 1.000 kematian per harinya akibat virus Covid-19. Sedangkan rata-rata adalah 536 kematian akibat Corona (di seluruh Indonesia).
Fakta bahwa makin banyak yang selamat dari ancaman kematian akibat kena Corona aat disyukuri, karena yang diprediksi tidak terjadi. Saat pandemi berkepanjangan (hampir 2 tahun) aka dikhawatirkan jumlah penduduk di Indonesia akan berkurang drastis akibat virus jahat ini. Namun ternyata tidak terbukti, karena lebih banyak pasien yang sehat daripada meninggal dunia.
Turunnya angka kematian akibat Corona juga merupakan hasil dari keberhasilan PPKM. Program ini mampu mengendalikan penularan virus Covid-19 di Indonesia, bahkan tinggal hanya 20% saja dari jumlah awal, sekaligus mengurangi jumlah pasien yang meninggal. Ini merupakan sebuah progress yang sangat bagus.
Penyebab dari turunnya angka kematian salah satunya karena makin sedikit pasien dan menyebabkan Rumah Sakit makin sepi, sehingga para tenaga medis bisa bertugas dengan beban yang tak terlalu berat. Mereka bekerja lebih maksimal sehingga fokus pada pasien-pasien yang ada, sehingga bisa lekas sembuh. Pasien yang hanya menunjukkan gejala ringan juga hanya diminta untuk isolasi mandiri sehingga RS tidak lagi membludak.
Dokter Wiku melanjutkan, rendahnya angka kematian akibat Corona juga berpengaruh terhadap BOR (tingkat keterisian ranjang di RS). Penyebabnya karena pasien bisa lekas sembuh, hanya butuh waktu maksimal 2 minggu untuk mondok di RS, lalu pulang dalam keadaan sehat. Kita bisa optimis mengakhiri masa pandemi dengan lebih cepat dari perkiraan awal.
Apalagi ditunjang pula dengan ventilator dan alat-alat kesehatan lain di RS yang makin lengkap. Sehingga pasien tidak akan kelimpungan karena berebut ventilator atau tabung oksigen.
Ketika banyak yang selamat dari Corona maka bersyukur bisa pulih kembali, lalu semangat untuk bekerja dan melanjutkan hidup. Sehingga bisa berkarya lagi dan tetap survive walau di tengah pandemi. Meski belum tahu kapan pandemi akan berakhir, tetapi wajib optimis dan bekerja keras, agar masa depan lebih baik lagi, serta tak lagi takut akan dihantui Corona.
Meskipun jumlah kematian akibat Corona menurun, kita masih harus waspada. Jangan melepas masker sembarangan dan jangan pula malas memakainya, karena masih harus dikenakan walau pergi sebentar ke rumah tetangga. Masker adalah proteksi pertama dari droplet yang membawa virus Covid-19 dan Anda tentu tak mau kehilangan nyawa karena malas pakai masker, bukan?
Turunnya jumlah pasien Corona adalah hal yang amat disyukuri, karena kita bisa selamat dari terkaman Corona. Semua ini terjadi karena PPKM dan program-program lain yang ditetapkan oleh pemerintah. Akan tetapi, semua orang masih wajib untuk menerapkan protokol kesehatan 10M dan jangan lengah sedikitpun, karena pandemi belum benar-benar berakhir.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Pekanbaru