Antisipasi Serangan Teror KST Papua Jelang PON XX
Oleh : Rebecca Marian )*
Aparat Keamanan dan masyarakat diharapkan terus mengantisipasi serangan teror Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua menjelang pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX . Rakyat Papua pun mendukung tindakan tegas terhadap KST agar Papua tetap damai dan pelaksanaan PON dapat berjalan aman dan lancar.
Pekan Olahraga Nasional (PON) XX akan diselenggarakan di Papua tanggal 2 Oktober 2021. Ketika makin mendekati hari-H maka panitia berusaha agar tidak ada kendala yang menghalangi, baik saat pembukaan maupun penyelenggaraannya. Salah satu yang bisa jadi batu sandungan adalah keberadaan KST yang terang-terangan menentang acara ini sejak awal.
KST memang tidak suka akan berbagai program pemerintah, termasuk PON, karena bagi mereka Papua sedang dijajah. Hal ini amat aneh karena mayoritas warga di Bumi Cendrawasih pro NKRI dan menentang KST. Mereka tidak mau diajak untuk mendirikan Negara Federal Papua Barat, dan menyatakan cinta Indonesia, serta mendukung kesuksesan PON XX.
Untuk menjaga keberhasilan PON XX maka dilakukan berbagai cara, agar tidak ada gangguan dari kelompok teroris. Ketua BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan bahwa serangan terorisme saat penyelenggaraan PON adalah sebuah keniscayaan. Pihaknya terus berkoordinasi dengan jaringan intelijen untuk memberi masukan dan meningkatkan kewaspadaan jelang pembukaan PON XX.
Komjen Pol Boy Rafli Amar melanjutkan, Papua adalah daerah yang memiliki keterkaitan dengan ISIS. Hal ini terbukti dengan penangkapan beberapa orang di Merauke pada medio mei 2021. Selain itu, Bumi Cendrawasih juga berkaitan dengan aksi kekerasan yang dilakukan oleh KST. Mereka tak hanya beroperasi di pegunungan tetapi juga daerah lain.
Untuk mencegah serangan KST yang bisa mengacaukan PON XX maka aparat makin ketat dalam pengamanan. Setidaknya 9.000 orang polisi diterjunkan untuk mengamankan PON, tak hanya di sekitar arena pertandingan, tetapi juga di Wisma Atlet sebagai tempat penginapan para tamu kontingen dari provinsi lain. Di bus penjemputan juga ada pengamanan yang ketat.
Selain itu, di sekitar arena PON juga ada tambahan pengamanan dengan memanfaatkan teknologi drone. Dengan pesawat mini ini maka bisa dipantau apakah ada potensi kerusuhan. Jangan sampai saat pembukaan PON ada anak panah yang dilayangan oleh KST, sehingga mengacaukan acara dan membuat malu panitia. Penggunaan drone amat berguna untuk mencegah masuknya anggota KST ke arena PON.
Drone juga dilengkapi dengan kamera bersensor, jadi orang yang masuk dalam blacklist atau dicurigai sebagai anggota KST, bisa ditandai. Lantas panitia dan aparat bisa terjun untuk melakukan tindakan pencegahan. Pesawat mini ini juga bisa dipantau sehingga mencegah terjadinya kerumunan, karena PON XX diselenggarakan saat pandemi.
Cara lain untuk mengamankan PON adalah dengan melakukan razia. Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Rusdi Hartono menyatakan bahwa Polri, TNI, dan instansi lain telah membuat rencana pengamanan. Caranya dengan razia antar wilayah di seluruh Papua. Diharap dengan cara ini maka akan ada pencegahan dari kerusuhan, baik yang dilakukan oleh KST maupun kelompok lain.
Saat razia tentu wajib diperiksa apakah seseorang membawa senjata tajam, senjata api, minuman keras, atau benda-benda berbahaya lainnya. Masyarakat sadar bahwa razia adalah langkah pencegahan dari kerusuhan saat PON diselenggarakan. Oleh karena itu mereka tidak mengeluh saat ada razia di jalanan.
Jelang pembukaan PON XX awal oktober nanti, pengamanan makin ketat dilakukan, di seluruh wilayah Papua. Polisi makin gencar melakukan razia, agar tidak ada anggota KST yang lolos lalu mengacaukan penyelenggaraan PON. Selain itu, pengamanan juga digencarkan, terutama di sekitar arena pertandingan.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta