Warta Strategis

Antisipasi Terjadinya Gelombang Ketiga Covid-19

Oleh : Ellyse Kusumawardhani )*

Pemerintah dan stakeholder kesehatan terus berupaya untuk memitigasi potensi gelombang ketiga Covid-19. Masyarakat pun diharapkan terlibat aktif untuk mencegah potensi ancaman tersebut dengan selalu taat Prokes dan menaati imbauan Pemerintah.

Mahesa Paranadipa Maikel selaku Ketua Pelaksana Harian Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI), mengatakan beberapa pakar epidemiologi memprediksi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia terjadi pada akhir tahun 2021. Ia mengatakan, salah satu faktor penyebabnya adalah penyebaran varian delta.

Dalam kesempatan diskusi secara virtual di kanal Youtube Mahesa mengatakan, dirinya berharap agar gelombang ke-3 yang diprediksi terjadi pada akhir tahun jangan sampai terjadi. Apalagi Indonesia memiliki pengalaman traumatis pada bulan Juli 2021 lalu.

            Meski demikian, Mahesa mengatakan, para pakar memprediksi gelombang ketiga Covid-19 tidak lebih parah dari gelombang pertama dan kedua. Hal ini disebabkan oleh cakupan vaksinasi Covid-19 di Indonesia mulai meningkat. Dirinya mengatakan, untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19, sosialisasi dan edukasi akan pentingnya penerapan protokol kesehatan harus terus digalakkan.

            Selain itu, cakupan vaksinasi dosis pertama dan kedua harus ditingkatkan hingga mencapai 70 persen.             Dia menuturkan, pihaknya berharap agar bisa mencapai 78 persen, tapi tentunya angka tersebut jika di-breakdown tentu akan ada beberapa daerah yang cakupan vaksinasi suntikan kedua mungkin sudah mendekati angka 70%.

            Saat ini Kasus Covid-19 di Indonesia menurun secara drastis. Meski demikian, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi pada Juni-Juli lalu masih menjadi duka dan pelajaran agar tak kembali terulang. Risiko terjadinya gelombang ketiga pada akhir tahun pun diharapkan dapat dicegah oleh semua lapisan masyarakat, termasuk kalangan medis.

            Pada 12 Oktober 2021 lalu, satgas penanganan Covid-19 mencatat 4.229.813 kasus Covid-19, setelah diketahui bertambah 1.261 kasus dalam 24 jam terakhir.  Sementara itu, jumlah pasien yang telah dinyatakan sembuh telah mencapai 4.065.425 dan 142.763 orang dinyatakan meninggal dunia. Satgas juga melaporkan saat ini terdapat 21.625 kasus aktif Covid-19.

            Pada kesempatan berbeda, Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (Persi) meminta semua rumah sakit tetap siaga menghadapi gelombang ketiga Covid-19 yang diprediksi akan terjadi pada akhir tahun.  Lia G Partakusuma selaku Sekjen Persi menuturkan, pihaknya tidak hanya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 akibat libur akhir tahun, tetapi mobilitas masyarakat yang sudah mulai meningkat.

            Dirinya menuturkan, bahwa Persi sudah membuat edaran pada bulan September kemarin untuk tetap menyiagakan rumah sakit, terutama di daerah perbatasan, pihaknya juga sudah meminta agar rumah sakit untuk lebih siaga.

            Menurut Lia, pelonggaran-pelonggaran aktivitas yang ditetapkan oleh pemerintah selama penurunan kasus Covid-19 dapat memicu pergerakan masyarakat dari suatu tempat ke tempat lain.

            Hal tersebut tentu saja dapat berisiko terjadinya peningkatan penularan virus corona yang pada saat ini cukup terkendali.  Lia juga mendukung rumah sakit di daerah-daerah yang sudah menyiapkan sumber daya manusia (SDM) dan sarana untuk menghadapi gelombang ketiga Covid-19.

            Namun, ia berharap agar semua pihak dapat berkontribusi dalam menekan penurunan kasus Covid-19. Lia juga mengajak kepada seluruh masyarakat, agar menahan diri untuk tidak terlalu banyak bepergian karena kemungkinan penularan virus saat bepergian, apalagi kalau protokol kesehatannya tidak dipatuhi. Lia juga berpesan agar kita sama sama saling jaga.

            Sebelumnya, Dicky Budiman selaku Ahli Epidemiologi dari Griffith University memprediksi, bahwa tidak menutup kemungkinan Indonesia akan mengalami gelombang ketiga pandemi Covid-19. Dirinya mengatakan, meskipun di level nasional Indonesia telah mengalami tren kasus Covid-19 yang membaik, namun secara level kabupaten/kota masih sangat memprihatinkan. Meski angka absolut juga mengalami perbaikan namun fondasi angka untuk mendukung angka itu di banyak daerah masih lemah terutama kapasitas 3T (treatment, tracing dan testing) dalam merespon eskalasi pandemi.

            Ditambah lagi, berbicara mengenai adanya kapasitas dan cakupan vaksinasi Covid-19 di luar pulau Jawa di mana masih belum memadai. Sehingga saat ini secara level global pun tengah menghadapi adanya gelombang ketiga. Dicky menuturkan, dari level global pun di mana dunia mengalami gelombang ketiga tentunya akan berdampak pada Indonesia apabila kita tidak melakukan mitigasi kuat.

            Dengan pengalaman pada Juli 2021 lalu yang merupakan gelombang kedua pandemi Covid-19, maka Indonesia sudah memiliki pengalaman untuk menangani pandemi jika pandemi gelombang ketiga menimpa Indonesia.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih