Aparat Keamanan Berkomitmen Bebaskan Pilot Susi Air Dari KST
Oleh : Marcellino Angel Krey )*
Meski sempat terkendala cuaca yang ekstrem hingga medan yang sulit terjangkau di beberapa wilayah Bumi Cenderawasih, namun seluruh jajaran aparat keamanan memang terus menerus dengan sama sekali tidak mengenal lelah dalam upaya melakukan pembebasan Pilot Susi Air.
Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz 2023, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramdhani menyatakan bahwa cuaca yang sangat ekstrem dengan medan yang sangat sulit untuk ditempuh sempat menjadi kendala bagi seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menjalankan misi evakuasi, pencarian, penyelamatan serta pembebasan pilot maskapai Susi Air.
Sebelumnya memang sempat terjadi aksi penyanderaan Kapten Pilot Philips Mark Mehrtens, yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua pimpinan Egianus Kogoya. Aksi itu juga diwarnai dengan penyerangan serta pembakaran pesawat. Bahkan, pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut telah mereka sandera sejak awal bulan Februari 2023 lalu.
Pilot langsung disandera sesaat setelah dirinya berhasil mendaratkan pesawat yang ia kemudikan di Bandara Paro, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua pegunungan. Lalu dia langsung disandera ketika kondisi pesawat yang dia kendalikan dibakar oleh gerombolan KST pimpinan Egianus Kogoya.
Tanggal 26 Mei 2023 lalu atau sekitar 2 (dua) bulan setelah kejadian penyanderaan dan penyerangan itu, pihak KST Papua sempat merilis sebuah video yang menunjukkan bagaimana kondisi Philips Mark Mehrtens dan menyatakan bahwa mereka akan segera melakukan penembakan serta menghabisi nyawa sang pilot apabila memang tidak ada negosiasi dalam kurun waktu 2 (dua) bulan ke depan.
Meski sempat terkendala dengan adanya cuaca ekstrem hingga medan yang sangat sulit untuk ditempuh, seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan tersebut terus menegaskan dan memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus melakukan pencarian.
Pada awalnya, upaya pencarian akan pilot Susi Air itu dilakukan hingga menyusuri sebanyak 3 (tiga) wilayah sekaligus, yakni di Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Lanny Jaya serta Kabupaten Nduga yang memang disinyalir merupakan tempat persembunyian serta sarang dari gerombolan separatis tersebut.
Akan tetapi setelah mengetahui informasi jauh lebih dalam lagi, kini upaya pencarian dan misi evakuasi serta pembebasan Philips Mark Mehrtens difokuskan oleh seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan dengan menyebar di semua pelosok Kabupaten Nduga.
Sebagai informasi, bagaimana gambaran medan yang sangat sulit berada di Kabupaten Nduga tersebut, yakni wilayah itu memiliki topografi bukit dengan ketinggian hingga mencapai 3.000 (ribu) meter. Jelas sekali sebenarnya dengan ketinggian tersebut sempat menjadikan upaya pembebasan pilot Susi Air sempat terkendala.
Sementara itu, Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laksamana Yudo Margono menegaskan bahwa seluruh upaya untuk melakukan pembebasan Pilot Susi Air yang disandera oleh KST Papua pimpinan Egianus Kogoya itu sama sekali tidak akan menggunakan pendekatan militer dan hanya mengedepankan pendekatan yang sangat humanis, yakni membuka selebar mungkin ruang komunikasi serta negosiasi.
Pasalnya, memang dengan upaya negosiasi itu dinilai akan jauh lebih baik apabila jika dibandingkan dengan opsi melakukan penyerangan dengan pengerahan kekuatan militer ke sana. Bagaimana tidak, pasalnya apabila justru pihak jajaran aparat keamanan dari personel gabungan melakukan pendekatan secara militer, maka efek buruk yang ditimbulkan akan jauh lebih besar.
Hal tersebut dikarenakan terdapat potensi risiko yang sangat tinggi apabila jajaran aparat keamanan melakukan pendekatan dengan kekerasan, maka opsi itu justru akan mendatangkan dampak yang buruk dan bisa saja dirasakan meluas bagi masyarakat setempat dan daerah di sana.
Sampai saat ini, Pemerintah juga masih terus melakukan segenap daya dan upaya untuk berusaha melakukan negosiasi bahkan dengan berbagai macam strategi seperti pendekatan dengan menggunakan para tokoh agama, tokoh masyarakat hingga tokoh adat setempat.
Banyak sekali upaya komunikasi yang terus dilakukan kepada pihak KST Papua sehingga harapan semua pihak bisa tercapai, yakni kesepakatan mengenai pembebasan Pilot Susi Air terjadi dengan lancar dan penuh kedamaian.
Apresiasi sangat besar tentu patut untuk diberikan kepada seluruh jajaran aparat keamanan yang sama sekali tidak mengenal kata lelah sedikitpun dalam segenap daya upaya mereka dalam misi penyelamatan dan pembebasan pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens meski memang di wilayah Bumi Cenderawasih sempat terkendala dengan adanya cuaca ekstrem serta medan yang sulit terjangkau.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Kalimantan