Aparat Keamanan Miliki Peran Penting Jaga Kondusifitas Pilkada 2024
Oleh : Fabian Aditya Pratama )*
Pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 yang akan segera berlangsung, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menegaskan pentingnya peran strategis aparat keamanan seperti TNI, Polri, hingga Badan Intelijen Negara (BIN) dalam menjaga stabilitas negara. Tidak hanya sebagai penjaga keamanan, kedua institusi ini memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan transisi pemerintahan yang mulus, terutama dalam masa yang penuh dengan ketidakpastian seperti pemilu.
Dalam pengarahan yang diberikan kepada pejabat tinggi TNI dan Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur, Presiden menekankan bahwa sinergi antara kedua institusi ini menjadi faktor krusial dalam menjaga keamanan, khususnya menjelang Pilkada dan transisi pemerintahan yang akan datang.
Kepada masyarakat Indonesia, ini menjadi ajakan untuk tetap tenang dan percaya bahwa stabilitas negara berada di tangan institusi yang tepat. TNI dan Polri, dengan kapasitas serta profesionalisme yang mereka miliki, akan memastikan bahwa seluruh proses berjalan lancar dan damai.
Keterlibatan mereka adalah jaminan bahwa demokrasi Indonesia dapat berkembang dengan baik, tanpa adanya ancaman konflik yang dapat merusak tatanan yang telah dibangun.
Presiden Jokowi menggarisbawahi bahwa TNI dan Polri memiliki tugas penting dalam memastikan stabilitas tetap terjaga, baik selama Pilkada maupun transisi pemerintahan dari dirinya kepada Presiden terpilih, Prabowo Subianto.
Peringatan ini bukan tanpa alasan, mengingat sejarah panjang demokrasi Indonesia yang tidak jarang diwarnai oleh ketegangan politik, terutama di daerah-daerah yang memiliki potensi konflik tinggi.
Dengan latar belakang tersebut, Jokowi menekankan transisi pemerintahan yang damai harus menjadi prioritas utama. Hal ini tidak hanya berkaitan dengan kelancaran pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, tetapi juga dalam proses Pilkada yang akan menentukan pemimpin-pemimpin baru di tingkat daerah, baik itu gubernur, bupati, maupun wali kota.
TNI dan Polri dituntut untuk mengambil langkah proaktif dalam mengantisipasi segala bentuk potensi gangguan yang dapat merusak proses demokrasi ini. Hal ini mencakup ancaman dari kelompok-kelompok yang mungkin ingin memanfaatkan situasi untuk menciptakan kekacauan, serta gangguan dari dalam negeri yang berkaitan dengan persaingan politik yang tidak sehat.
Tidak hanya di tingkat nasional, instruksi Presiden juga ditujukan kepada aparat keamanan di daerah, terutama yang berpotensi menghadapi tantangan keamanan lebih besar. Contoh nyata dapat dilihat dari sinergi yang telah terjalin antara Polres Jayapura dan TNI di Papua, di mana kolaborasi ini bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) sepanjang tahapan Pilkada 2024.
Kapolres Jayapura, AKBP Umar Nasatekay, menegaskan bahwa kerja sama antara kepolisian, TNI, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat diperlukan dalam menjaga stabilitas keamanan di daerah. Hal ini dilakukan melalui apel gelar pasukan dalam rangka Operasi Mantap Praja Cartenz 2024, yang fokus utamanya adalah pada pengamanan Pilkada. Operasi ini mencerminkan kesiapsiagaan Polri dalam memastikan bahwa proses demokrasi berlangsung dengan aman, lancar, dan damai. Operasi ini akan berlangsung hingga seluruh rangkaian Pilkada selesai, mulai dari kampanye, pemungutan suara, hingga penetapan hasil akhir.
Umar juga menekankan bahwa potensi konflik di beberapa daerah perlu diantisipasi dengan langkah-langkah yang tepat. Pengawasan dan patroli yang lebih ketat di daerah-daerah yang dianggap rawan konflik menjadi bagian penting dari strategi keamanan yang diterapkan.
Sejarah menunjukkan bahwa Pilkada, terutama di daerah-daerah yang memiliki kerentanan terhadap konflik, seringkali menjadi medan panas bagi berbagai kepentingan politik. Tidak hanya persaingan antar calon yang menjadi sorotan, tetapi juga dinamika sosial-politik di daerah yang dapat menjadi pemicu ketegangan.
Hal ini membuat keterlibatan TNI dan Polri semakin krusial dalam mengawal proses tersebut. Tantangan keamanan yang luas dan kompleks, sebagaimana diutarakan Kapolres Jayapura, memerlukan penanganan yang komprehensif dan terkoordinasi. Tidak dapat dipungkiri bahwa stabilitas keamanan adalah syarat mutlak bagi tumbuhnya ekonomi dan keberlanjutan pembangunan.
Presiden Jokowi, dalam pidatonya, menyinggung negara-negara di Timur Tengah yang hingga kini belum mampu membangun karena terjebak dalam konflik berkepanjangan. Pesan ini sangat relevan bagi Indonesia, yang saat ini tengah dalam proses pembangunan besar-besaran, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, maupun sumber daya manusia.
Keterlibatan TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas negara bukan hanya untuk kepentingan politik semata, tetapi juga untuk memastikan bahwa pembangunan nasional dapat berjalan tanpa hambatan. Tanpa keamanan yang stabil, pertumbuhan ekonomi akan terhambat, dan pembangunan pun tidak akan berjalan sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, sinergi antara TNI dan Polri dalam menjaga keamanan selama Pilkada 2024 adalah bagian integral dari upaya menjaga pertumbuhan dan pembangunan nasional.
Di tengah dinamika politik yang selalu berubah, satu hal yang pasti adalah kebutuhan akan stabilitas keamanan. TNI dan Polri memegang peran kunci dalam menjaga stabilitas tersebut, baik dalam proses Pilkada maupun dalam transisi pemerintahan. Presiden Jokowi telah menegaskan pentingnya sinergi antara kedua institusi ini, dan harapan seluruh masyarakat Indonesia terletak pada profesionalisme mereka.
Dengan semakin dekatnya Pilkada 2024, masyarakat diajak untuk berpartisipasi secara aktif dan menjaga kedamaian. Bersama-sama dengan TNI dan Polri, kita dapat memastikan bahwa proses demokrasi ini berlangsung dengan aman, damai, dan lancar, demi masa depan Indonesia yang lebih baik.
)* Kontributor Nawasena Institute