Aparat Keamanan Siapkan Rangkaian Strategi Mutakhir Hadapi KST Papua
Oleh : Hendrik Pattipawae )*
Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) menyiapkan rangkaian strategi mutakhir dalam rangka untuk menghadapi Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang terus saja melancarkan berbagai macam aksi kejam dan biadabnya, bahkan tidak jarang pula mengakibatkan masyarakat sipil yang tidak berdosa menjadi korban.
Penanganan dalam menghadapi gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih tersebut memang sampai saat ini terus menjadi salah satu perhatian yang sangat serius dari aparat keamanan, salah satunya, oleh Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jenderal Agus Subiyanto. Dirinya menyebutkan bahwa sekarang ini pendekatan penanganan yang dilakukan oleh aparat keamanan tatkala menghadapi gerombolan bersenjata itu adalah menerapkan soft approach berupa operasi teritorial.
Lebih lanjut, terkait dengan bagaimana pendekatan soft approach yang dimaksudkan tersebut, pihak aparat keamanan akan terus menggelar adanya operasi teritorial untuk semakin mendukung adanya percepatan pembangunan di seluruh pelosok Tanah Air, utamanya di Provinsi paling Timur Indonesia itu.
Akan tetapi, tentunya pendekatan secara soft approach tersebut bukanlah satu-satunya strategi yang telah disiapkan oleh pihak aparat keamanan. Pasalnya, Panglima TNI sendiri menegaskan bahwa pihaknya juga telah mempersiapkan adanya rangkaian strategi lainnya tatkala misalnya justru KST Papua sendiri sama sekali tidak mengindahkan penanganan soft approach yang telah dilakukan aparat keamanan.
Maka, apabila ternyata gerombolan teroris di Bumi Cenderawasih itu tidak bisa tertangani dengan baik jika menerapkan pendekatan secara soft approach, maka pihak aparat keamanan akan langsung melakukan tindakan terakhir mereka berupa pendekatan hard approach.
Namun perlu dicatat, bahwa pendekatan hard approach sendiri merupakan sebuah langkah terakhir yang hanya akan dilakukan oleh pihak aparat keamanan apabila ternyata penanganan secara soft approach gagal untuk meredam berbagai macam aksi dan kebiadaban yang dilakukan oleh KST Papua.
Dengan kata lain, jika ternyata gerombolan separatis tersebut justru sama sekali tidak mengindahkan pendekatan secara soft approach dan malah menggunakan senjata, tentunya pihak aparat keamanan sendiri sama sekali tidak akan pernah gentar dengan segala ancaman serta gertakan yang dilakukan oleh kelompok separatis dan teroris itu dan juga akan langsung melawan mereka dengan menggunakan senjata pula.
Meski seluruh skenario dan juga rangkaian strategi secara mutakhir sudah dipersiapkan dengan sangat matang tatkala berhadapan dengan KST Papua pada berbagai macam situasi, namun tentunya pihak aparat keamanan sendiri sama sekali tidak mengharapkan jika sampai terjadinya penggunaan senjata.
Sebenarnya, Provinsi Papua sendiri telah diberikan anggaran dengan besaran yang cukup tinggi oleh Pemerintah Pusat. Akan tetapi ternyata sangat disayangkan bahwa dengan adanya anggaran yang tinggi tersebut namun nyatanya kesenjangan sosial diantara masyarakat di Tanah Papua masih terjadi.
Hal tersebut setelah diselidiki ternyata juga sama sekali tidak bisa dilepaskan dari banyaknya pergerakan dan berbagai macam aksi kekejaman yang terus digencarkan oleh KST Papua, yang mana seluruh hal tersebut jelas sangatlah menghambat semua rencana pemerintah selama ini untuk berfokus melakukan percepatan pembangunan dan pemerataan pembangunan untuk menanggulangi kesenjangan sosial dan masyarakat di seluruh pelosok negeri.
Untuk itu, dengan adanya keberadaan seluruh prajurit gabungan dari aparat keamanan termasuk di dalamnya adalah personel TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) bertujuan untuk terus membantu seluruh program yang telah digencarkan oleh pemerintah selama ini, yang mana semuanya jelas bertujuan untuk semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri.
Pasalnya, seluruh aparat keamanan dari personel gabungan tersebut terus berkomitmen dengan sangat kuat untuk menjalin sinergitas dan berkolaborasi dengan seluruh instansi lain seperti kementerian atau lembaga terkait lainnya demi kelancaran percepatan pembangunan di Tanah Papua.
Jenderal Agus Subiyanto juga sangat berhadap kepada pihak Pemerintah Daerah (Pemda) terkait maupun instansi lainnya, jika misalnya hendak melaksanakan berbagai macam program ataupun pekerjaan khususnya di daerah yang dianggap berpotensi serta sangat rawan akan adanya gangguan dari KST Papua, agar semua pihak tersebut meminta bantuan pengamanan kepada aparat keamanan personel gabungan seperti TNI dan Polri, sehingga kondisi bisa diamankan dan situasi kamtibmas mampu berjalan dengan sangat kondusif.
Dirinya sangat menyoroti dan menyayangkan adanya insiden penembakan yang dilakukan oleh gerombolan penyebar teror di Bumi Cenderawasih tersebut terhadap para pekerja yang sedang melakukan proses pembangunan, seperti yang terjadi pada para pekerja proyek Puskesmas beberapa waktu lalu.
Sehingga, bisa dikatakan bahwa kolaborasi yang baik dari berbagai pihak secara lintas sektoral dengan para aparat keamanan personel gabungan tentu akan semakin membantu akan seluruh proses dan kelancaran pembangunan di Papua.
Terlebih, aparat keamanan Republik Indonesia sendiri juga telah memiliki dan mempersiapkan seluruh rangkaian strategi secara sangat mutakhir demi mampu menghadapi KST Papua bahkan dengan berbagai macam skenario dan pendekatan terbaik yang tegas serta tetap terukur.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Bali