Aparat Terus Optimal Memberantas KST demi Keamanan Rakyat Papua
KST adalah organisasi separatis yang mengganggu keamanan warga Papua. Sudah seharusnya KST diberantas agar tidak meresahkan masyarakat. Anggota TNI dan Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja keras untuk membasmi KST agar mereka tidak bisa meneror warga di Bumi Cendrawasih.
Papua di era pemerintahan Presiden Jokowi terus dibangun agar lebih maju dan tak kalah dari provinsi lain. Program otonomi khusus dilanjutkan dan modernisasi terus dilakukan. Hasilnya antara lain Jembatan Youtefa, Jalan Trans Papua, dan lain sebagainya. Sayang sekali eksotisme Papua yang sudah modernisme ini tidak pernah dianggap oleh KST. Mereka tetap saja melakukan penyerangan, utamanya terhadap rakyat sipil.
KST terus melakukan penyerangan dan memakan korban luka-luka, bahkan korban jiwa. Oleh karena itu aparat gabungan dari TNI dan Polri terus siaga dalam rangka pemberantasan KST. Mereka bersiaga demi keamanan warga Papua.
Baru-baru ini, aparat gabungan TNI-Polri menembak mati 3 anggota kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Aksi itu sempat diwarnai saling tembak antara aparat dan anggota KKB.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan bahwa saat mendapat informasi seorang tukang ojek tewas ditembak KKB, aparat TNI Polri langsung melalukan pengejaran, hingga akhirnya terjadi kontak tembak di Kampung Mundidok, Kabupaten Puncak, Rabu 22 Maret 2023.
Benny menerangkan tindakan ini dilakukan pascapenembakan seorang tukang ojek di Distrik Ilaga. Akhirnya aparat TNI-Polri langsung melalukan pemantauan melalui udara dengan menggunakan drone. Tak lama berselang, aparat mendapati sekelompok KKB yang diduga berjumlah 20 orang. Mereka terlihat membawa 2 pucuk senjata api (senpi).
Saat melakukan pemantauan melalui observasi udara, terlihat sekitar 20 orang membawa 2 pucuk senjata api sedang melakukan penyeberangan dari Kampung Mundidok menuju ke arah Kampung Kimak, yang kemudian langsung dilakukan tindakan tegas terhadap kelompok tersebut sehingga kontak tembak terjadi.
Setelah saling tembak terjadi, aparat melakukan penyisiran di sekitar lokasi dan menemukan seorang anggota KKB bernama Enius Tabuni (22). Enius diduga tewas akibat terkena tembakan dari aparat.
Anggota Polri juga menemukan 3 buah senpi kaliber 5.56 MM, 1 buah selongsong amunisi kaliber 5,56 MM, 2 buah Noken, 1 buah kunci motor dan 2 bungkus rokok di lokasi kontak tembak. Dalam kontak tembak itu tak ada anggota kita yang terluka maupun korban jiwa,
Aparat terus memberantas KST demi keamanan rakyat. Penyebabnya karena ketika mereka sudah melakukan penyerangan, dalam beberapa hari kemudian akan ada serangan lanjutan. Oleh karena itu wilayah Kabupaten Puncak dijaga ketat oleh aparat agar masyarakat aman dan tidak menjadi korban KST.
Satgas Damai Cartenz sebagai tim yang khusus dibentuk dalam memberantas KST makin rajin dalam melakukan patroli. Satgas yang terdiri dari anggota TNI dan Polri biasanya menyatroni Kabupaten Puncak, karena di sana masih rawan konflik. Masyarakat harus dijaga angan sampai ada serangan KST yang bisa menyebabkan korban luka-luka, bahkan korban jiwa.
Selain itu, Satgas Damai Cartenz juga mencari di mana saja markas KST, karena mereka tak hanya punya 1 markas. Jika sudah ketemu maka akan mudah untuk menangkap karena di sana berkumpul banyak anggota KST. Mereka bisa dibekuk dan dimasukkan ke dalam bui, agar tak lagi meresahkan masyarakat.
Deputi V KSP (Kantor Staf Presiden) bidang Hukum, Keamanan, dan HAM Jaleswari Pamodhowardani menjelaskan bahwa KST sangat brutal, oleh karena itu aparat harus bertindak dan melakukan penegakan hukum secara tuntas pada KST.
Jaleswari menambahkan, KST pantas ditangkap karena mereka mengganggu masyarakat sipil. Mereka juga merusak fasilitas umum dan fasilitas kesehatan. Bahkan terakhir, KST tega menyerang para tenaga medis di Kiwirok dan menimbulkan korban jiwa, padahal saat itu sedang bertugas untuk memeriksa kondisi kesehatan rakyat di sana. Oleh karena itu penangkapan KST oleh aparat didukung penuh.
Aparat memang selalu siaga di Papua, bukan untuk mengubahnya jadi daerah operasi militer, tetapi untuk menjaga keamanan masyarakat di Bumi Cendrawasih. Selain aparat yang biasanya bertugas, mereka sangat terbantu oleh Satgas Nemangkawi yang memang khusus diterjunkan untuk memburu anggota KST. Para anggota Satgas adalah putra terbaik bangsa yang rela bergerilya ke hutan demi membela negaranya.
Satgas Damai Cartenz turun langsung untuk mencari markas KST, karena mereka bergerilya sampai tengah hutan belantara dan pegunungan. Kondisi geografis Papua yang masih hijau menguntungkan mereka untuk bersembunyi. Mereka harus sangat teliti untuk menemukan markas KST, apalagi markasnya tidak hanya 1 tetapi banyak dan berpencar-pencar.
Dalam siaran pers Humas Satgas Damai Cartenz disebutkan bahwa tim gabungan TNI dan Polri berhasil memetakan tempat-tempat persembunyian anggota KST. Lokasinya tidak hanya di Intan Jaya, tetapi juga di Distrik Iwika, Mimika, dan daerah-daerah lain. Dengan pemetaan ini maka penangkapan akan lebih terstruktur dan diprediksi berhasil 100%.
Aparat gabungan TNI dan Polri ditugaskan untuk membantu Satgas Damai Cartenz dalam penangkapan KST. Tujuannya agar keamanan warga benar-benar terjaga. Jangan sampai KST lolos dan menembaki warga sipil dan terjadi tragedi lagi karena banyaknya korban.
Aparat gabungan TNI Polri bersama dengan Satgas Damai Cartenz berusaha terus memberantas KST demi keamanan rakyat Papua. Mereka berusaha mencari KST agar kelompok separatis tersebut dibubarkan dan tak lagi membuat warga ketakutan.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta