Apkam Prioritaskan Jaga Keamanan Masyarakat Dari OPM Jelang Pilkada 2024
Oleh : Aprilia Nova Salabay )*
Keamanan masyarakat di Bumi Cenderawasih menghadapi tantangan serius menjelang ajang Pilkada Serentak 2024. Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus melancarkan aksi teror yang meresahkan masyarakat, khususnya di wilayah Intan Jaya.
Peningkatan frekuensi serangan dari kelompok separatis tersebut memaksa pemerintah bersama aparat keamanan untuk meningkatkan patroli dan pengamanan demi menjamin keselamatan masyarakat selama pesta demokrasi tingkat daerah tersebut.
Intensitas serangan yang dilancarkan OPM di Intan Jaya, Papua, dalam beberapa pekan terakhir telah mengganggu persiapan pelaksanaan Pilkada. Serangan yang menargetkan aparat keamanan maupun warga sipil itu menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, terutama di lokasi-lokasi yang rentan. Pemerintah pun menetapkan keamanan masyarakat sebagai prioritas utama untuk memastikan kelancaran kontestasi politik lokal setiap lima tahun ini.
Menanggapi situasi yang semakin genting, Satuan Tugas Operasi Mantap Praja Cartenz II 2024 menggelar patroli skala besar pada malam hari di beberapa titik rawan di Papua. Kasatgas Banops OMPC II Papua Tengah, AKBP Herzoni Saragih, menyampaikan bahwa patroli ini melibatkan sekitar 75 personel yang terdiri dari Polda Papua, Brimob, dan Polres. Dengan pendekatan proaktif, langkah tersebut diambil untuk menjamin keamanan selama masa kampanye hingga hari pemungutan suara pada 27 November mendatang.
Menurut Herzoni, kegiatan patroli yang intensif ini bertujuan untuk menciptakan situasi aman dan damai bagi masyarakat, sehingga kehadiran aparat dapat dirasakan sebagai wujud perlindungan nyata bagi publik.
Ia menegaskan bahwa patroli akan terus dilaksanakan di wilayah-wilayah yang dianggap rentan untuk mencegah berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu kondusivitas Pilkada 2024.
Aksi OPM, yang sering kali berupa penyerangan terhadap aparat keamanan serta warga sipil, menimbulkan suasana ketidakpastian dan ketakutan di daerah tersebut. Karena itu, kepolisian bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperketat patroli di kawasan-kawasan strategis demi menjaga stabilitas dan melindungi masyarakat dari ancaman yang mungkin muncul di tengah persiapan pemilihan kepala daerah.
Tak hanya menargetkan pos-pos keamanan, kelompok OPM juga dilaporkan sering mengancam para kandidat kepala daerah dan peserta kampanye. Pasi Intel Batalyon 509, Lettu TNI Purba, menyoroti bahwa tindakan OPM bertujuan menciptakan ketidakstabilan dan ketakutan pada masyarakat yang tengah bersiap menyambut Pilkada.
Menurut Purba, kelompok separatis tersebut bahkan berupaya memanfaatkan kondisi politik dengan meminta dana keamanan kepada kandidat politik lokal. Jika tuntutan itu tidak dipenuhi, OPM tidak segan melakukan tindakan kekerasan dan mengancam keselamatan para kandidat.
Lettu Purba menegaskan bahwa upaya kelompok tersebut dalam menciptakan ketidakstabilan telah berdampak buruk pada situasi keamanan di Intan Jaya. Pada 1 November 2024, kelompok separatis itu melancarkan aksi teror yang mengganggu warga saat berkumpul di lokasi kampanye, meningkatkan ketakutan masyarakat jelang pelaksanaan Pilkada.
Guna mengantisipasi serangan lebih lanjut, aparat TNI meningkatkan pengamanan di daerah-daerah yang dinilai rawan dengan menempatkan penjagaan ekstra di pusat-pusat kota serta lokasi-lokasi strategis lainnya. Purba juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menghindari lokasi-lokasi rawan selama berlangsungnya masa kampanye.
Tidak berhenti di situ, OPM dilaporkan secara terang-terangan mengganggu jalannya kampanye dengan serangan sporadis yang berisiko terhadap keselamatan warga sipil dan aparat.
Lettu TNI Irawan Soeharto dari Batalyon 509 mengungkapkan bahwa pada awal November, serangan yang terjadi selama dua hari berturut-turut menunjukkan bahwa kelompok separatis berupaya merusak stabilitas jelang Pilkada. Serangan yang dilakukan bukan hanya menyasar pos keamanan, tetapi juga warga sipil yang berkumpul di lokasi kampanye.
Irawan menambahkan bahwa serangan tersebut menyebabkan kegiatan belajar mengajar di beberapa sekolah di sekitar lokasi kejadian harus dihentikan demi keamanan siswa dan guru. Meskipun situasi saat ini berangsur kondusif, aktivitas pendidikan di beberapa sekolah masih belum dapat berjalan normal.
Aparat keamanan tetap berupaya menjaga keselamatan masyarakat, sementara upaya pencegahan terus dilakukan agar warga dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan rasa aman.
Ketegangan yang diciptakan oleh OPM di Papua menunjukkan bahwa kelompok tersebut memiliki niatan untuk menghambat jalannya Pilkada, dengan indikasi mengarah pada upaya untuk merusak kelancaran pesta demokrasi lokal yang telah dinantikan masyarakat.
Serangan demi serangan tersebut mengisyaratkan bahwa kelompok separatis itu sengaja memanfaatkan momentum Pilkada untuk menebar teror, yang diharapkan dapat menarik perhatian pihak internasional serta memberikan tekanan pada pemerintah Indonesia.
Kehadiran aparat keamanan dalam mengamankan Bumi Cenderawasih dari ancaman OPM diharapkan mampu membawa rasa aman dan stabilitas jelang Pilkada. Dukungan penuh dari TNI dan Polri menjadi bukti nyata bahwa pemerintah serius dalam melindungi masyarakat Papua agar dapat menjalankan hak politiknya dalam suasana yang aman.
Keamanan menjadi prioritas utama demi memastikan masyarakat di Papua dapat menjalankan peran aktif dalam pemilihan kepala daerah dengan tenang, serta menjalani aktivitas sehari-hari tanpa dihantui oleh ketakutan akan gangguan dari kelompok separatis.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Surabaya