Apresiasi Kunker Presiden Prabowo ke Luar Negeri Perkuat Kerjasama Ekonomi
Oleh : Andi Mahesa )*
Presiden Prabowo Subianto melakukan rangkaian kunjungan resmi ke sejumlah negara sahabat. Kunjungan ini bukan hanya simbolis, tetapi juga merupakan langkah strategis yang bertujuan memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia dengan dunia internasional. Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan tantangan geopolitik yang semakin kompleks, kunjungan kerja (kunker) Presiden Prabowo menjadi bagian dari upaya pemerintah Indonesia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi, menarik investasi, dan memperluas pasar ekspor.
Dalam konteks ini, kunjungan luar negeri yang dilakukan Presiden Prabowo bukan hanya sekadar memenuhi protokol diplomatik, tetapi juga memiliki makna penting dalam konteks ekonomi. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat perdagangan dan investasi di kawasan. Untuk mewujudkan hal tersebut, Indonesia perlu membangun hubungan yang lebih kuat dengan mitra-mitra strategis global. Kunjungan Presiden Prabowo ke beberapa negara penting seperti China, Amerika Serikat, Brasil, dan negara-negara di Eropa dapat dipandang sebagai langkah konkret untuk mewujudkan visi tersebut.
Kehadiran Presiden Prabowo di negara-negara tersebut memberikan sinyal kuat bahwa Indonesia tidak hanya peduli pada hubungan diplomatik, tetapi juga mengoptimalkan sektor-sektor ekonomi di berbagai sektor, mulai dari perdagangan, investasi, hingga pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.
Ketua Fraksi PKB MPR RI, Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz mengatakan kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri dapat membawa pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau agar semua perjanjian kerja sama atau MoU yang telah ditandatangani oleh para menteri dapat segera dilaksanakan.
Salah satu fokus utama dalam kunjungan Presiden Prabowo ke luar negeri adalah memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara mitra. Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia memiliki potensi pasar yang sangat besar. Hal ini tentunya menarik bagi negara-negara yang ingin memperluas jangkauan pasar mereka.
Semantara, Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno mengatakan pihaknya optimis lawatan Presiden Prabowo Subianto ke luar negeri dapat membawa dampak positif bagi Indonesia. Kunjungan ini bukan hanya memperkuat hubungan diplomatik, tetapi juga menunjukkan keterbukaan Indonesia terhadap investasi asing terutama dalam sektor berkelanjutan, serta kesiapan negara menghadapi tantangan krisis iklim.
Menurutnya, kunjungan tersebut juga dapat memperluas kemitraan ekonomi yang mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesepakatan investasi antara Indonesia dan China senilai lebih dari USD10 miliar, yang menurut Presiden Prabowo adalah pencapaian signifikan bagi kedua negara.
Presiden Prabowo berkomitmen membangun kerja sama yang kuat dengan Tiongkok dalam berbagai bidang terutama di bidang ekonomi. Pihaknya ingin terus bekerja sama dan bersinergi dengan China yang kembali menempati posisi penting di dunia. Menurutnya, China merupakan kekuatan besar yang tidak hanya berpengaruh di bidang ekonomi ekonomi, tetapi juga sebagai pusat kekuatan peradaban.
Oleh karena itu, presiden memandang bahwa partisipasi aktif dari para pengusaha Tiongkok menjadi salah satu elemen penting dalam mempererat kerja sama ekonomi kedua negara. Presiden Prabowo juga mengatakan bahwa dalam pertemuan yang konstruktif bersama Presiden RRT, Xi Jinping, Indonesia menyatakan komitmennya untuk memperkuat kolaborasi dan sinergi kedua negara dalam sejumlah bidang termasuk ekonomi.
Presiden Prabowo optimis kerja sama erat antara Indonesia dan China merupakan jalan menuju perdamaian dan kemakmuran kedua negara. Sejumlah nota kesepahaman yang menunjukkan komitmen Indonesia dan Tiongkok untuk memperluas investasi di berbagai sektor juga telah ditandatangani. Presiden Prabowo menyampaikan komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dengan menyediakan fasilitas serta dukungan bagi para investor.
Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan kunjungan Presiden Prabowo dimanfaatkan Indonesia untuk memperkuat kolaborasi dan mendukung transisi energi rendah karbon, investasi hijau, alih teknologi dan pengembangan industri teknologi energi bersih di Indonesia.
Dengan keunggulan penguasaan teknologi dan kapasitas energi terbarukan terbesar di dunia, Tiongkok dapat menjadi mitra strategis Indonesia dalam mempererat kerjasama di tiga sektor yaitu, investasi infrastruktur energi terbarukan dan penyimpanan energi, manufaktur dan rantai pasok teknologi energi bersih, serta dekarbonisasi industri, termasuk pengolahan mineral rendah karbon.
Fabby juga menekankan bahwa transisi energi bukan hanya pilihan, melainkan keharusan untuk mencapai kemandirian energi nasional, sembari mengurangi emisi dari sektor energi dan mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Kombinasi antara pengembangan energi terbarukan, investasi pada proyek energi terbarukan, dan penurunan emisi di sektor energi, akan mendukung tercapainya visi pertumbuhan ekonomi delapan persen di era kepemimpinan Prabowo. Dengan begitu, iklim investasi hijau di era Presiden Prabowo dapat terus berkembang dan dapat mempercepat pembangunan proyek energi terbarukan sehingga adanya pembangunan yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia.
Melalui kunjungan kerja ini, Indonesia berusaha membuka peluang baru dalam perdagangan, investasi, energi, dan teknologi yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, langkah-langkah strategis seperti ini sangat penting untuk memastikan Indonesia tetap dapat bersaing di pasar global dan memberikan manfaat maksimal bagi kemakmuran rakyatnya.
)* Penulis merupakan Mahasiswa yang tinggal di Jakarta