Apresiasi Sinergitas dan Komitmen Seluruh Pihak Berantas Penyebaran Narkoba
Oleh: Linda Putri*
Upaya pemberantasan narkoba di Indonesia menjadi sorotan utama berbagaikalangan, terutama dengan sinergi yang semakin solid antara Polri, BNN, pemerintahdaerah, dan masyarakat luas. Program Asta Cita dari Presiden Prabowo Subianto, khususnya poin ketujuh yang menekankan reformasi hukum dan pencegahanpenyelundupan narkoba, telah menjadi pedoman penting bagi Polri dan lembagaterkait untuk memperkuat strategi nasional dalam memerangi peredaran gelapnarkoba. Hasil kerja keras ini tercermin dari keberhasilan aparat mengungkapratusan kasus narkotika dan menyita berton-ton barang bukti, sebuah prestasi yang patut diapresiasi sebagai bukti komitmen negara melindungi generasi muda daribahaya narkoba.
Komjen Wahyu Widada, Kabareskrim Polri, menegaskan bahwa pemberantasannarkoba kini menjadi fokus prioritas Polri dalam mendukung Asta Cita. Dari hasiloperasi gabungan yang berlangsung selama September hingga Oktober lalu, Bareskrim berhasil mengungkap jaringan narkoba berskala internasional yang beroperasi di berbagai provinsi di Indonesia. Operasi tersebut berhasilmenyelamatkan jutaan nyawa yang seharusnya berisiko akibat barang haram ini. Polri akan menerapkan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) untukmenghancurkan jaringan ekonomi para bandar narkoba, menunjukkan tekad aparatdalam menghilangkan dampak buruk narkoba di seluruh sendi kehidupanmasyarakat.
Selain tindakan tegas Polri, upaya pencegahan dan edukasi juga dilakukan di tingkatlokal. Di Kepulauan Riau, misalnya, Brigjen Hanny Hidayat, Kepala BNNP Kepri, berkomitmen menjadikan wilayah Muka Kuning yang terkenal sebagai pusatperedaran narkoba berubah menjadi kawasan bebas narkoba melalui program “MukaKuning Bersinar” (Bersih dari Narkoba). Kampanye ini didukung oleh berbagai tokohpublik dan artis Indonesia yang menyuarakan pesan hidup sehat tanpa narkoba. Dukungan dari para figur publik ini memperkuat kampanye BNNP Kepri, sehinggamembangun kesadaran di masyarakat tentang bahaya narkoba serta perlunyamenjaga kesehatan dan masa depan bangsa.
Polri tidak hanya berfokus pada penangkapan pelaku tetapi juga pada pemutusanjalur distribusi narkoba dari luar negeri, yang melibatkan sinergi dengan Bea Cukai, Polisi Perairan, dan institusi terkait lainnya. Langkah ini menjadi sangat pentingmengingat tingginya angka peredaran narkoba yang masuk melalui jalur darat, laut, dan udara. Dalam 100 hari ke depan, Polri berencana menjalankan program kerjakhusus untuk menuntaskan kampung-kampung yang menjadi pusat peredarannarkoba dengan cara yang lebih kolaboratif dan komprehensif. Dengan melibatkanberbagai pihak, pemerintah berharap dapat menciptakan daya tangkal dan dayacegah di tengah masyarakat yang rentan terhadap bahaya narkoba.
Sinergi antar lembaga dalam memberantas narkoba tidak hanya menjadi prioritasnasional, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam menciptakanlingkungan yang aman dan kondusif bagi masyarakat. Kolaborasi dengan instansi-instansi seperti Bea Cukai, Kejaksaan Agung, serta pengawasan ketat terhadapaliran keuangan menciptakan dampak yang lebih luas dalam memberantas jaringannarkoba. Di samping itu, upaya pencegahan terus diperkuat melalui kampanye-kampanye yang melibatkan masyarakat, baik di lingkungan pendidikan, perkantoran, maupun di kawasan-kawasan rawan narkoba.
Keberhasilan pemerintah dalam mengungkap berbagai kasus narkoba di Tanah Air merupakan bukti bahwa pemberantasan narkoba memerlukan komitmen kolektif dan dukungan penuh dari semua elemen bangsa. Dalam hal ini, peran tokoh masyarakat, tokoh agama, dan tokoh pemuda menjadi penting sebagai agen perubahan yang dapat membantu mencegah dan menolak masuknya narkoba ke lingkungan. Dukungan moral dan sosial dari berbagai kalangan mampu menambah kekuatanpemerintah dalam menutup peluang bagi peredaran narkoba.
Sementara itu, dalam lingkup yang lebih luas, sinergi antara aparat keamanan dan masyarakat harus terus ditingkatkan. Pemberantasan narkoba di lingkungankampung yang rawan narkoba, seperti yang sedang dijalankan di Kepulauan Riau, merupakan contoh bagaimana pendekatan berbasis komunitas bisa menciptakanperlawanan yang efektif terhadap penyebaran narkoba. Brigjen Hanny Hidayatmenekankan pentingnya kerja sama antara masyarakat dengan aparat dalammenjadikan Kampung Aceh bebas narkoba. Menurutnya, kriminalitas akibatpenyalahgunaan narkoba berdampak besar terhadap investasi dan pembangunanekonomi di daerah. Oleh karena itu, menciptakan lingkungan yang aman dan bersihdari narkoba akan turut mendukung perkembangan ekonomi dan kesejahteraanmasyarakat setempat.
Pemberantasan narkoba bukan hanya tugas aparat penegak hukum, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. Presiden Prabowo Subianto melalui program Asta Cita telah memberikan landasan kuat dalamreformasi hukum, termasuk pemberantasan narkoba. Sinergi antara seluruh pihakterkait dalam penegakan hukum serta dukungan dari masyarakat menjadi kuncipenting untuk menyukseskan upaya ini. Dengan semangat gotong royong, Indonesia memiliki kesempatan besar untuk mengatasi tantangan narkoba dan melindungimasa depan generasi penerus.
Pada akhirnya, pemberantasan narkoba di Indonesia merupakan bentuk komitmenuntuk menciptakan masyarakat yang sehat dan produktif, terbebas dari ancamannarkoba yang merusak. Dengan menguatkan sinergi di antara aparat, masyarakat, dan tokoh-tokoh publik, Indonesia bisa membangun daya tahan yang kuat terhadapnarkoba. Sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045, masyarakat yang terbebas darinarkoba akan menjadi fondasi yang kokoh untuk mencapai cita-cita bangsa.
*Penulis merupakan mahasiswa jurusan Kriminologi