Asian Para Games 2018: Ajang Bergengsi Para Difabel
Oleh : Afrizal Adam *
Satu lagi perhelatan besar se-Asia dilaksanakan di Indonesia. Kali ini para difabel yang akan menjadi aktor utama acara ini. Setelah sukses sebagai tuan rumah dengan total perolehan 98 medali pada Asian Games, kini saatnya para difabel beraksi. Asian Para Games 2018, acara yang akan diadakan pada tanggal 6 sampai 13 Oktober 2018 ini bertempat di Jakarta dan Bogor. Para atlet difabel diberikan kesempatan yang sama untuk berjuang di lapangan ikut serta mengharumkan nama Indonesia.
Sejarah
Dimulai pada 12 Desember 2010 Asian Para Games diadakan di Guangzhou, China. Diikuti sekitar 5.500 atlet dari 45 negara di Asia. Asian Para Games menjadi acara multi-olahraga pertama di Asia bagi para atlet penyandang disabilitas. Bertemakan “A Beautiful World” pembukaan diadakan di Guangdong Olympic Stadium dengan 4.600 penampil yang 300 diantaranya adalah difabel dan ditonton 60.000 penonton dtempat. Kekuatan cinta, keluarga dan penyandang disabilitas menjadi sorotan utama acara pembukaan ini. 19 cabang olahraga disiapkan untuk para difabel bersaing menunjukkan kemampuannya. Dengan hasil akhir 1020 medali diberikan, China keluar sebagai juara umum dengan perolehan total 391 medali (185 emas, 118 perak dan 88 perunggu). Indonesia berada pada posisi 14 dengan perolehan total 11 medali (1 emas, 5 perak dan 5 perunggu). Acara ini ditutup dengan perayaan penutupan pada 19 Desember 2010. Dengan pertunjukkan budaya dan kembang api Tiongkok.
Pada 18 Oktober 2014, 2 minggu setelah akhir Asian Games 2014 diadakan, bertempat yang sama yaitu di Incheon, Korea Selatan event kedua Asian Para Games diadakan. Event ini merupakan pertama kalinya Korea Selatan menyelenggarakan pertandingan. Diikuti sekitar 4.500 atlet dari 41 negara di Asia. Bertemakan “Impossible drive us” perayaan pembukaan bertempat di stadion utama Asiad, Incheon digelar. Dengan 23 cabang olahraga disiapkan diantaranya basket kursi roda, rugby kursi roda, tenis kursi roda dan sebagiannya. 24 Oktober 2014 acara penutupan digelar. Event berjalan lancar dengan total 1345 medali diberikan. Lagi, China keluar sebagai juara umum dengan perolehan total 317 medali (174 emas, 95 perak dan 48 perunggu). Indonesia berada pada posisi 9 dengan total perolehan 38 medali (9 emas, 11 perak dan 18 perunggu) berada diatas Vietnam dan Kazakhstan. Acara ditutup dengan perayaan penutupan pada 24 Oktober 2018 di stadium Munhak.
Setelah sukses menggelar Asian Games 2018, Indonesia kembali menggelar ajang bergengsi para difabel yaitu Asian Para Games 2018. Kirab Obor sudah berjalan sejak 5 September dari kota Solo dan akan berakhir di Jakarta pada 30 September 2018. Dengan Moto “The Inspiring Spirit and Energy of Asia” upacara pembukaan akan diadakan pada 6 Oktober 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Diikuti 3.000 atlet dari 42 negara dengan 18 cabang olahraga (panahan, atletik, badminton, boccia, catur, bola gawang, judo, boling, boling lapangan, angkat beban, menembak, renang, tenis meja, bola voli, bola basket kursi roda, anggar kursi roda, tenis kursi roda dan sepeda), 19 arena pertandingan sudah disiapkan pemerintah. Dari 3000 atlet, 300 orang diantaranya adalah atlet-atlet difabel dari Indonesia. Bak seorang pelukis, acara ini menjadi kanvas para atlet melukiskan perjuangan dan semangat mereka, yang akhirnya akan mengharumkan nama Indonesia.
Hajatan besar para difabel ini mendapat perhatian besar dari Pemerintah Indonesia, tidak hanya pelaksanaan acara, tetapi juga tempat tinggal, transportasi, hingga komunikasi atlet seluruhnya menjadi fokus sukses yang ingin dicapai pemerintah. Bagaimana tidak, belum saja mulai pertandingan Presiden Indonesia Ir Joko Widodo sudah menjanjikan hadiah yang sama besar dengan atlet Asian Games, yaitu sebesar Rp 1,5 miliar untuk peraih emas. Angka ini masih terdengar fantastis, mengingat ketika Asian Para Games 2014 peraih emas hanya mendapatkan bonusnya sekitar Rp 400 juta. Presiden Indonesia Joko Widodo juga akan turun langsung mengawasi perhelatan acara ini. Para difabel berhak mendapatkan kesempatan yang sama. Atlet dan tim pelatih benar-benar disejahterakan oleh seluruh pihak pemerintahan terutama Menteri Pemuda dan Olahraga saat ini yaitu Imam Nahrawi. Bukan hanya sebuah janji, anggaran juga sudah disiapkan ucap Imam Nahrawi. Diangkat status menjadi PNS juga menjadi hadiah lain yang dapat menjadi jaminan seorang atlet berprestasi akan mendapatkan perhatian negara, sehingga tidak perlu takut di hari tua nanti.
Dari 18 cabang olahraga yang akan dipertandingkan Menpora Imam Nahrawi menargetkan Indonesia berada dalam posisi 7 besar dengan kurang lebih perolehan medali emas sebanyak 16 sampai 19 buah. Hal ini tidak mudah, mengingat persaingan ketat dengan atlet difabel negara lain, namun tentunya para atlet difabel Indonesia akan berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mengharumkan nama Indonesia.
Sekali lagi acara besar ini menjadi tempat seluruh bangsa Indonesia bersatu, sesaat kita lupa suku apa mereka, agama apa mereka, tapi kita menjadi satu, bersama-sama saling mendoakan dan memberi dukungan demi kemenangan. Perjuangan Pemerintah dan Perjuangan para atlet akan sia-sia tanpa dukungan penuh dari seluruh masyarakat Indonesia. Mari kita hapuskan isu sara, mari kita lupakan sejenak politik semata, marilah kita bersama-sama sukseskan Asian Para Games 2018.
)* Penulis adalah Kontributor Nusantara Research