Asian Para Games 2018 Jakarta Ramah Difabel
Oleh : Afrizal Adam )*
Dalam beberapa hari kedepan Indonesia akan melaksanakan ajang bergengsi para difabel, yaitu Asian Para Games 2018. Dikelola oleh Indonesia Asian Para Games 2018 (INAPGOC) yang diketuai oleh Raja Sapta Oktohari. Persiapan event ini sudah sangat matang untuk dilaksanakan. Pawai obor sudah sukses dilaksanakan, kirab tersebut berlangsung sejak 5 September 2018 dari kota Solo dan berakhir di Jakarta kemarin 30 September 2018, kini hanya tinggal menghitung hari menjelang perhelatan ajang bergengsi tersebut.
Banyak perubahan yang dilakukan untuk membuat seluruh arena, fasilitas tempat tinggal sampai transportasi menjadi ramah difabel. Bahkan untuk tempat duduk bagi para penonton difabel yang menggunakan kursi roda diberikan tempat spesial, begitu juga dengan penjualan tiketnya. Bagi mereka yang menggunakan kursi roda dapat membeli tiket khusus untuk difabel yang menggunakan kursi roda.
Namun akhir-akhir ini sering ada berita yang mengatakan kalau Jakarta tidak ramah difabel dan terkesan tidak siap untuk pelaksanaan Asian Para Games 2018. Ketua INAPGOC meluruskan informasi tersebut, untuk persiapan acara sendiri sudah sampai 95 persen, hanya tinggal mempersiapkan pekerjaan yang bersifat sementara, untuk pekerjaan permanen sudah selesai semua, terang Okto di Lapangan GBK pada Jum’at (28/09/2018). Fasilitas terkait pertandingan juga sudah dipersiapkan dengan baik, dan masih terus di sempurnakan. Beberapa fasilitas tersebut adalah perombakan 1000 unit kamar di wisma atlet yang dilengkapi dengan fasilitas ramah difabel (pegangan besi stainless di pintu dan kamar mandi, jalur khusus penyandang disabilitas guiding floor, dsb), hal ini bertujuan guna memberikan kemudahan dan kenyamanan pergerakan atlet selama tinggal, penambahan 6 unit lift difabel disetiap tower juga dilakukan untuk mempercepat antrian pengunaan lift. Dari 10 tower yang ada wisma atlet, hanya 5 yang akan digunakan untuk Asian Para Games 2018, yakni tower 3 hingga tower 7 di Blok D10. Untuk fasilitas di GBK sendiri sudah memadai dan ramah difabel. Transportasi berupa bus dengan pintu khusus untuk naik dan turun para atlet difabel, terutama yang menggunakan kursi roda.
Tidak hanya fasilitas di wisma atlet dan transportasi, fasilitas perlombaan yang sudah dirancang sedemikian rupa untuk para difabel. Pada 30 September 2019 akan dilaksanakan serah terima dari panitia penyelenggaraan Asian Games, Inasgoc ke Inapgoc secara keseluruhan, sehingga ruang kerja Inapgoc sudah siap dan bisa segera melakukan persiapan. Sebanyak delapan belas cabang olahraga dipertandikan dalam ajang ini. Inapgoc juga telah menerima apresiasi selama proses persiapan dari tim Asian Paralympic Committee. Apresiasi diberikan karena Indonesia berhasil melebihi pencapaian ajang Asian Para Games sebelumnya dalam beberapa aspek. Dari persiapan saja sudah ada beberapa catatan rekor yang dilewati, seperti jumlah peserta, nomor pertandingan dan jumlah negara partisipan, terang Okto.
Menteri Sosial Agus Gumiwang menuturkan bahwa pihaknya juga telah berhasil memenuhi tugas-tugasnya dalam acara ini. Salah satunya yaitu memfasilitasi 2500 penyandang disabilitas untuk hadir pada saat acara pembukaan dan 5000 difabel sebagai penonton setiap harinya. Selain itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menambahkan, pagelaran ini akan menjadi ajang yang sangat kompetitif. Sebab, peraih medali emas akan mendapat kemudahan untuk bertanding di Paralympic Tokyo 2020. Oleh karena itu, Chef de Mission (CdM) untuk Kontingen Indonesia Arminsyah mengharapkan seluruh dukungan masyarakat kepada para atlet istimewa yang nanti akan bertanding agar target dari Presiden Joko Widodo tercapai. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan Indonesia untuk meraih peringkat kedelapan dengan peraihan 16 medali emas.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sendiri saat ini menginginkan pembangunan di Ibukota mencerminkan kesetaraan dengan fasilitas ramah difabel. Beberapa yang sudah di realisaskan yaitu revitalisasi trotoar yang ramah disabilitas, portal S berbahan stainless steel untuk pengguna kursi roda, guiding block untuk memandu tuna netra dalam berjalan di trotoar, pelican crossing untuk membantu menyebrang jalan serta beberapa fasilitas lainnya dan masih banyak lainnya. Ada juga fasilitas Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) yang disempurnakan agar lebih ramah difabel, JPO tersebut dilengkapi dengan lift untuk pengguna kursi roda serta dihiasi ornamen khas Betawi. Adanya lift tersebut bukan untuk memanjakan yang malas naik tangga, melainkan untuk kemudahan untuk penyandang disabilitas.
Para penyelenggara yang berisikan INAPGOC dan dibantu oleh Kementerian serta jajarannya juga terus mengejar persiapan dan ikut serta dalam mensukseskan Asian Para Games 2018. Baik dari Kementerian PUPR, Kementerian Sosial dan Budaya, Kementerian Pariwisata, INAPGOC sendiri, Pemerintah Provinsi DKI dan masih banyak lagi pihak lain yang turut serta membantu perhelatan ajang bergengsi para difabel ini. Peran serta masyarakat juga sangat dibutuhkan untuk menyukseskan acara dengan cara seperti membeli tiket dan menonton, mendukung atlet, menghias lingkungan bertemakan Asian Para Games 2018 dan hal positif lainnya.
)* Penulis adalah kontributor Nusantara Research