Asrama Mahasiswa Nusantara (AMN) Surabaya telah diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo pada Selasa (29/11/2022).
Pembangunan AMN di Surabaya mulai dikerjakan sejak 17 September 2021 oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan memanfaatkan lahan milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur seluas 9.975 meter persegi.
AMN merupakan wadah untuk mempersatukan mahasiswa dari berbagai suku bangsa, bahasa, kebudayaan, dan agama yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan dari berbagai perguruan tinggi.
Dalam sambutannya, Presiden mengungkapkan bahwa usulan pertama mengenai pembangunan AMN berasal dari 61 tokoh Papua yang saat itu datang ke Istana Negara.
Presiden Joko Widodo menyebut bahwa Indonesia memiliki 714 suku yang berbeda-beda. Artinya keberagaman itulah yang menjadi kekuatan, bukan kelemahan.
“Keberagaman Indonesia adalah kekuatan, bukan kelemahan. Kalau kita bisa kompak, rukun, dan bersatu. Oleh sebab itu, usulan mengenai AMN ini langsung saya sampaikan dan setujui”, kata Presiden.
Diketahui, gedung asrama ini akan dihibahkan dan dikelola oleh Kemendikbud Ristek bersama Badan Intelijen Negara (BIN). Pembinaan oleh BIN di AMN ini menjadi upaya yang sangat efektif dalam mewujudkan perawatan kebhinnekaan.
Pasca diresmikan, AMN Surabaya akan dijadikan wadah untuk membangun kebhinekaan para mahasiswa dari berbagai daerah yang berkuliah di sekitar Surabaya.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan bahwa pembangunan AMN ini nantinya akan menjadi tempat untuk mencetak pemimpin yang memiliki karakter Bhineka Tunggal Ika.
“Dalam benak saya, persemaian nilai Nusantara dan kebhinekaan dapat terbangun dalam satu proses yang saling mengenal keseharian mereka. Maka interaksi di asrama merupakan hal yang efektif,” tutur Khofifah.
Lebih lanjut, Khofifah mengharapkan para mahasiswa di AMN bisa saling memberikan apresiasi dari perbedaan dan keberagaman masing-masing suku adat bahasa dan agama.
Sementara itu, Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Jawa Timur Kementerian PUPR, Muhammad Reva menuturkan, pembangunan AMN digunakan untuk menampung mahasiswa berprestasi dari berbagai wilayah Indonesia yang berkuliah di Surabaya.
“Asrama ini dibangun untuk menampung para mahasiswa yang berprestasi dari berbagai daerah diseluruh Indonesia yang sedang kuliah di Surabaya atau di Kabupaten dan Kota di Jawa Timur, tapi khusus mahasiswa Papua sebanyak 60 persen,”ujar Reva.
Sejalan dengan Muhammad Reva, Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Dwi Cahyo Kartiko juga menjelaskan, program AMN merupakan upaya pemerintah dalam memperluas akses pendidikan tinggi berkualitas bagi generasi bangsa untuk pemerataan kualitas sumber daya manusia.
“Kita perkuat generasi muda sehingga nanti mereka bisa membangun daerah dan menjadi garda depan penguatan nilai-nilai Pancasila dan cinta tanah air di daerahnya, sehingga tidak mudah terpengaruh gerakan-gerakan yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia,” ucapnya.
Saat ini sebanyak 56 putra-putri asal Papua diterima di FIO Unesa lewat program AMN. Pasca peresmian, AMN akan menampung banyak mahasiswa dari berbagai daerah untuk pemerataan pendidikan dan menumbuhkan rasa kebangsaan. AMN akan berfungsi sebagai pemersatu putra-putri bangsa.