Bedakan Media Provokasi dengan Media Kebenaran
Oleh : Akmal Gunansyah )*
Tabloid Indonesia Barokah yang tengah menjadi perbincangan publik akhirnya berhasil membangunkan rasa penasaran saya akan isi dari tabloid tersebut. Saat ini saya sudah membaca semua halaman dan artikel yang ada di Tabloid Indonesia Barokah. Setelah menganalisa isinya, saya menyimpulkan bahwa apa yang diberitakan media dan diperbincangkan publik mengenai kampanye hitam dan menjatuhkan Paslon 02 sangat tidak benar. Isinya murni fakta yang dikaitkan dengan nilai-nilai dan ajaran agama Islam.
Di halaman pertama terpampang judul tabloid Indonesia Barokah dengan tulisan dibawahnya “Membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin”. Dari sini terlihat bahwa judul memiliki aura kedamaian bukan kebencian, dan nyata ada di dalam ajaran agama Islam. Berikutnya ada judul artikel pertama dengan judul “Reuni 212, Kepentingan Umat atau Kepentingan Politik?” Isi artikelnya ada di halaman ke-4.
Artikel Reuni 212 memang cukup menarik diperbincangkan, bahkan masyarakat umum yang bersimpati lebih banyak daripada peserta Reuni 212. Di artikel itu Ustadz Farhan Abu Furaihan mengatakan “Rasulullah banyak mendapatkan kemenangan dalam berjihad, apakah pernah membuat reuni? Apakah Nabi membuat reuni Perang Uhud, reuni Perang Badar, reuni perang Hunain, reuni Haji Wada’ dan reuni turunnya Ayat Al-Quran yang memerintahkan sempurnanya agama? Tidak ada.” Jadi, Reuni 212 itu sebenarnya untuk apa? Padahal berkali-kali Rasulullah memenang perang Jihad, tetapi tak pernah beliau mengadakan reuni. Atau jangan-jangan sesuai judulnya, Reuni 212 bukan kepentingan umat melainkan kepentingan politik.
Dari 16 halaman tabloid Barokah terdapat Mukadimah penjelasan Tagline “Membumikan Islam Rahmatan Lil Alamin”. Tagline tersebut memberikan tambahan pengetahuan pada masyarakat bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin, penuh kasih sayang dan kelembutan serta jauh dari kekerasan dan radikalitas. Sehingga dengan pemahaman dan penerapan ini kemduian menjadikan Indonesia yang penuh barokah. Indonesia yang penuh dengan barokah adalah tujuan dari setiap manusia yang tinggal di dalam wilayah Indonesia. Tidak ada sekalipun kalimat yang membuat pembaca benci pada golongan tertentu.
Tabloid Indonesia Barokah sangat berbanding terbalik dengan Tabloid Obor Rakyat. Dalam Tabloid Obor Rakyat, untuk mencari satu tulisan yang nyata berdasarkan fakta, sulitnya sama dengan mencari jarum ditumpukan jerami. Tetapi isi dari Tabloid Indonesia Barokah justru sebaliknya. Mencari berita yang mengandung kebencian dan hoax, sulitnya juga seperti mencari jarum ditumpukan jerami. Karena Indonesia Barokah seperti kumpulan berita yang dilansir oleh media mainstream yang benar-benar terjadi nyata. Jadi bagaimana, masih termakan berita bohong yang katanya Tabloid Indonesia Hoax berisi kampanye hitam?
Lalu, tentang 10 tokoh Islam dinobatkan menjadi Pahlawan Nasional di era Jokowi, tentang Prabowo marah dan media dibelah, praktek-praktek membohongi publik untuk kepentingan politik, tentang Obor Rakyat yang menfitnah Jokowi PKI dan antek asing, sampai hukum meninggalkan shalat dan tantangan bagi Prabowo untuk menjadi Imam shalat, semuanya tidak ada yang hoax. Mungkin Prabowo ketakutan dan menuduh Tabloid Indonesia Barokah menyebar kampanye hitam. Tapi semua isi Tabloid Indonesia Barokah sesuai fakta dan sesuai kaidah jurnalistik. Buktinya Dewan Pers tidak mempermasalahkan.
Jika Amien Rais berkoar-koar bicara soal revolusi moral, maka agama adalah pijakan utama dari pembangunan moral. Mesjid dan pesantren adalah tempat dimana ilmu agama bisa ditimba. Itu sebabnya tabloid Indonesia Barokah dikirim ke masjid dan pesantren. Bukankah Prabowo-Sandi maju di kontestasi Pilpres 2019 karena juga didukung oleh para ulama? Hal ini yang menjadi dasar saya mengatakan bahwa tabloid Indonesia Barokah sudah berhasil menempatkan BPN Prabowo-Sandi dalam satu Jeopardy atau dalam istilah bahasa Indonesia adalah buah simalakama.
BPN Prabowo-Sandi mengajukan keberatan atas isi berita indonesia Barokah karena secara langsung ataupun tidak langsung, mereka merasa sudah ditelanjangi. Di sisi lain, tak ada alasan bagi BPN Prabowo-Sandi untuk menyangkal bahwa Islam adalah agama yang Rahmatan Lil Alamin danisi dari Indonesia Barokah tak sedikitpun memuat ujaran kebencian. Tidak ada unsur kampanye dalam Tabloid, apalagi sampai menuduhnya sebagai kampanye hitam. Tidak ada hoax yang disebarkan, karena sesungguhnya the real penyebar hoax adalah Prabowo dan timnya.
)* Penulis adalah pemerhati sosial politik