Beredar Video AI Jokowi Berpidato Menggunakan Bahasa Mandarin, Emrus: Cek Keaslian Video, Jangan Termakan Hoax!
Jakarta – Telah tersebar video rekayasa (AI) yang menampilkan Presiden Joko Widodo sedang berpidato dengan menggunakan Bahasa Mandarin di dalam sebuah pertemuan.
Dalam video tersebut, Presiden Joko Widodo tampak berbahasa Mandari dengan sangat lancar dan memperlihatkan kemampuan linguistik yang luar biasa. Banyak pengamat maupun ahli kecerdasan buatan meragukan keaslian video tersebut. Tak terkecuali Komunikolog Indonesia, Emrus Sihombing yang ikut mempertanyakan keaslian atau originalitas video tersebut yang sudah tersebar di sosial media.
“Yang saya pertanyakan adalah ketika itu dibuat dalam Bahasa Mandarin, mengapa tidak dalam bentuk tulisan atau teks, melainkan dalam bentuk lisan? Padahal seharusnya video pidato tersebut tetap disampaikan Bapak Presiden Jokowi dengan menggunakan bahasa aslinya yaitu Bahasa Inggris,” ucapnya.
Emrus menambahkan bahwa video tersebut bisa menimbulkan multitafsir seolah-olah Presiden Jokowi adalah bagian daripada kepentingan ekonomi yang ada di China.
“Di sisi lain, karena itu disampaikan dalam bentuk Bahasa Mandarin, dan dalam bentuk suara yang mirip dengan suara Bapak Joko Widodo sehingga bisa menimbulkan multitafsir di tengah masyarakat yang beranggapan bahwa seolah-olah Bapak Joko Widodo bagian daripada kepentingan ekonomi China,” tambahnya.
Lebih lanjut, Komunikolog Indonesia, Emrus meminta kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi untuk men-take down video rekayasa pidato Presiden Joko Widodo dan melakukan klarifikasi kepada masyarakat terkait video tersebut.
“Harusnya ini segera di take down oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi, atau paling tidak pihak Kementerian Komunikasi dan Informasi menjelaskan ke ruang publik terkait video pidato Bapak Presiden yang disampaikan seolah-olah itu lisan dalam Bahasa Mandarin secara massif,” lengkapnya.
Emrus pun menegaskan adanya kepentingan di balik manipulasi dan penyebaran video rekayasa tersebut. Publik dan para pengguna media sosial diminta agar mewaspadai segala bentuk video palsu yang beredar agar tidak terprovokasi serta mendesak pihak berwenang untuk menindak tegas pelaku rekayasa maupun penyebar video Presiden Joko Widodo karena dapat menjadi ancaman serius terhadap stabilitas politik.
“Orang yang membuat video tersebut saya kira dia punya kepentingan dan motif tertentu. Maka dari itu perlu ditindak tegas agar tidak menjadi ancaman serius terhadap stabilitas politik,” tutupnya.