Bersama-sama Mewujudkan Pemilu yang Damai dan Anti Hoaks
Oleh : Joanna Alexandra Putri )*
Pemilu 2024 rencananya akan diselenggarakan tanggal 14 Februari 2024. Masyarakat dihimbau untuk mewujudkan pemilu damai dan menjaga persatuan. Selain itu, seluruh WNI wajib untuk menghindari hoaks agar tidak terkena pengaruh negatif darinya. Pemilu harus damai tanpa ada persebaran hoaks yang meresahkan.
Pemilu adalah gelaran akbar yang diselenggarakan 5 tahun sekali dan masyarakat menantinya dengan antusias, karena ingin mendapatkan calon pemimpin baru. Sejak era reformasi para WNI dibebaskan untuk memilih calon presidennya sendiri, bukan seperti dulu yang memilih partai dan calonnya itu-itu saja. Pemilu menjadi ajang yang mendebarkan karena hasilnya bisa saja di luar prediksi.
Masyarakat dihimbau untuk menjaga situasi agar tetap kondusif dan mewujudkan pemilu damai. Jangan bertengkar di media sosial dan menyebarkan berita hoaks. Dari 2 pemilu sebelumnya, masyarakat bertikai di media sosial karena terlalu fanatik mendukung partai dan capres tertentu. Seharusnya kejadian ini tidak boleh terulang lagi pada pemilu mendatang.
Wakil Presiden K.H. Amin Ma’ruf menyatakan bahwa masyarakat harus satukan tekad agar pemilu 2024 berlangsung dengan lancar dan damai, serta tidak ada hoaks. KPU memastikan pemilu berjalan secara aman dan damai tanpa ada pertikaian dan perang di media sosial gara-gara hoaks.
Hoaks adalah berita atau gambar palsu yang sengaja disebar demi kepentingan tertentu. Sedangkan konten provokatif adalah konten di media sosial yang sengaja dibuat dan diviralkan, agar masyarakat tersulut emosinya. Biasanya konten provokatif dibuat oleh tim buzzer politik demi menjungkalkan lawannya (black campaign).
Hoaks adalah ancaman di dunia maya, karena gara-gara berita atau gambar palsu itu, banyak yang terpengaruh dan akhirnya tersulut emosi. Begitu juga dengan konten provokatif. Semua diproduksi oleh para oknum, dengan tujuan melawan program pemerintah. Maraknya hoaks dan konten provokatif wajib membuat masyarakat makin waspada dalam menyaring berita di internet.
Pemilu dan pra pemilu harus berjalan dengan aman dan damai. Jangan sampai ada perpecahan gara-gara hoaks yang banyak beredar di media sosial. Peredaran hoaks sangat meresahkan karena bisa membuat masyarakat saling serang dan menjelekkan pilihan politiknya satu sama lain.
Hoaks dan konten provokatif sangat menyebalkan karena bisa meracuni pikiran pembacanya. Jangan sampai masyarakat percaya akan keberadaannya, dan saring dulu sebelum sharing. Ketika ada hoaks maka periksa apakah itu fakta atau hanya hoaks, dan cara mengeceknya juga cukup membuka situs yang bisa menjelaskan bahwa suatu berita itu asli atau palsu.
Aktivis pemuda Steve Mara menyatakan bahwa berita hoaks di dunia maya bisa mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat. Apalagi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat menggunakan internet, sehingga cukup berpengaruh. Dalam artian, hanya dengan 1 berita singkat yang beredar di portal atau media sosial bisa membuat masyarakat untuk emosi dan akibatnya bisa merusak pemilu.
Steve menambahkan, berita hoaks bisa tersebar sampai ke luar negeri dan merugikan karena bisa dibaca oleh masyarakat internasional. Jangan sampai masyarakat Indonesia mendapatkan anggapan yang buruk karena dianggap kurang cerdas dalam membedakan antara hoaks dan berita asli.
Sementara itu, KPU meminta seluruh lapisan masyarakat, termasuk mahasiswa, untuk mewujudkan pemilu 2024 yang damai, tanpa ada hoaks. Jangan sampai persebaran hoaks dan propaganda pada pemilu 2014 dan 2019 lalu terjadi kembali. Pemilu harus damai agar masyarakat bersatu-padu dan rela melihat siapapun presidennya.
KPU memastikan pemilu 2024 berlangsung dengan damai. Oleh karena itu diharap seluruh WNI menjaga agar pemilu berlangsung dengan damai. Walau mereka belum berusia 17 tahun dan berarti belum berhak berpartisipasi dalam pemilu, minimal bisa menjaga kondusivitas di dunia maya. Jangan terperosok berita hoaks dan merusak perdamaian saat masa kampanye sampai pasca pemilu.
Politisi Surya Paloh menyatakan bahwa seluruh elemen masyarakat wajib mengawal pemilu dan menjaga perdamaiannya. Ajang ini butuh perhatian semua pihak. Masyarakat selain menjaga perdamaian harus antusias dan partisipatif pada pemilu 2024. Jangan masa bodoh dan golput (golongan putih) alias tidak menggunakan haknya dalam memilih calon presiden dan calon legislatif.
Surya Paloh melanjutkan, masyarakat, tokoh agama, dan elite politik wajib berperan agar tidak ada residu pemilu yang menimbulkan permusuhan dan kebencian, sehingga merugikan negara. Jika elite politik berdamai dan saling silaturahmi maka akan diikuti oleh masyarakat.
Dalam artian, masyarakat mampu berperan besar untuk menciptakan pemilu yang damai. Pemilu adalah ajang untuk memilih pemimpin dan calon legislasi baru. Jangan dijadikan tempat peperangan atau permusuhan sengit karena terlalu mendukung partai politik atau capres tertentu.
Masyarakat diharap untuk kompak dalam mewujudkan pemilu damai tanpa ada kekerasan, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Jangan sampai gara-gara hoaks proses kampanye dan pemilu jadi kacau-balau. Oleh karena itu jangan mudah percaya akan hoaks dan propaganda, dan harus diperiksa kebenarannya.
)* Penulis adalah kontributor Jeka Media Institute