Bersinergi Cegah Radikalisme Jelang Pemilu 2024
Jakarta – Jelang Pemilu 2024, masyarakat diimbau untuk bersinergi dengan aparat keamanan untuk mencegah radikalisme. Untuk mensukseskan Pemilu maka harus ada pencegahan segala jenis kejahatan, termasuk terorisme dan radikalisme. Jangan sampai kelompok teroris membuat kekacauan dan menggagalkan Pemilu 2024.
Pemilu 2024 sangat mendebarkan karena ada 3 Capres baru, dan masyarakat antusias ingin tahu siapa Presiden Indonesia selanjutnya. Masyarakat berusaha agar Pemilu berjalan dengan sukses, caranya dengan tertib mencoblos pada hari pemilihan dan menghindari black campaign. Pemilu harus berhasil sebab menentukan nasib Indonesia selama 5 tahun ke depan.
Untuk mensukseskan Pemilu 2024 maka salah satu caranya adalah dengan mencegah radikalisme dan terorisme. Dir-intelkam Polda Sulawesi Utara, Kombespol Andhika Vishnu, mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencegah radikalisme dan terorisme diera digital pada Pemilu 2024.
Kombespol Andhika Vishnu melanjutkan, saat ini tahapan pemilu tahun 2024 sudah bergulir. Polri beserta seluruh stakeholder terkait wajib menjamin penyelenggaraan pemilu 2024 berlangsung dengan aman, damai, dan kondusif.
Ketika Pemilu ada potensi kerawanan, salah satunya adalah potensi ancaman terkait radikalisme dan terorisme yang sangat mungkin muncul dengan memanfaatkan berbagai platform digital. Sebagaimana diketahui pada era digital saat ini sangat terbuka dan tidak terbatas. Polri mengajak seluruh komponen untuk tetap menjaga kondusifitas situasi Kamtibmas diwilayah Provinsi Sultra.
Dalam artian, Polri mengajak masyarakat bersinergi untuk mencegah radikalisme dan terorisme menjelang Pemilu 2024, terutama didunia maya. Pemilu memang rawan gesekan karena ada perbedaan pilihan partai politik dan calon presiden. Namun diharap perbedaan ini tidak dibesar-besarkan, agar pemilu bisa damai dan bebas teror.
Masa menjelang pemilu dapat berpotensi untuk dimanfaatkan oleh kelompok radikal dan teroris untuk menyebar hoaks dan propaganda. Mereka sengaja melakukannya untuk membuat masyarakat malas mencoblos sehingga meningkatkan tingkat golput. Padahal golput bahaya karena memperlihatkan ketidakpercayaan masyarakat pada pemerintah.
Kelompok radikal dan teroris tak hanya berencana menyerang didunia nyata dengan bom, tetapi juga mengacaukan dunia maya dengan propaganda dan hoaks. Masyarakat diminta untuk lebih waspada dan jangan terlalu percaya berita yang bombastis judulnya. Bisa jadi itu hanya hoaks. Mereka wajib mengecek kebenarannya dan jangan terkecoh.
Untuk itu maka diperlukan kecerdasan literasi didunia maya. Penyebabnya karena teror yang diluncurkan oleh kelompok radikal mulai beralih ke media sosial. Jangan asal share foto atau berita karena ada potensi hoaks. Masyarakat harus menyimaknya baik-baik dan jangan mudah percaya.
Masyarakat terus bersinergi untuk mencegah radikalisme karena Pemilu hanya tinggal beberapa bulan lagi. Caranya dengan meningkatkan kecerdasan literasi berinternet dan memberikan edukasi bagaimana cara membedakan antara berita asli dengan hoaks. Jangan sampai para teroris tertawa terbahak-bahak karena hoaks yang mereka buat membuat masyarakat antipati terhadap Pemilu.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menyiapkan sejumlah langkah mencegah ancaman terorisme menjelang Pemilu 2024. Lembaga ini menggandeng KPU (Komisi Pemilihan Umum) hingga para peserta pemilu mencegah penyebaran paham intoleran dan terorisme.
Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan bahwa iklim demokrasi harus bebas dari pengaruh paham-paham intoleran dan terorisme. Ia ingin indeks demokrasi di Indonesia semakin baik dan semua pihak harus mematuhi aturan dalam pesta demokrasi.
Komjen Pol Boy Rafli Amar melanjutkan, ia ingin pesta demokrasi dilaksanakan dengan penuh penghormatan terhadap nilai-nilai budaya bangsa, nilai-nilai hukum yang berlaku di Indonesia, dan tentunya nilai-nilai yang memenuhi kaidah bahwa demokrasi itu dilaksanakan dengan baik.
Dalam artian, pemilu adalah momen yang sangat penting bagi Indonesia untuk memilih presiden dan anggota legislatif yang baru. Jangan sampai pemilu dikacaukan oleh ulah kelompok radikal dan teroris. Mereka mengerti bahwa saat pemilu warga berkumpul untuk memilih calon presiden dan berpotensi keramaian, sehingga menjadi sasaran empuk dari penyerangan dan pengeboman.
BNPT tentu sudah mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi sebelum dan ketika pemilu. Oleh karena itu pengamanan makin diperketat, baik saat calon presiden atau calon anggota legislatif berkampanye, maupun ketika pencoblosan dimulai. Tak hanya hansip dan satpam yang dikerahkan tetapi juga aparat keamanan untuk memastikan bahwa masyarakat benar-benar bebas dari ancaman serangan teroris.
Masyarakat juga bekerja sama dengan aparat keamanan dan BNPT untuk mencegah terorisme dan radikalisme, baik didunia nyata maupun dunia maya. Mereka ingin agar Pemilu 2024 berhasil dan tidak mau ada teror yang bisa menggagalkan Pemilu. Gelaran akbar ini harus sukses agar kehidupan warga Indonesia makin baik. Dengan sinergi antara masyarakat dan aparat keamanan maka optimis Pemilu 2024 akan berjalan lancar Program ini akan sukses karena seluruh WNI yang berusia 17 tahun ke atas taat dalam mencoblos dan mencegah terorisme dengan menangkal hoaks dimedia sosial. Masyarakat juga membuat kampanye anti hoaks agar tidak ada lagi teror di dunia maya, yang bisa mengancam kelancaran Pemilu.