Bijak Menyikapi Berita Viral Audrey Yu Jia Hui
Oleh : Astrid Widia )*
Jagad sosial media akhir – akhir ini telah memunculkan cerita tentang sosok anak muda bernama Audrey Yu Jian Hui. Anak muda kelahiran Surabaya tersebut diklaim memiliki kecerdasa yang luar biasa.
Menurut berita yang beredar, dirinya mampu menyelesaikan pendidikan SD selama 5 tahun, SMP selama 1 tahun dan SMA selama 11 Bulan saja. Oleh karena itu di usianya yang masuk angka 13 tahun dirinya sudah dapat mendaftar universitas.
Namun sayangnya, dirinya tidak dapat masuk di universitas yang ada di Indonesia karena tidak ada yang mau menerimanya. Sehingga dia memutuskan untuk kuliah di Amerika.
Entah karena kebetulan atau tidak, ketika musim pencarian calon menteri di kalangan milenial cukup santer diberitakan, kisah Audrey tersebut juga dikait – kaitkan sebagai kandidat menteri.
Dalam cerita yang beredar luas di semua platform sosial media, Audrey diklaim sedang bekerja di NASA dengan gaji sekitar 200 juta sebulan. Kemudian beberapa waktu lalu saat Jokowi ke Jepang, KTT G – 20, Presiden menanyakan apakah bersedia kembali? Lantas Audrey menyatakan siap kembali ke Indonesia tak peduli berapapun gaji yang ditawarkan.
“Setelah bertemu dengan Jokowi di KTT G-20 di Jepang kemarin, ditawari masuk BPPT dan dengan antusias dia terima tanpa mikir berapa gajinya. Dia hanya bilang Indonesia Love You. Aku datang untuk mengabdi padamu,,”
Itulah paragraf terakhir sebelum ditutup dengan kalimat : semoga dirinya bisa masuk jajaran menteri.
Cerita Audrey ini cukup ajaib dan mencengangkan banyak pihak. Bukan hanya beredar di sosial media, tetapi juga dipercayai oleh media – media mainstream. Media – media tersebut justru copas dari artikel lepas yang entah dari siapa. Karena akun facebook yang dicatut juga hanya menyampaikan bahwa pihaknya meng-copas dari sebelah.
Lantas, siapa yang memulai? Tentu tak terlalu penting. Yang menarik justru apa tujuan dari penyebaran berita ini? Apakah memang benar Audrey digadang – gadang mendapatkan tawaran menjadi menteri?
Meski demikian cerita Audrey memang ada benarnya. Ia memulai kuliah saat usianya 13 tahun di Amerika mengambil jurusan Fisika. Saat ini usianya 31 tahun. Dua tahun yang lalu pada 2017, dia terpilih sebagai salah satu dari 722 ikon berprestasi Indonesia.
Penghargaan ini didapat dari UKP-P (Unit Kerja Presiden Pembina Ideologi Pancasila). Dan salah satu buku yang pernah ditulisnya memang nyerempet soal Pancasila, yang berjudul : Mencari Sila Kelima.
Namun, kabar bahwa dirinya telah bekerja di NASA, lalu sudah bertemu Jokowi di Jepang dan menyatakan siap mengabdi (jadi menteri), itu merupakan cerita yang tidak benar. Jokowi tidak bertemu dengan Audrey di Jepang. Pun NASA juga tidak pernah merekrut Audrey. Hal ini tentu bisa diketahui di era terbuka ini karena sekarang adalah era digital.
Orang sekaliber Audrey, jika benar sebombastis itu, maka sudah pasti pertemuan dengan Jokowi menjadi perbincangan. Minimal ada fotonya. Akan menjadi sesuatu yang meragukan jika bertemu anak muda potensial namun tidak ada fotonya. Sementara soal NASA, hal tersebut sudah dikonfirmasi oleh orang tuanya bahwa itu tidak benar.
Lantas apa tujuan dari cerita bombastis yang tidak jelas kebenarannya ini disebar jelang pemilihan menteri? Dimana secara kebetulan Jokowi sedang mencari menteri milenial.
Pemilihan Audrey sebagai objek untuk disodorkan ke Jokowi juga terlihat sangat matang dan terencana. Jika kita menuliskan kata kunci Audrey di google, maka semuanya akan memuat cerita bombastis tersebut dan diklaim akan menjadi menteri Jokowi. Sehingga masyarakat dipaksa percaya bahwa semua cerita tersebut memang benar adanya, karena media – media sudah menayangkan berita tersebut.
Jika tidak teliti betul, bisa – bisa orang di sekeliling Jokowi percaya terkait Audrey. Karena dengan keterbatasan waktu, mereka hanya akan meliha apa yang sudah ditawarkan oleh media – media di halaman pertama mesin pencari seperti google.
Penyebaran berita tentang Audrey pun bukan sesuatu yang organik. Hal ini tentu ada yang sengaja menyebarkan via WhatsApp dan sekarang viral ke mana – mana, dianggap fakta oleh media, dengan tujuan ingin menjebak dan mempermalukan Presiden Jokowi.
Konkritnya Audrey merupakan korban, tentunya dia pasti tidak suka jika dirinya diviralkan dengan bumbu hoax semacam itu.
)* Penulis adalah pegiat sosial media