Bijak Menyikapi Kenaikan Kasus Positif Covid-19
Oleh : Alfisyah Kumalasari )*
Pada Senin 27/7, kasus positif covid di Indonesia telah menyentuh angka 100.300. Angka tersebut sangatlah besar dan menjadi pengingat bahwa pandemi virus corona belum menunjukkan kata aman. Meski demikian jumlah kasus di Indonesia dengan negara lain di dunia, sejatinya angka tersebut tidak terlalu mengkhawatirkan. Masyarakat diharapkan tetap berhati-hati namun tetap tenang dalam menyikapi kenaikan pasien positif Covid-19.
Wiku Wicaksopno selaku Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan, jika melihat per satu juta penduduk, posisi Indonesia itu berada di urutan 142 dari 215 negara. Sedangkan di Asia posisi Indonesia berada di urutan ke 28.
Meski demikian, wiku tidak meminta masyarakat untuk melihat data tersebut sebagai kondisi yang aman. Indonesia tetap masih dalam situasi krisis yang harus dihadapi secara luar biasa.
Konyolnya sebagian masyarakat masih menganggap bahwa penyebaran virus corona merupakan sebuah konspirasi. Wiku Bakti juga sudah memastikan saat konferensi Pers di Media Center Graha BNPB Jakarta, ia mengatakan bahwa Covid-19 bukanlah konspirasi.
Peningkatan kasus tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di seluruh dunia. Banyak korban berjatuhan dan banyak pula tenaga kesehatan yang gugur.
Wiku menghimbau kepada masyarakat agar tidak lengah dan tetap waspada. Kondisi saat ini dibuktikan dengan data yang riil dan yang dihadapi hampir seluruh negara di dunia. Jadi hal ini bukanlah konspirasi.
Ia pun berpesan kepada setiap individu untuk memberikan pesan yang baik kepada publik. Ia juga berharap agar siapapun yang menjadi publik figur supaya menjaga dan menyampaikan pesan yang baik kepada masyarakat berdasarkan data dan informasi yang benar.
Informasi yang disampaikan kepada masyarakat diharapkan tidak memberikan bencana, tetapi manfaat kepada masyarakat yang mendengar, dimana hal ini menjadi tugas bersama untuk bersatu melawan virus corona.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Makasar juga telah menhimbau kepada masyarakat untuk bijak dalam menyikapi status pasien. Baik PDP maupun pasien positif covid-19 dan tidak menuduh dokter maupun tenaga kesehatan berkonspirasi.
Humas IDI Makasar dr Wachyudi Muchsin mengatakan, opini yang sempat berkembang di masyarakat haruslah diimbangi dengan klarifikasi data empiris.
Menuduh tenaga medis dan dokter terlibat konspirasi dalam penetapan status pasien adalah fitnah dan tidak benar.
Dokter Wachyudi juga menambahkan, stigma negatif yang dialamatkan kepada dokter dan tenaga medis mengakibatkan terjadinya protes dan keributan dalam penetapan status pasien. Baik itu PDP atau positif Covid-19.
Ia juga mengaku jika stigma negatif ini terus berlanjut dan tidak dicarikan solusinya, maka hal ini akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap dokter dan tenaga kesehatan lainnya.
Pada kesempatan berbeda, angka kesembuhan pasien covid-19 pada selasa 28 Juli 2020 menunjukkan pertambahan. Kementerian Kesehatan mencatat, jumlahnya cukup menggembirakan, yakni sebanyak 2.366 kasus. Total kesembuhan hingga hari ini bertambah menjadi 60.539 kasus.
Provinsi dengan sumbangan angka kesembuhan terbanyak adalah Jawa Barat, dimana dalam data harian, terdapat 627 kasus sembuh, dengan total kesembuhan ada 3.567 kasus. Lalu di peringkat kedua adalah Jawa Timur dengan 401 kasus sembuh.
Sementara itu, DKI Jakarta masih menjadi penyumbang kasus baru terbanyak dengan 409 kasus. Diikuti Jawa Timur dengan 313 kasus.
Untuk laju kematian sendiri, dalam beberapa hari belakangan terpantau cukup terkendali. Kasus kematian harian tidak terpaut jauh dari beberapa hari sebelumnya. Data terbaru menyatakan terdapat 63 kasus kematian baru yang menambahi total kematian menjadi 4.901 kasus.
Pada kesempatan berbeda, kabar cukup menggembirakan datang dari Kementerian Kesehatan, dimana Kementerian Kesehatan mendapatkan bantuan hibah 1000 ventilator dari pemerintah Amerika Serikat yang diwakili oleh Kuasa Usaha Sementara (KUAI) Kedubes AS di Jakarta.
Bantuan ini merupakan realisasi dari komitmen Presiden Trump yang disampaikan kepada Presiden RI Joko Widodo pada pembicaraan telepon tanggal 24 April 2020, dalam rangka upaya bersama menanggulangi pandemi covid-19.
Covid-19 memang jelas ada dan berbahaya, kita sendiri-pun juga memiliki peran penting dalam upaya memutus rantai penularan, salah satunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan tidak mudah terhasut oleh berbagai provokasi yang bernada kebencian.
)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini