BIN Hadir Dalam Memberikan Trauma Healing bagi Korban Gempa Cianjur
Oleh : Bimo Ariyan Beeran )*
Korban gempa Cianjur tak hanya merasakan sakit fisik, tetapi juga mental. Mereka stress berat dan butuh terapi, konseling, serta trauma healing. Masyarakat Cianjur berterima kasih pada BIN karena menyediakan kegiatan trauma healing. Setelah mengikutinya maka mereka bisa melepaskan traumanya dan tak lagi stress berat pasca goncangan gempa.
Cianjur dilanda gempa besar dan memakan lebih dari 300 korban jiwa. Tim kemanusiaan BIN langsung terjun ke Cianjur untuk menolong warga, sampai ke desa-desa terpencil. BIN datang dengan 2 truk berisi makanan dan bantuan lain. Selama ini, BIN selalu menjadi garda terdepan ketika ada bencana alam di Indonesia, oleh karena itu ketika di Cianjur ada gempa anggota BIN langsung bergerak cepat.
Bantuan yang diberikan oleh tim kemanusiaan BIN adalah makanan siap santap, obat-obatan, dan barang-barang lain. BIN juga menyediakan layanan kesehatan dan telah bekerja sama dengan Puskesmas terdekat, dan ada ambulans berisi dokter serta tenaga medis lain. BIN benar-beanr optimal dalam menolong korban gempa Cianjur agar mereka sehat lahir-batin.
Selain layanan kesehatan juga ada layanan psikis yakni trauma healing. Layanan ini bekerja sama dengan Yayasan Akasia dan Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Bandung. YCAB dipilih karena berpengalaman dalam menangani anak-anak. Memang kebanyakan yang butuh healing adalah para anak karena ada yang kehilangan rumah, saudara, bahkan kedua orang tuanya.
Kegiatan trauma healing diharap bisa menghilangkan rasa trauma kepada para pengungsi gempa yang berstatus anak-anak. Jangan sampai mereka memiliki rasa trauma yang mendalam akibat gempa Cianjur. Luka hatinya harus diobati agar bisa melanjutkan hidup dengan ikhlas dan tegar.
Puluhan anak korban gempa Cianjur mengikuti kegiatan trauma healing di posko bantuan BIN, di Jalan Lintas Labuan-Cianjur. Mereka tertawa lepas usai mendengar dongeng dari para personel BIN. Selain sesi dongeng, ada juga berbagai permainan untuk menghilangkan rasa takut, cemas, dan trauma dari anak-anak korban gempa Cianjur.
Juru Bicara BIN Prabawa Ajie menyatakan bahwa selain dongeng dan permainan, juga ada ajakan membaca kepada anak-anak korban gempa Cianjur. Para peserta yang bisa menjawab pertanyaan dari MC akan mendapatkan hadiah berupa buku cerita. Anak-anak juga diajak melipat kertas (origami) untuk melatih motorik halus.
Prabawa Ajie menambahkan, ia senang karena anak-anak yang mengikuti kegiatan trauma healing bisa gembira dan tertawa lepas kembali. Acara ini sangat penting, untuk pendampingan psikososial. BIN juga pernah mengadakan acara serupa dan bekerja sama dengan mapala (mahasiswa pecinta alam) di Jakarta dan Jawa Barat.
Masyarakat Cianjur mengapresiasi BIN yang memberikan kegiatan trauma healing bagi anak-anak. Mereka senang karena BIN sangat memperhatikan para penyintas gempa, baik dari logistik, obat-obatan, sampai psikis. Layanan trauma healing sangat diperlukan bagi anak-anak, agar mereka bisa sembuh dari trauma dan kembali ceria.
Sementara itu, psikolog Hesta Christabelle, M.Psi menyatakan bahwa dampak dari bencana alam sangat dahsyat dan bisa menimbulkan trauma serta PTSD (post traumatic stress disorder). Apalagi ketika kejadiannya sangat berat seperti gempa Cianjur, dan bisa jadi anak trauma karena ayah atau ibunya meninggal dunia.
Ketika anak-anak trauma maka cirinya antara lain sering mimpi buruk (bermimpi saat sedang bencana). Mereka juga menangis berhari-hari, murung, berteriak-teriak, dan tidak bisa mengendalikan emosinya. Warga ingin menolong tapi belum tahu caranya karena mereka tidak ada pengetahuan mengenai mengatasi trauma atau memahami psikologis anak-anak.
Oleh karena itu BIN memberikan layanan trauma healing bagi anak-anak. Setelah kegiatan ini maka diharap mereka bisa kembali ceria, meski butuh waktu. Anak-anak akan belajar mengekspresikan diri dengan baik. Mereka tak lagi murung dan mengurung diri di tenda. Namun sudah mau bergaul dengan teman-temannya.
Dalam sesi trauma healing, anak-anak diajari cara melipat kertas (origami). Kegiatan ini sangat baik karena bisa mengajarkan anak untuk mengurangi gangguan kecemasan dan meninggalkan kesedihan. Pikiran buruk mereka teralihkan dan emosinya mulai stabil. Dengan melipat kertas maka mereka bisa tenang kembali dan pelan-pelan sembuh dari trauma beratnya pasca gempa Cianjur.
Diharap setelah mengikuti kegiatan trauma healing maka anak-anak penyintas gempa Cianjur lebih ceria dan melupakan kesedihannya. Mereka bisa menghilangkan rasa trauma walau perlahan-lahan. Trauma harus dihilangkan karena jika tidak, akan memiliki efek negatif di masa depan. Jika traumanya hilang maka anak-anak akan lebih percaya diri dan tegar.
Bantuan dari BIN berupa trauma healing sangat diapresiasi oleh masyarakat karena kegiatan ini menyasar anak-anak, yang kondisi mentalnya beda dengan orang dewasa. Dengan trauma healing maka rasa trauma dan cemasnya akan diobati. Anak-anak juga dilatih melipat kertas agar bisa mengalihkan pikiran buruknya saat teringat kejadian gempa Cianjur beberapa hari lalu.
)* Penulis adalah kontributor ruang baca Nusantara