BIN Kembangkan Ekonomi Berkelanjutan di Aceh Melalui Program AMANAH
Badan Intelijen Negara (BIN) bersama instansi Pemerintah lainnya terus mengembangkan ekonomi dan pemberdayaan pemuda di Aceh melalui program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH). Program yang merupakan instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo ini diyakini mampu mengembangkan ekonomi adil dan berkelanjutan di Bumi Serambi Mekkah.
Keberadaan program AMANAH mendapat apresiasi dari banyak pihak. Kepala Atsiri Research Center (ARC) Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUIPT) Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK), Dr. Syaifullah Muhammad mengungkapkan bahwa AMANAH yang merupakan singkatan dari Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat merupakan wadah bagi para anak muda dan pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif dalam mengembangkan ekosistem ekonomi secara berkeadilan dan berkelanjutan, khususnya di Provinsi Aceh.
AMANAH akan menjadi Creative Hub yang menyediakan berbagai fasilitas produksi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), hingga digitalisasi bagi para pelaku bisnis khususnya UMKM, sehingga memiliki keunggulan bisnis secara kooperatif dan kompetitif.
Kepala ARC-PUIPT USK tersebut juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden RI Joko Widodo karena telah memberikan ruang dan kesempatan bagi anak muda khususnya di Aceh untuk berkreasi dan berinovasi melalui AMANAH.
Bukan hanya itu, Dr. Syaifullah Muhammad turut mengajak para anak muda dan pelaku UMKM, khususnya di Aceh untuk menjadi bagian dari AMANAH dalam mengembangkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
Sejauh ini dalam rangka semakin mengembangkan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat Serambi Mekkah, AMANAH yang merupakan program inisiasi BIN RI tersebut telah melakukan beberapa hal. Salah satunya adalah Komunitas Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) yang menggandeng ARC-PUIPT Nilam Aceh Universitas Syiah Kuala (USK) dalam memberdayakan para generasi milenial di Negeri Rencong itu.
Dalam program pemberdayaan para milenial yang dilakukan, di sana generasi muda penerus bangsa diajarkan berbagai langkah untuk mengembangkan ekonomi kreatif yang berbasis pada pengolahan minyak nilam Aceh.
Debut perdana dari program AMANAH tersebut adalah terlaksananya program pelatihan sebanyak empat produk turunan nilam, yakni parfum, body butter, pomade dan sabun body wash yang diikui oleh sebanyak 72 peserta.
Banyaknya peserta dari kalangan muda yang ikut dalam kegiatan tersebut juga menandakan bahwa program AMANAH banyak diminati dan didukung penuh oleh para anak muda Aceh.
Apresiasi juga disampaikan oleh perwakilan pemuda, yakni Ketua Aceh Kreatif Delky Nofrizal Qutni yang mengatakan bahwa dirinya mendukung penuh adanya instruksi Presiden Joko Widodo mengenai pembangunan gedung kreatif pemuda di wilayahnya.
Menurutnya, para generasi muda di Aceh memiliki banyak sekali bidang kreativitas, inovasi, serta minat besar. Banyak bidang yang mereka minati seperti halnya fashion, industri kreatif, peternakan, perikanan dan bidang lainnya.
Maka dari itu, adanya peran aktif dari pemerintah untuk memfasilitasi kreativitas dan inovasi yang dimiliki oleh para generasi muda tersebut menjadi sangat penting. Terlebih, adanya instruksi Presiden terkait pembangunan Youth Creative Hub tersebut juga sangat sejalan dengan yang telah termaktub dalam Qanun Nomor 4 Tahun 2018 tentang Pembangunan Kepemudaan Aceh.
Ketua AMANAH, Muhammad Tanwier menyampaikan bahwa nilam Aceh merupakan salah satu dari sebanyak sembilan komoditas unggulan lain yang memang memiliki nilai ekonomi tinggi, karena nilam menjadi komoditas ekspor dan menjadi bahan baku dari berbagai produk industri di mancanegara.
Tentu saja dengan adanya pelatihan pemberdayaan generasi muda dalam mengolah produk turunan nilam tersebut, nantinya akan membuat para generasi milenial itu menjadi penggerak ekonomi lokal Aceh, termasuk nanti akan menjadi penggerak ekonomi nasional pula.
Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan (Kapuslitbang) BIN, Dr. Armi Susandi menyampaikan terdapat perencanaan untuk pengembangan sistem agroindustri untuk berbagai komoditas di Aceh termasuk nilam melalui teknologi informasi. Karena nantinya dengan penggunaan teknologi informasi tersebut, akan bisa digunakan untuk membantu masyarakat, baik itu dalam pemanfaatan IT di hulu maupun di hilir rantai agroindustri.
Bukan hanya itu, dengan adanya pemanfaatan teknologi juga memungkinkan adanya perkiraan karakteristik iklim yang jelas akan sangat membantu para petani dalam melakukan proses budidaya secara jauh lebih baik.
Pada kesempatan lain, Ketua Dewan Analisa Strategis (DAS) BIN, Letjen TNI (Purn) Dr. Muhammad Munir menegaskan bahwa BIN mendapatkan tugas secara langsung dari Kepala Negara untuk membantu peningkatan ekonomi di Aceh melalui para generasi milenial yang unggul dan hebat. Karena adanya permintaan dari Presiden tersebut, kemudian oleh lembaga pimpinan Jenderal Polisi (Purn) Prof. Dr. Budi Gunawan itu langsung ditindaklanjuti dengan cepat, yakni menghubungi pihak Pemerintah Daerah (Pemda) Aceh dan pihak terkait lainnya termasuk perguruan tinggi USK. Dengan kata lain, sudah sangat jelas bahwa melalui pelaksanaan program AMANAH tersebut merupakan wadah dari para pemuda di Aceh untuk mampu mengembangkan kegiatan perekonomian dengan ekosistem yang berkeadilan dan berkelanjutan.