Polemik Politik

Bocor, Bocor, Bocor!! Kata Jokowi: Apanya yang Bocor?. Kepala yang Bocor?

Pernyataan Prabowo mengenai anggaran negara bocor, memang tak sesuai fakta yang ada. Datanya juga tidak ada, jadi darimana kata bocor tersebut?. Dapatkah Prabowo mempertanggungjawabkannya?. Tentu tidak!!.

Dari pernyataan Prabowo tersebut, langsung saja Pak Jokowi menembak pernyataan itu sebagaimana dikutip dari cnnindonesia.com, calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo merespons capres nomor urut 02 Prabowo Subianto yang kerap menyebut terjadi kebocoran anggaran. Prabowo selalu mengulang pernyataan kebocoran anggaran sejak dulu.

Jokowi mengatakan sejak lama Prabowo hanya menyampaikan terjadi kebocoran, tapi tak pernah melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), misalnya.

“Jangan dari dulu bocar bocor, bocar bocor, bocar bocor, yang mana bocornya, tunjukan?” kata Jokowi usai Deklarasi Pemuda, Influencer, Disabilitas, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (7/4).

Jokowi menyatakan pihaknya ingin memperbaiki bila memang ada bukti kebocoran anggaran seperti yang disampaikan Prabowo.

Mantan Wali Kota Solo itu pun meminta agar ditunjukkan bukti kebocoran, yang selalu disampaikan Prabowo dalam setiap kesempatan.

“Kami ini mau memperbaiki, mungkin ada kebocoran, tunjukan. Kami ini ingin memperbaiki,” ujarnya.

Karena itu, Jokowi mempersilakan Prabowo untuk melaporkan kepada KPK bila memiliki bukti kebocoran anggaran.

“Kalau bocor laporkan saja ke KPK. Yang bocor di sebelah mana, bocor di keran mana, bocornya di sektor apa, jumlahnya berapa, bawa bukti-bukti,” katanya.

Sebelumnya, Prabowo kembali menyinggung kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat berkampanye di Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (6/4).

Prabowo mengklaim kebocoran anggaran kini mencapai Rp2.000 triliun setiap tahun. Ia menyebut KPK juga sudah mengakui kebocoran anggaran tersebut.

“Dua hari lalu KPK membuat pernyataan bahwa yang keluar ke luar negeri dan bocor bukan Rp1.000 triliun melainkan Rp2.000 triliun,” kata Prabowo kepada pendukungnya.

Sudah sejak lama Prabowo mengatakan itu, berarti kata itu sudah basi. Basi!!. Tetapi, kalau sudah basi kok masih digoreng ya. Harusnya kata bocor itu tidak terus diucapkan hanya untuk menakuti rakyat saat ini. Itu tidak baik!!.

Harusnya Prabowo menawarkan kata-kata, ide dan gagasan yang baik buat rakyat bukan bocor, bocor dan bocor. Kasihan sekali negara ini ditakuti terus menerus. Prabowo harus berubah agar bisa menang. Kalau terus begitu pasti tak akan menang-menang. Sadarlah Prabowo akan itu.

Kata bocor yang diungkapkan itu sebenarnya tidak baik dikonsumsi publik. Apa yang bocor, berapa yang bocor?. Atau kepala siapa yang bocor?.

Itu tak jelas diungkapkan Prabowo. Inilah calon pemimpin yang jago ngomong, tapi tak pakai data yang benar. Ditanya dari mana yang bocor, tetapi tak mampu dijelaskan secara baik. Waduh, begitukah sosok pemimpin Indonesia nanti?. Bocor dimana kata Pak Jokowi?.

Emangnya Prabowo punya intelijen melihat kebocoran?. Jadi, darimana tahu Rp. 2000 triliun uang negara bocor. Itu uang dari bocor dari sisi mana?. Uang siapa?. Tolonglah Prabowo untuk menjelaskannya secara baik dan benar.

Secara jelas Pak Jokowi yang memimpin negeri ini lebih tahu anggaran kita kemana. Ada kabinet yang juga membantu Jokowi dalam mengetahui dana itu kemana. Jadi, Prabowo sok tahu dan sok pintar. Tak bisa menjelaskan anggaran bocor itu darimana. Ah, sudahlah, kalau tidak tahu untuk apa bicara.

Kalau terus begitu yang pasti rakyat tidak akan respect dan tidak akan mau memilih Prabowo. Gaya bicara yang wah, tetapi hanya asal-asalan saja. Tak tahu apa yang dikatakannya tersebut. Untung saja, Prabowo tidak menang nantinya.

Kita rakyat Indonesia mau pemimpin yang punya program dan alasan mengapa ingin buat program itu. Kita ingin pemimpin yang jelas dan punya hati memimpin Indonesia, bukan pemimpin yang pandai ngomong, duduk manis dan hanya meminta hasil saja. Itu tidak baik!!.

Pemimpin harus pengayom dan tidak marah. Tidak membuat ketakutan dengan mengatakan Indonesia akan bubar dan punah. Anggaran bocor ke luar negeri. Kalau pemimpin itu memimpin kita, maka sudahlah mungkin kita hancur. Jangan sampai begitulah.

Kita mau sejahtera, bukan mau sengsara. Jadi, ayo pilih pemimpin yang mampu menjelaskan kritikannya dan memberi solusi. Bukan asik, bocor, bocor dan bocor. Emang bocornya dimana?. Kepala yang bocor?.

Jokowi mengatakan sejak lama Prabowo hanya menyampaikan terjadi kebocoran, tapi tak pernah melaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), misalnya.

“Jangan dari dulu bocar bocor, bocar bocor, bocar bocor, yang mana bocornya, tunjukan?” kata Jokowi usai Deklarasi Pemuda, Influencer, Disabilitas, di ICE BSD, Tangerang, Banten, Minggu (7/4).

Jokowi menyatakan pihaknya ingin memperbaiki bila memang ada bukti kebocoran anggaran seperti yang disampaikan Prabowo.

Mantan Wali Kota Solo itu pun meminta agar ditunjukkan bukti kebocoran, yang selalu disampaikan Prabowo dalam setiap kesempatan.

“Kami ini mau memperbaiki, mungkin ada kebocoran, tunjukan. Kami ini ingin memperbaiki,” ujarnya.

Karena itu, Jokowi mempersilakan Prabowo untuk melaporkan kepada KPK bila memiliki bukti kebocoran anggaran.

“Kalau bocor laporkan saja ke KPK. Yang bocor di sebelah mana, bocor di keran mana, bocornya di sektor apa, jumlahnya berapa, bawa bukti-bukti,” katanya.

Sebelumnya, Prabowo kembali menyinggung kebocoran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat berkampanye di Ciamis, Jawa Barat, Sabtu (6/4).

Prabowo mengklaim kebocoran anggaran kini mencapai Rp2.000 triliun setiap tahun. Ia menyebut KPK juga sudah mengakui kebocoran anggaran tersebut.

“Dua hari lalu KPK membuat pernyataan bahwa yang keluar ke luar negeri dan bocor bukan Rp1.000 triliun melainkan Rp2.000 triliun,” kata Prabowo kepada pendukungnya.

Sudah sejak lama Prabowo mengatakan itu, berarti kata itu sudah basi. Basi!!. Tetapi, kalau sudah basi kok masih digoreng ya. Harusnya kata bocor itu tidak terus diucapkan hanya untuk menakuti rakyat saat ini. Itu tidak baik!!.

Harusnya Prabowo menawarkan kata-kata, ide dan gagasan yang baik buat rakyat bukan bocor, bocor dan bocor. Kasihan sekali negara ini ditakuti terus menerus. Prabowo harus berubah agar bisa menang. Kalau terus begitu pasti tak akan menang-menang. Sadarlah Prabowo akan itu.

Kata bocor yang diungkapkan itu sebenarnya tidak baik dikonsumsi publik. Apa yang bocor, berapa yang bocor?. Atau kepala siapa yang bocor?.

Itu tak jelas diungkapkan Prabowo. Inilah calon pemimpin yang jago ngomong, tapi tak pakai data yang benar. Ditanya dari mana yang bocor, tetapi tak mampu dijelaskan secara baik. Waduh, begitukah sosok pemimpin Indonesia nanti?. Bocor dimana kata Pak Jokowi?.

Emangnya Prabowo punya intelijen melihat kebocoran?. Jadi, darimana tahu Rp. 2000 triliun uang negara bocor. Itu uang dari bocor dari sisi mana?. Uang siapa?. Tolonglah Prabowo untuk menjelaskannya secara baik dan benar.

Secara jelas Pak Jokowi yang memimpin negeri ini lebih tahu anggaran kita kemana. Ada kabinet yang juga membantu Jokowi dalam mengetahui dana itu kemana. Jadi, Prabowo sok tahu dan sok pintar. Tak bisa menjelaskan anggaran bocor itu darimana. Ah, sudahlah, kalau tidak tahu untuk apa bicara.

Kalau terus begitu yang pasti rakyat tidak akan respect dan tidak akan mau memilih Prabowo. Gaya bicara yang wah, tetapi hanya asal-asalan saja. Tak tahu apa yang dikatakannya tersebut. Untung saja, Prabowo tidak menang nantinya.

Kita rakyat Indonesia mau pemimpin yang punya program dan alasan mengapa ingin buat program itu. Kita ingin pemimpin yang jelas dan punya hati memimpin Indonesia, bukan pemimpin yang pandai ngomong, duduk manis dan hanya meminta hasil saja. Itu tidak baik!!.

Pemimpin harus pengayom dan tidak marah. Tidak membuat ketakutan dengan mengatakan Indonesia akan bubar dan punah. Anggaran bocor ke luar negeri. Kalau pemimpin itu memimpin kita, maka sudahlah mungkin kita hancur. Jangan sampai begitulah.

Kita mau sejahtera, bukan mau sengsara. Jadi, ayo pilih pemimpin yang mampu menjelaskan kritikannya dan memberi solusi. Bukan asik, bocor, bocor dan bocor. Emang bocornya dimana?. Kepala yang bocor?.

Kita mau sejahtera, bukan mau sengsara. Jadi, ayo pilih pemimpin yang mampu menjelaskan kritikannya dan memberi solusi. Bukan asik, bocor, bocor dan bocor. Emang bocornya dimana?. Kepala yang bocor?.

Sumber : seword.com

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih