Buka KTT ASEAN ke-43, Keketuaan Indonesia Serukan Perdamaian Dunia Demi Capai Epicentrum of Growth
Oleh : Ahmad Dzul Ilmi Muis )*
Buka pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 di Jakarta, keketuaan Indonesia kali ini terus menyerukan adanya perdamaian dunia yang harus secara bersama dicapai dan diupayakan. Karena dengan adanya hal tersebut maka akan mampu menuntun pada visi besar yakni terwujudnya Epicentrum of Growth.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kerja Sama ASEAN Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI) Sidharto R. Suryodipuro menegaskan bahwa tema besar yang dijunjung dalam KTT ASEAN ke-43, yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Grwoth’ memang bukanlah sebatas retorika semata.
Dengan adanya tema besar tersebut, juga merupakan cara yang dilakukan oleh seluruh negara kawasan demi bisa mengajak semua mitranya. Bukan hanya mengajak, namun juga untuk terus mengingatkan kepada dunia agar terus mampu menjadi kontributor dan juga bisa berperan serta atau aktif dalam menjaga kelanjutan Association of Asian Nations (ASEAN) sebagai Epicentrum of Growth atau pusat pertumbuhan bagi dunia karena nantinya juga akan saling menguntungkan seluruh pihak.
Diketahui bersama bahwa Indonesia pada tahun 2023 ini kembali menjabat sebagai Ketua ASEAN dengan mengangkat tema besar tersebut, yang mana bermakna bahwa seluruh pihak, utamanya Tanah Air selaku ketua akan terus mendorong dan menjadikan negara-negara anggota ASEAN sendiri terus relevan serta penting bagi masyarakat dunia.
Visi dari keketuaan Indonesia untuk ASEAN 2023 memang mengarah kepada kemampuan untuk melakukan pembangunan seluruh negara kawasan dengan terus memperhatikan ketahanan, adaptif, inklusifitas hingga mampu berperan sentral dan juga mampu mendatangkan banyak manfaat.
Sementara itu, dalam pidato pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 yang dilangsungkan di Jakarta, Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa upaya dari seluruh pihak, utamanya negara kawasan ASEAN termasuk pula dari seluruh negara lain di dunia harus terus dilandasi dalam kerja sama yang berbingkai kesetaraan. Hal tersebut bertujuan untuk bisa meraih kemajuan secara bersama.
Pasalnya, memang sama sekali tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi dunia saat ini penuh akan ketidakpastian dan juga gejolak terus menjadi tantangan yang hendaknya patut untuk bisa diatasi secara bersama-sama oleh seluruh pihak. Maka dari itu, apabila dalam mengatasi hal tersebut, misalnya ASEAN melakukannya sendirian, tentu rasanya tidak akan mungkin dan pastinya akan sangat sulit.
Maka tak heran, negara di kawasan ASEAN terus mengajak seluruh negara lainnya di dunia agar bisa memberikan dukungan secara maksimal untuk bisa mencapai tujuan bersama. Karena dengan adanya kerja sama yang terjalin dengan baik, utamanya jika itu menjunjung tinggi akan kesetaraan, maka jelas cita-cita menggapai epicentrum of growth sebagaimana tema besar yang dimiliki oleh Keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN ke-43 akan menjadi kenyataan.
Meski di tengah banyaknya gejolak dunia yang sampai detik ini terus berlangsung tersebut, namun Kepala Negara tetap menegaskan bagaimana posisi kuat yang dimiliki oleh ASEAN. Karena seluruh negara anggota ASEAN sama sekali tidak menginginkan adanya rivalitas, pasalnya jika itu terus terjadi tentu akan mampu mendatangkan banyak dampak buruk lainnya.
Terlebih, memang tujuan awal dari dibentuknya perserikatan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara sendiri memang untuk bisa menjalin kerja sama yang baik, sehingga ke depannya dari kerja sama tersebut akan mampu menciptakan kemakmuran, stabilitas serta perdamaian bagi dunia.
Presiden RI Ketujuh itu juga menegaskan kepada seluruh dunia agar tidak menjadikan kapal besar ASEAN justru sebagai arena untuk ajang rivalitas yang terjadi dari adanya perebutan pengaruh dari kekuatan besar dunia. Maka dari itu, dalam kesempatan tersebut, mewakili seluruh negara di ASEAN, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa ASEAN tidak akan pernah memihak kepada kekuatan manapun untuk menjadi proxy mereka.
Meski tidak memihak pada proxy manapun, akan tetapi justru negara di ASEAN terus mendorong terbukanya kerja sama dengan seluruh pihak di dunia dengan sangat terbuka dan seluas mungkin karena tujuan akhirnya adalah bersama-sama menciptakan perdamaian hingga kemakmuran bagi dunia.
Untuk bisa mencapai hal itu, maka terdapat satu poin penting yang hendaknya mampu untuk disadari dan juga dijunjung tinggi secara bersama-sama, yakni adanya semangat akan kesetaraan bagi seluruh negara dalam kerja sama tersebut. Kesetaraan sendiri bukan berarti semua pihak hanya diperbolehkan memiliki satu pendapat saja, justru sebaliknya, bahwa dengan adanya kesetaraan, maka terjadinya perbedaan pendapat merupakan hal yang lumrah terjadi.
Ketika perbedaan pendapat terjadi, maka juga akan dicarikan secara bersama bagaimana solusi jalan tengahnya untuk menggapai penyelesaian akan suatu isu. Sehingga justru dengan adanya perbedaan tersebut, maka akan bisa saling melengkapi satu sama lain, dan menuntun pada visi besar yakni terwujudnya Epicentrum of Growth.
)* Penulis adalah alumni Fisip Unair