Bumi dan Langit, Sandiaga Disamakan Bung Hatta
Oleh: M Taufik
Sebelumnya Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga, menyebut Hanum Salsabiela Rais sebagai Cut Nyak Dien masa kini, yang kemudian banyak masyarakat yang keberatan akan pernyataan tersebut karena syarat akan kepentingan politik.
Penyamaan tokoh nasional dengan para tokoh politik saat ini kembali terulang. Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) Faldo Maldini mengunggah video dirinya bersama tim pemenangan dari calon presiden Prabowo Subianto dan calon wakil presiden Sandiaga Uno.
Pada video tersebut, terlihat tim Pemenangan Prabowo-Sandi yakni Dahnil Anzar Simanjuntak, Pipin Sopian, Irene, dan juga Gamal Albinsaid. Dalam video berdurasi 2 menit itu, para tim pemenangan mengungkapkan alasan mendukung Prabowo-Sandiaga.
Dahnil menyampaikan, pendapatnya bahwa sosok Prabowo-Sandiaga seperti duet sosok Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka dinilai adalah bagian baru dari model Bung Karno dan Bung Hatta. Pak Prabowo itu seperti kombinasi Bung Karno dan Jenderal Soedirman. Sedangkan Bang Sandi adalah bagian baru dari Bung Hatta.
Masyarakat jelas keberatan akan pernyataan tersebut. Bahkan Gustika Jusuf Hatta, Cucu mantan wakil presiden Indonesia pertama tersebut tak terima jika kakeknya disamakan dengan Sandiaga Uno. Ia mencuitkan komentar pedas dan mengungkapkan kemarahannya akan Dahnil Simanjuntak.
Gustika marah karena hal ini selalu terjadi setiap Pilpres. Menurutnya, salah satu politisi yang bertanding di ajang Pilpres pasti menggadai-gadai nama Bung Hatta. Ia beranggapan bahwa politisi tersebut tak benar-benar mencontoh nilai-nilai kakeknya namun hanya menggunakan nama Bung Hatta untuk kepentingan politik.
Gustika menilai tidak melihat persamaan karakter Sandiaga dengan Bung Hatta. Sandiaga Uno menurutnya adalah tokoh korporasi sedangkan Bung Hatta adalah tokoh koperasi. Gustika juga mengungkapkan perbedaan lain antara Bung Hatta dan Sandiaga Uno. Sandiaga Uno adalah politisi sedangkan Bung Hatta adalah negarawan. Dari situ saja, hal yang paling fundamental sudah berbeda jauh, tidak bisa disama-samakan.
Selain itu, cucu Bung Hatta ini juga berkomentar bahwa selama ini Sandiaga sering asbun atau asal bunyi dalam mengomentari perekonomian. Berbeda dengan Bung Hatta yang selalu memperbaharui ilmu pengetahuan dengan membaca.
Sikap keberatan yang dilakukan oleh Gustika memang sudahlah tepat. Raja Juli Antoni, juga mendukung sikap cucu Wapres pertama Mohammad Hatta yang geram sang proklamator disamakan dengan Sandiaga Uno. Menurut dia, keluarga Muhammad Hatta berhak keberatan jika dimanfaatkan untuk kepentingan politik.
Sedangkan menurut sejarawan Bonnie Triyana, ada hal-hal prinsipil yang hanya ada di Bung Hatta dan tidak mungkin disetarakan dengan orang lain di luar Hatta sendiri, sehingga protes Gustika, dinilai punya dasar kuat.
Saat ini, ditahun menjelang pilpres, identitas Soekarno-Hatta kemudian digunakan untuk membangkitkan sentimen politik dan memikat pemilih.
Karakteristik dari para proklamator yang kemudian ditempelkan pada para politisi itu memang hanya yang di permukaan. Seperti bersih, kharismatis, dan berwibawa. Namun harus melihat sejarah dan latar belakangnya dahulu sebelum membandingkan seseorang.
Sandiaga adalah tokoh politik baru sedangkan Bung Hatta adalah negarawan yang mengutamakan kepentingan bangsa ini. Jelas perbedaannya antara bumi dan langit.
*Penulis adalah Pengamat Masalah Sosial Politik