Cakupan Vaksinasi Covid-19 Indonesia Peringkat 4 Dunia
Oleh : Fikri Arfiansyah )*
Indonesia meraih prestasi karena cakupan vaksinasi Covid-19-nya ada di peringkat 4 dunia. Ini adalah sebuah kebanggaan, karena menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memberantas corona dan melaksanakan program vaksinasi nasional.
Pandemi membuat kondisi kita jadi jungkir balik dan pemerintah berusaha keras agar keadaan ini tidak berlarut-larut. Untuk mencegah keparahan pandemi maka salah satu strateginya adalah dengan program vaksinasi nasional. Program ini makin digenjot karena makin banyak yang divaksin tentu makin banyak pula yang kebal dari virus Covid-19 (dengan catatan mematuhi protokol kesehatan).
Kerja keras pemerintah dalam melaksanakan vaksinasi membuahkan hasil. Per tanggal 4 januari 2022, Indonesia dinyatakan jadi negara ke-4 yang memiliki cakupan vaksinasi corona terbanyak, yakni lebih dari 283 juta dosis untuk sasaran 166 juta orang. Negara pertama yang mencapai cakupan vaksinasi adalah Tiongkok, disusul India dan Amerika Serikat.
Ketika cakupan vaksinasi di Indonesia sudah lebih dari 283 juta dosis maka lebih dari 60% penduduk yang sudah divaksin. Jika program vaksinasi nasional makin digenjot, maka pada akhir tahun 2022 akan tercapai kekebalan kelompok, karena semua WNI sudah disuntik vaksin. Kekebalan ini yang diidam-idamkan karena bisa menghapus status pandemi yang menyakitkan.
Cakupan vaksinasi yang besar merupakan hasil dari strategi-strategi pemerintah dalam mempercepat program vaksinasi nasional. Pertama, vaksin corona diberikan secara gratis, sehingga banyak yang mau disuntik (mumpung tidak harus membayar seperti di negara lain). Pemerintah paham bahwa kondisi masyarakat saat pandemi begitu menyedihkan, sehingga penggratisan vaksin bisa membantu mereka.
Kedua, vaksinasi dilaksanakan secara massal. Jika pada awal program vaksinasi nasional hanya diadakan di Puskesmas atau RS, maka saat ini vaksinasi selalu diadakan di tanah lapang, aula, atau tempat lain yang bisa menampung banyak orang. Penyelenggara vaksinasi massal biasanya dari pihak aparat dan ada juga pihak swasta.
Menariknya, saat ini juga sudah umum vaksinasi diadakan di pusat perbelanjaan. Hal ini untuk menarik minat masyarakat yang sedang belanja, sehingga mereka yang belum divaksin bisa mendaftar. Sebaliknya, ketika mereka yang niat awalnya mau divaksin, akan makan di foodcourt dan belanja di mall tersebut, sehingga terjadi simbiosis mutualisme.
Vaksinasi juga diadakan secara door to door. Program yang diinisiasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) ini mendekatkan mobil vaksinasi dan tenaga kesehatan ke masyarakat, sehingga mereka bisa disuntik tanpa harus pergi ke Rumah Sakit atau lokasi vaksinasi massal lainnya. Dengan begitu, maka diharap makin banyak masyarakat yang sudah divaksin.
Makin banyak yang sudah divaksin maka makin banyak yang punya imunitas, sehingga tidak mudah tertular corona. Kesehatan adalah modal utama karena jika sehat maka bisa bekerja dengan riang.
Cakupan vaksinasi memang harus diperbesar karena targetnya adalah selesai dalam 18 bulan setelah maret 2021, sehingga perkiraannya pada september 2022 100% WNI sudah divaksin. Untuk mencapai target maka suntikan ditingkatkan, dari 1 juta menjadi 3 juta per hari di seluruh Indonesia.
Pemerintah juga membuat aturan agar semuanya mau divaksin, agar cakupan vaksinasi makin besar. Misalnya ketika ada pembelajaran tatap muka, maka para murid harus divaksin terlebih dahulu. Selain itu, guru-gurunya juga harus divaksin.
Ketika Indonesia menjadi negara ke-4 yang mencapai cakupan vaksinasi terbesar di dunia maka ini adalah sebuah prestasi besar. Hal ini menunjukkan keberhasilan program vaksinasi nasional di Indonesia. Semua WNI juga tertib dan mau divaksin dengan senang hati.
)* Penulis adalah mahasiswa IISIP Jakarta