Dipimpin Presiden Jokowi, Indonesia Tunjukkan Aksi Nyata di KTT AIS Bali
Bali – Perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) 2023 mulai di gelar di Bali sejak 10-11 Oktober 2023. Dalam Forum perdana yang dipimpin Presiden Jokowi ini, Indonesia telah menghasilkan sejumlah aksi konkret.
Diketahui, Indonesia sendiri telah memberikan aksi nyata melalui pendanaan berkelanjutan forum negara-negara kepulauan. Hal tersebut disampaikan secara langsung oleh Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Jodi Mahardi.
“Komitmen pendanaannya dari 2022 sampai 2025,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa komitmen pendanaan dalam forum tersebut memang benar-benar baru datang dari Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat diikuti oleh negara atau organisasi internasional lainnya.
Selanjutnya Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenko Marves itu melanjutkan bahwa pendanaan terhadap AIS Forum akan memberikan banyak dampak positif. Salah satunya adalah bagi kepemimpinan Indonesia di Kawasan dan di Negara Pulau dan Kepulauan.
“Tentunya harapan kami menjadi sebuah terobosan bagi diplomasi ekonomi biru di tingkat global,” imbuhnya
Sebelumnya, Indonesia telah mengenalkan aksi responsif dalam bentuk Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun dalam salah satu side events Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum di Bali. Dokumen ini merupakan bagian integral dari strategi untuk mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan potensi karbon biru.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menjelaskan dokumen ini akan berfungsi sebagai peta jalan bagi upaya Indonesia untuk melestarikan dan memulihkan habitat karbon biru, meningkatkan potensi penyimpanan karbon untuk kepentingan planet, dan generasi mendatang.
“Untuk mengatasi masalah-masalah perubahan iklim yang kompleks, kita membutuhkan komitmen dan solusi yang beragam. Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun akan menjadi bagian peningkatan target kontribusi nasional (NDC) Indonesia dalam pengurangan emisi gas rumah kaca dan menjadi peta jalan untuk menentukan langkah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan tangguh,” pungkasnya.
Dalam Profil Aksi Mitigasi Karbon Biru Lamun, Indonesia akan memusatkan perhatian pada langkah-langkah seperti intervensi dalam regulasi pemanfaatan ruang laut serta melakukan restorasi padang lamun. Langkah-langkah ini diproyeksikan akan berkontribusi secara signifikan pada penurunan emisi karbon hingga tahun 2030.
Selain itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga menggalakkan partisipasi masyarakat dalam upaya perlindungan dan pengumpulan data terkait padang lamun
“Untuk mendukung hal ini, tengah dikembangkan aplikasi yang mudah digunakan oleh masyarakat dan pembangunan the Blue Carbon Room, ruang terpusat untuk memantau aktivitas karbon biru di Indonesia,” imbuhnya.