Warta Strategis

Disiplin Ketat Prokes Efektif Hadapi Varian Delta Plus

Oleh : Ismail )*

Masyarakat perlu untuk menerapkan disiplin ketat Protokol Kesehatan (Prokes) untuk menghadapi varian delta plus yang diyakini lebih infeksius. Ketaatan terhadap Prokes diyakini mampu melindungi warga dari penularan Virus berbahaya tersebut.

Virus Corona varian Delta rupanya telah bermutasi menjadi varian delta plus, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Subandrio telah membenarkan bahwa virus corona varian delta plus telah terdeteksi di Indonesia.

Amin mengatakan, temuan varian Delta Plus ini diketahui setelah Eijkman mendapatkan kiriman sampel dari Rumah Sakit Raden Mattaher Jambi. Ia menuturkan, bahwa sampel tersebut dikirimkan kepada Eijkman sekitar tiga pekan lalu.

            Ahli virologi di India mengatakan bahwa varian Delta Plus menimbulkan gejala yang sama dengan Delta dan varian Beta.          Beberapa gejala pasien yang terinfeksi varian delta plus antara lain ; batuk, diare, demam, sakit kepala, ruam kulit, perubahan warna jari tangan dan kaki, nyeri dada, sesak napas. Sedangkan gejala lain yang teridentifikasi oleh pada ahli antara lain ; Sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan.

Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan RS Raden Mataher Jambi Dewi Lestari mengatakan, pihaknya akan melakukan pelacakan terhadap pasien yang teridentifikasi dengan varian delta plus. Menurut Dewi, proses pelacakan akan dilakukan setelah pihaknya menerima salinan data dari Eijkman terkait penemuan varian Delta Plus tersebut.

Varian yang memiliki kode AY.1 ini diberi nama Delta Plus karena masih memiliki hubungan kekerabatan dengan varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India. Selain nama yang tak jauh berbeda, karakteristik varian Delta Plus juga secara umum masih sama dengan varian delta.

Namun terdapat satu perbedaan signifikan yang membedakan keduanya. National Geographic telah melansir bahwa varian delta plus berbeda dengan varian delta karena adanya mutasi ekstra yang disebut KA17N, dan terletak di protein spike (seperti paku) yang menutupi permukaan virus SARS-Cov-2. Mutasi serupa juga ditemukan pada varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan, Gamma pertama kali diidentifikasi di Brasil dan pada beberapa sampel Alpha pertama kali diidentifikasi di Inggris.

Mengenai varian delta plus, posisi mutasi K417N berada dalam wilayah protein spike yang berinteraksi dengan protein reseptor ACE2 dan memungkinkan virus menginfeksi sel, termasuk sel yang ada di paru-paru, jantung, ginjal dan usus. Ketika protein spike bertemu reseptor ACE2, protein itu berubah dari keadaan “tertutup” menjadi “terbuka”, untuk mengikat reseptor dan menginfeksi sel.

Berdasarkan studi pada varian beta, yang memiliki mutasi serupa, K417N dapat membantu protein spike mencapai keadaan “terbuka” sepenuhnya, yang kemungkinan meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi. Peningkatan pengikatan reseptor ACE dan keadaan yang lebih terbuka adalah ciri-ciri varian yang sangat menular dan resisten antibodi.

Studi juga menunjukkan bahwa mutasi K417 membantu varian Beta melewati antibodi, sehingga varian Delta Plus kemungkinan juga dapat menghindari vaksin dan antibodi lebih baik daripada varian delta. Meski tidak jauh berbeda dengan gejala infeksi varian delta, maupun strain asli dari virus corona. Akan tetapi, varian delta diketahui membuat gejala-gejala infeksi menjadi lebih parah dan lebih sulit ditangani oleh tim medis.

Pada kesempatan berbeda, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta kepada masyarakat untuk lebih disiplin dalam menjalani protokol kesehatan (prokes). Hal ini disampaikannya, setelah dalam beberapa hari terakhir kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Gerakan Prokes dan penerapan 5M merupakan kunci penting dalam mengendalikan penularan dan penyebaran virus SAR-Cov-2. Sementera vaksin yang diberikan tidak lantas memberikan kekebalan mutlak terhadap virus tersebut.

            Amin Subandrio selaku Kepala LBM Eijkman menyebutkan, mutasi virus covid-19 seperti virus yang lainnya akan terus terjadi. Sehingga perlu upaya keras untuk mencegah mutasi virus dengan memutus mata rantai replikasi atau penyebarannya yang masih mengkhawatirkan.

            Melalui protokol kesehatan 5M dan meminimalisasi pergerakan masyarakat hingga mendorong terciptanya herd immunity melalui vaksinasi menjadi kunci untuk mencegah mutasi virus corona.

Virus corona terus bermutasi, hal tersebut menunjukkan bahwa kita harus terus waspada agar terhindar dari virus corona yang mengancam keselamatan banyak orang, protokol kesehatan adalah harga mati untuk dipatuhi sampai nanti Indonesia memasuki fase herd immunity.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih