Disiplin Prokes dan Ketaatan PPKM Solusi Cegah Kematian Akibat Covid-19
Oleh : Adelia Rahmawati )*
Penanganan pandemi Covid-19 membutuhkan kerja sama semua pihak. Salah satu cara tersebut adalah tetap disiplin Prokes dan ketaatan PPKM sebagai salah satu solusi mencegah kematian akibat Covid-19.
Sejumlah provinsi di Indonesia masih mencatat angka kematian covid-19 yang tinggi, hal tersebut dikatakan oleh Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Prof. Wiku Adisasmito. Kendati mayoritas penyumbang tertinggi masih ada di Pulau Jawa-Bali, yang merupakan wilayah PPKM level 4, Prof Wiku meminta kepada pemerintah daerah setempat agar tetap waspada.
Dalam kesempatan konferensi pers, Wiku mengatakan, meski Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta tetap masih menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kematian, tetapi waspada juga dengan Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Riau, Kalimantan Tengah dan Sumatera Selatan yang turut jadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus kematian mingguan. Angka tersebut mestinya menjadi alarm kepada pemerintah daerah setempat karena sebagian besar kabupaten/kota di provinsi tersebut tidak menjalani PPKM level 4.
Adapun secara rinci, 10 provinsi dengan kenaikan kematian tertinggi adalah Jawa Tengah yang mengalami kenaikan sebanyak 825 kasus, Jawa Timur dengan kenaikan 586 kasus, DKI Jakarta dengan kenaikan 510 kasus dan Kalimantan Timur yang mengalami kenaikan sebanyak 189 kasus. Lalu ada DIY yang naik sebanyak 136 kasus dari pekan sebelumnya, Riau dengan 58 kasus, Bali dengan 53 kasus, Sulawesi Selatan dengan 48 kasus, Kalimantan Tengah dengan 44 kasus dan Sumatera Selatan dengan kenaikan 43 kasus.
Wiku juga mengungkapkan, jumlah kematian akibat Covid-19 pada Juli 2021 ini menjadi angka tertinggi sepanjang pandemi. Kematian akibat Covid-19 pada dua minggu terakhir mengalami pertambahan lebih dari 1.000 kasus setiap hari. Bahkan pada 27 Juli 2021 lalu, tercatat sebanyak 2.069 kematian dalam sehari.
Sementara itu, jumlah total kematian yang tercatat sejak awal Juli hingga 28 Juli 2021 tercatat sebanyak 30.168 kasus. Wiku menuturkan, angka kematian tersebut sangatlah tinggi, mengingat pada bulan Juni lalu, angka kematian tertiggi yaitu 7.913. Wiku juga menekankan, masih terjadinya peningkatan kasus kematian akibat Covid-19 perlu terus dievaluasi.
Oleh karenanya pemda dan masyarakat diharapkan dapat mendukung pencegahan potensi kematian akibat Covid-19. Pemda juga dapat selalu memantau kondisi RS di wilayah masing-masing.
Kemudian, pemda juga diminta melakukan antisipasi kenaikan kasus Covid-19 dengan memastikan ketersediaan oksigen, obat-obatan, tempat tidur RS dan tenaga kesehatan yang bertugas. Hal tersebut tentu dapat meningkatkan kecepatan dan ketepatan pelayanan sehingga kematian dapat dihindari.
Sementara itu untuk masyarakat, bila masuk dalam golongan yang mengalami gejala Covid-19 sedang atau berat, berusia di atas 45 tahun, menderita komorbid dan atau tidak punya tempat memadai untuk isolasi mandiri, kami mohon untuk tidak melakukan isolasi mandiri secara sendirian.
Wiku menganjurkan untuk memanfaatkan tempat isolasi terpusat yang tersedia oleh pemerintah, perawatan di tempat isolasi terpusat dipantau langsung oleh tenaga kesehatan, baik tanda vital, pola gejala, pola makan dan obat-obatan sehingga jika terjadi perburukan bisa langsung mendapatkan penanganan.
Pada kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak. Penerapan protokol kesehatan tersebut merupakan cara yang paling ampuh untuk mencegah penularan virus covid-19, khususnya sejumlah varian baru yang telah masuk ke Indonesia.
Untuk mengantisipasi agar varian baru virus corona tidak menyebar lebih luas, Kementerian Kesehatan akan lebih intens dalam melakukan genome sequencing di sejumlah daerah-daerah yang terpantau telah terdeteksi ditemukan varian baru tersebut. Sehingga pihaknya bisa melakukan langkah-langkah isolasi atau langkah-langkah karantina yang tepat agar virus mutasi baru tidak cepat menyebar ke daerah-daerah lain.
Kita tak dapat mengelak bahwa nyatanya ketertiban masyarakat dalam menaati protokol kesehatan akhir-akhir ini agak menurun. Kemungkinan turunnya kesadaran kepatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut karena jenuhnya masyarakat saat terhadap pandemi.
Mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan merupakan langkah kecil yang bisa kita lakukan untuk berperang melawan pandemi, hal ini harus dilakukan daripada terbaring di Rumah Sakit yang saat ini tengah kelabakan mencari oksigen.
Penerapan PPKM Level 4 dengan diiringi kepatuhan terhadap prokes tentu akan menjadi formula dalam mengurangi angka kematian terhadap Covid-19. Jika kebijakan tersebut benar-benar dipatuhi oleh masyarakat.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Depok