Disiplin Prokes dan Vaksinasi Efektif Mencegah Ledakan Covid-19
Oleh : Alfisyah Dianasari )*
Naiknya jumlah pasien corona membuat masyarakat makin waspada, karena tidak ada yang mau tertular penyakit berbahaya ini. Masyarakat pun diimbau untuk selalu disiplin Prokes dan mengikuti vaksinasi guna mencegah ledakan Covid-19.
Sudah setahun lebih kita berkutat dengan pandemi dan rasanya mulai lelah karena ingin hidup normal seperti dulu. Namun anehnya banyak yang takut akan corona tetapi malas pakai masker. Ketika tertular virus Covid-19, mereka bilang bahwa ini takdir. Padahal mencegah lebih baik daripada mengobati dan menyalahkan takdir adalah tindakan yang sangat konyol.
Ledakan jumlah pasien corona akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan. Di DKI Jakarta ada kenaikan jumlah pasien hingga 300%, hingga RS Darurat Wisma Atlet nyaris full. Hal ini tentu mengkhawatirkan, karena takut di ibukota akan naik menjadi zona merah lagi dan akan berpengaruh ke segala sektor, mulai dari ekonomi sampai pariwisata.
Menurut data tim satgas covid, per 10 juni 2021 jumlah pasien corona di Indonesia ada 8.800 orang per harinya. Angka ini tentu sangat mengerikan, karena bulan lalu jumlah pasien baru 5.000 orang per hari. Kenaikan yang hampir 2 kali lipat tentu membuat para nakes dan warga sipil pusing karena dihantui oleh corona.
Untuk mengatasi lonjakan pasien corona, maka salah satu caranya adalah dengan vaksinasi. Jangan takut jika ada undangan dari RT untuk diinjeksi vaksin di Puskesmas, karena seluruh vaksin yang ada di Indonesia sudah halal MUI. Selain itu, vaksin juga memiliki efikasi tinggi dan sangat minim efek samping, paling hanya terasa agak pegal di lengan yang kena suntik.
Jika ada kesempatan untuk vaksinasi mandiri, maka bagaikan rezeki nomplok, karena antriannya sangat pendek. Selain itu, biaya juga ditanggung oleh perusahaan. Sudah gratis, bonus sehat pula.
Jalan lain untuk terhindar dari corona adalah dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan 5M. Tak henti-hentinya kita diminta untuk memakai masker, karena selain terhindar dari virus Covid-19, juga mencegah masuknya bakteri dan virus lain. Sehingga tubuh akan lebih sehat.
Mencuci tangan dan membawa hand sanitizer juga terlihat ringan tetapi sering dilupakan. Saat masuk rumah harus mencuci tangan sebelum bercengkrama dengan keluarga, jika perlu mandi keramas dan langsung ganti baju. Sementara menjaga jarak juga wajib dilakukan dan jangan bersalaman atau cipika-cipiki terlebih dahulu.
M yang ke-4 adalah mengurangi mobilitas. Kenaikan jumlah pasien corona bulan juni ini karena ada mobilitas massal bulan lalu, ketika banyak yang nekat mudik atau liburan setelah lebaran. Terbukti pergerakan masyarakat meningkatkan potensi penularan virus Covid-19 dan ketika sudah terlanjur, akan sangat sedih karena malah saling menyalahkan.
Dari protokol kesehatan 5M, yang paling sering dilanggar adalah menghindari kerumunan. Karena masyarakat Indonesia cenderung suka bersosialisasi. Jangan nekat membuat kerumunan dengan menggelar hajatan atau acara serupa, karena kita belum tahu siapa yang berstatus OTG di antara para tamu.
Menghindari kerumunan juga bisa dilakukan dengan belanja saat pasar atau minimarket baru buka, sehingga masih sepi dan aman dari kumpulan massa. Kita harus tahu triknya, agar tidak berkontak dengan banyak orang dan aman dari penularan corona.
Ledakan jumlah pasien corona membuat kita meningkatkan level kewaspadaan, karena resiko terbesar dari terkena virus Covid-19 adalah kematian. Jika masih sayang nyawa, maka harus taat pada protokol kesehatan 5M. Juga menjaga imunitas tubuh dan higenitas lingkungan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute