Disiplin Prokes dan Vaksinasi Kunci Sukses Menekan Penularan Covid-19
Oleh : Ferdiansyah )*
Masyarakat perlu untuk disiplin protokol kesehatan (Prokes), baik yang sudah vaksin maupun belum. Dengan adanya ketaatan tersebut, maka penularan Covid-19 di masyarakat diharapkan dapat segera ditekan.
Angka kejadian terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan yang signifikan. Covid-19 telah membuat sejumlah orang harus kehilangan saudara, kerabat, keluarga dan orang yang disayangi.
Salah satu yang mengalami kehilangan keluarga adalah Amy Gayatri Odang yang harus kehilangan kakak dan iparnya yang meninggal akibat Covid-19. Dirinya bercerita bahwa pada April 2020 lalu. Saat itu dia dan keluarganya yang baru saja pulang dari luar negeri, merasa tidak enak badan, belakangan diketahui bahwa mereka terinfeksi Covid-19.
Atas peristiwa tersebut, dirinya berpesan kepada masyarakat untuk patuh terhadap protokol kesehatan, juga hal lain yang diatur pemerintah. Amy mengaku bahwa dirinya pernah terkena Covid-19 di usia 59. Ia juga mengatakan bahwa terpapar Covid-19 itu selangkah menuju kematian.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin meminta kepada masyarkat untuk lebih disiplin dalam menjalani protokol kesehatan (prokes). Hal ini disampaikannya, setelah dalam beberapa hari terakhir kasus positif Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Ma’ruf meyakini, dengan berbagai upaya pemerintah dan juga diikuti disiplin protokol kesehatan, kasus positif Covid-19 bisa dikendalikan sebagaimana pada bulan-bulan sebelumnya. Saat ini, pemerintah terus memperbanyak testing kepada masyarakat, memperbanyak tempat isolasi, serta melakukan pengetatan aktifitas masyarakat melalui pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro di daerah mulai tingkat RW, hingga vaksinasi.
Di samping melaksanakan PPKM secara ketat dan mempercepat proses vaksinasi, Wapres menilai juga perlu dukungan masyarakat untuk terus menjalankan protokol kesehatan. Wapres meyakini, dengan berbagai upaya pemerintah dan juga diikuti disiplin prokes, kasus positif Covid-19 bisa dikendalikan sebagaimana pada bulan-bulan sebelumnya. Karenanya, Ma’ruf juga meminta kepada masyarakat untuk tetap optimis bahwa kasus Covid-19 akan dapat ditekan penyebarannya.
Sebelumnya, Ma’rud Amin menuturkan bahwa pemerintah telah melakukan pengetatan aktifitas masyarakat termasuk melarang mudik lebaran, tetapi tidak dapat dilaksanakan secara 100%. Hal inilah yang menurutnya menjadi salah satu penyebab angka kasus covid-19 kembali mengalami peningkatan.
Oleh karena itu, Ma’ruf secara tegas mengatakan bahwa saat ini pemerintah harus kembali melakukan pembatasan aktifitas masyarakat secara ketat, memperbanyak testing, serta mempercepat vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunal.
Perlu diketahui pula bahwa Indonesia menempati peringkat ke-13 dunia dalam layanan vaksinasi. Untuk Akselerasi, tahapan dan alur vaksinasi diringkas. Observasi pascasuntikan vaksin cukup 30 menit. Tak hanya sekali Presiden RI Joko Widodo mengatakan bahwa vaksin adalah game changer di tengah pergulatan pengendalian Covid-19. Segala protokol kesehatan (prokes), strategi pembatasan sosial dan kebijakan karantina tidak akan pernah cukup bila tidak kunjung terbentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menuturkan, vaksinasi itu membuat pembentukan herd immunity secara cepat dengan risiko yang paling rendah. Herd Immunity bisa terbentuk secara alamiah, tetapi akan memerlukan waktu panjang setelah begikut banyak orang terinfeksi, dalam sebaran yang luas, yang akan menimbulkan korban besar.
Indonesia terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi, baik melalui program vaksinasi reguler yang digelar pemerintah maupun vaksinasi gotong royong yang melibatkan para pelaku usaha. Tercatat tiga jenis vaksin telah masuk ke Indonesia, yakni Sinovac asal Tiongkok, AstraZeneca dari Inggris (diproduksi di Korea) dan Sinopharm buatan Tiongkok.
Secara umum, negara-negara vaksinasi di negara-negara Asean, di luar Indonesia belum mencapai 10 persen dari target. Sempat melonjak pada April-Mei, namun kasus aktif Covid-19 di negeri tetangga, seperti Thailand, Filiphina dan Malaysia sudah mulai menurun. Bahkan, Malaysia merasa perlu menempuh kebijakan karantina wilayah secara nasional sejak 1 hingga 14 Juni 2021.
Percepatan vaksin covid-19 juga dinilai dapat menggeliatkan mobilitas masyarakat secara aman. Mobilitas masyarakat tentu akan sangat berpengaruh terhadap jasa keuangan. Dukungan terhadap vaksinasi juga datang dari Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mendorong adanya percepatan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia untuk kembali menggeliatkan mobilitas masyarakat.
Sehingga selain menjadi indikator herd immunity, vaksinasi juga menjadi harapan baru untuk kembali meningkatkan mobilitas masyarakat secara global. Prokes dan vaksinasi haruslah berjalan beriringan, keduanya sama-sama penting untuk digalakkan demi mengakhiri pandemi Covid-19.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial Masyarakat