Displin di Era New Normal Kunci Pemulihan Ekonomi Nasional
Oleh : Alfisyah Kumalasari )*
Di era new normal, Indonesia kembali bangkit agar kondisi ekonominya tetap terjaga. Pemerintah mulai membuka lagi pasar dan pusat perbelanjaan agar kegiatan jual beli diadakan kembali. Semua ini tentu harus kita dukung dengan kedisiplinan dan mematuhi protokol kesehatan. Agar semuanya berjalan dengan lancar.
Sri Mulyani menyatakan bahwa ekonomi Indonesia bisa benar-benar pulih seperti sedia kala. Mentri keuangan ini berbicara fakta, karena keadaan finansial kita berangsur membaik, setelah seluruh elemen masyarakat patuh pada protokol kesehatan dan juga disiplin dalam menaati peraturan yang dibuat oleh pemerintah. Jadi rakyat turut mendukung program-program pemerintah dan pelan-pelan kondisi finansial Indonesia bangkit lagi.
Dalam vide conference 30 juni 2020 di Jakarta, mentri keuangan Sri Mulyani berbicara bahwa sudah seharusnya masyarakat tetap produktif walau masih berada dalam pandemi covid-19. Karena keaktifan orang-orang ini tentu baik untuk kesehatan mereka, serta turut memperbaiki kondisi ekonomi di Indonesia. Tentu dengan mematuhi aturan dan protokol kesehatan.
Sri Mulyani juga memuji tindakan masyarakat yang cepat sekali beradaptasi dengan keadaan. Hal ini bisa membuat keadaan ekonomi Indonesia tidak terlalu terpuruk. Memang peningkatannya tidak sampai 5 % dalam 3 bulan pertama di 2020. Namun ini masih lebih baik, karena di negara lain kondisi ekonominya malah minus. Sehingga terancam terkena krisis finansial.
Ketika masih dalam pandemi, maka semua orang memakai masker sebagai salah satu cara berdisiplin, agar tidak terkena droplet yang bisa jadi sarana penularan corona. Adaptasi yang dimaksud oleh menkeu Sri Mulyani bisa berupa banyaknya orang yang beralih untuk menjual masker kain, karena memang benda ini banyak dibutuhkan orang. Masker ini dijual secara online dan harganya juga beragam, tergantung dari kualitas kainnya.
Kedisiplinan lain yang dilakukan oleh masyarakat adalah rajin mencuci tangan atau memakai hand sanitizer. Di depan pasar, kantor, dan tempat-tempat umum lainnya juga disediakan galon atau gentong untuk menampung air cuci tangan. Jadi masyarakat terbiasa untuk disiplin menjaga higienitas di tempat umum.
Di dalam pasar juga sering diadakan rapid test untuk mengetahui apakah ada yang terkena corona dan jadi OTG alias orang tanpa gejala. Ketika ada 1 saja pedagang yang positif kena virus covid-19, maka pasar terpaksa ditutup. Oleh karena itu, semua orang mulai dari pembeli hingga penjual wajib memakai masker dan mencuci tangan sebagai bentuk disiplin dalam memerangi corona.
Sepintas kedisiplinan ini terlihat berat, apalagi ketika habis bepergian harus langsung mandi, keramas, dan mengganti baju. Makanan yang dibawa dari luar pun harus dipindah ke wadah lain dan dipanaskan kembali. Anda jangan mengeluh dulu. Jika semua orang tidak mau kompak dalam berdisiplin menjaga higienitas dan kesehatan, maka program pemulihan ekonomi nasional akan sia-sia.
Logikanya begini, ketika kita memasuki era new normal dan pasar serta supermarket dibuka lagi agar ekonomi pulih lagi, akan sia-sia jika tidak ada kedisiplinan. Jika ada 1 saja orang yang jadi carrier corona dan lalai ketika berjalan-jalan tanpa masker, maka ketika bersin saja sudah berbahaya. Karena bisa menularkan virus covid-19. Jika semua orang tertular, maka pelaku ekonomi (penjual dan pembeli di pasar) tidak ada. Maka perekonomian tidak bisa berjalan karena hampir semua orang jadi pasien corona.
Kita wajib menjaga diri dan tetap disiplin dalam menaati protokol kesehatan. Karena semua ini demi keselamatan bersama. Jika seluruh orang disiplin, maka kondisi ekonomi Indonesia pelan-pelan akan membaik. Karena semuanya sehat dan bisa bertransaksi di pasar seperti dulu.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini