DKPP Pastikan Stok dan Harga Beras Terkendali, Masyarakat Diimbau Tidak Panik
Oleh : Mayang Dwi Andaru)*
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya memastikan bahwa stok dan harga beras di pasar di Kota Surabaya masih terkendali. Maka dari itu, masyarakat hendaknya tidak perlu panik terlalu berlebihan karena justru dengan kepanikan yang dimiliki oleh masyarakat akan semakin memperburuk keadaan.
Kepala DKPP Surabaya, Antiek Sugiharti mengatakan berdasarkan hasil pemantauan di berbagai pasar di Kota Surabaya, menunjukkan kalau harga dari beras sudah terkendali dan juga aman. Sehingga, kepada seluruh masyarakat diimbau untuk tidak perlu panik dan malah melakukan pembelian yang berlebihan.
Disebutkan bahwa kebutuhan dalam satu bulan di Kota Surabaya sendiri adalah sebanyak 15.775 ton, kemudian kini, ketersediaan stok beras bahkan mencapai hingga sebanyak 31.696 ton, yang mana artinya jumlah dari stok persediaan beras di Kota Pahlawan itu dalam kondisi yang sangat aman.
Kemudian mengenai harganya, untuk harga rata-rata dari survei yang dilakukan oleh pihak petugas pasar di lapangan menunjukkan bahwa harga rata-rata dari beras di Surabaya setidaknya per hari Rabu, tanggal 4 Oktober 2023 cenderung masih aman dan stabil, pada beras premium harganya 13.333 Rupiah, kemudian untuk medium Buloh pada harga 10.900 Rupiah.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopdag) Kota Surabaya, Dewi Soeriyawati menjelaskan pihaknya akan terus melakukan berbagai macam langkah dan strategi untuk mengantisipasi terhadap bagaimana kenaikan harga dari komoditas beras itu.
Salah satu yang dilakukan oleh pihak Dinkopdag adalah dengan melakukan pendistribusian beras dari Bulog kepada para pedagang di berbagai pasar utama di Kota Surabaya. Pihak Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga secara berkelanjutan melakukan Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan komoditas beras kepada para pedagang di seluruh pasar di wilayah rersebut hingga sebanyak 52 ton per minggunya.
Bukan hanya itu saja, namun pihak Pemkot juga menggelar Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dilaksanakan dengan penyediaan setidaknya minimal 8 ton dalam 1 lokasi pada setiap kali satu pelaksanaan. Harapan besar dikemukakan kepada seluruh warga agar mereka sudah tidak perlu khawatir lagi karena ketersediaan beras sendiri masih sangat cukup.
Dengan digelontorkannya beras kepada para pedagang, maka diharapkan tidak akan ada lagi kenaikan harga yang terlalu tinggi di masyarakat. sebab, harga tersebut sudah disampaikan kepada seluruh pedagang yang dipasok sebelumnya. Pihak PD Pasar Surya dan juga pengelola pasar juga akan terus melakukan monitoring ke seluruh stand yang mendapatkan jatah dropping beras SPHP.
Secara umum, harga komoditas pangan di Kota Surabaya memang terpantau masih di bawah dari harga rata-rata. Meski begitu, pihak Pemkot Surabaya memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus melakukan pengendalian akan harga dengan memberikan sejumlah informasi mengenai bagaimana perkembangan harga dari hasil pemantauan harga komoditas di banyak pasar juga melalui televisi yang dipasang seperti pada beberapa lokasi di Pasar Wonokromo, Tambakrejo, Pucang Anom, Genteng Baru dan Pabean.
Karena dengan terus memberikan perkembangan informasi terbaru secara berkala mengenai harga bahan pokok setiap harinya di pasar, maka masyarakat sendiri juga bisa mengetahui seperti apa harga wajar pada hari itu dan pihak para pedagang pun tergerak untuk tidak menjualnya dengan harga yang terlalu tinggi.
Adanya pemasangan running text yang berisi di dalamnya perkembangan terbaru mengenai harga komoditas melalui televisi di berbagai pasar di Surabaya itu nyatanya memang cukup efektif untuk menjadikan harga komoditas tidak dipermainkan oleh para pedagang dan para pembeli pun bisa membeli beras dengan harga yang memang wajar.
Sementara itu, untuk skala nasional, Pemerintah sedang terus mengejar akan target stok beras hingga sebesar 2 juta ton. Upaya yang dilakukan tersebut untuk bisa mengantisipasi kemungkinan terganggunya pasokan beras di dalam negeri akibat adanya El Nino.
Pemerintah melalui Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengungkapkan bahwa pihaknya terus mendorong akan penyerapan beras dari dalam negeri sendiri dengan memaksimalkan kinerja para petani lokal. Setidaknya terdapat sebanyak tujuh provinsi yang terus terjadi produksi.
Lebih lanjut, selain mencari produksoi dari dalam negeri, pemerintah juga akan melakukan impor beras, dan koordinasi telah dilakukan dengan pihak Badan Urusan Logistik (Bulog) hingga Badan Pangan Nasional (BPN) untuk melakukan impor tersebut dengan target mencapai minimal stok beras 2 juta ton agar seluruh masyarakat bisa dipastikan aman.
Seluruh masyarakat dari berbagai kalangan dan lapisan elemen di Indonesia tidak perlu terlalu khawatir apalagi sampai panik dan justru malah melakukan panic buying. Pasalnya, Pemerintah sendiri telah menegaskan dan memastikan bahwa stok serta harga beras di seluruh pasar aman terkendali.