Polemik Politik

Mewaspadai Manuver Separatis Papua Jelang Ultah OPM

Oleh : Moses Waker )*

Masyarakat diminta untuk mewaspadai manuver gerombolan separatis Papua menjelang Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (HUT OPM) 1 Desember yang biasanya diwarnai oleh aksi kekerasan. TNI/Polri pun berkomitmen untuk terus melindungi masyarakat dan menjaga kedamaian di Papua.

Papua adalah bagian dari Indonesia dan hal ini tidak terbantahkan lagi, karena sudah sah secara hukum negara dan hukum internasional. Menurut hukum internasional, bekas jajahan Belanda, termasuk Papua (dulu Irian Jaya), menjadi wilayah NKRI. Akan tetapi hal ini ditentang keras oleh OPM karena mereka tidak setuju akan hasil pepera dan ingin memerdekakan diri.

OPM memang selalu ngotot untuk merdeka, walau Pepera sudah berlalu berpuluh tahun lalu. Padahal hasilnya sudah dipastikan sah, dan masyarakat Papua juga sangat cinta Indonesia. Namun OPM tetap kukuh, dan selalu menggunakan cara kekerasan. Mereka mengutus KST (dulu KKB) agar menakut-nakuti warga dan menyerang aparat keamanan.

Jelang ulang tahunnya tanggal 1 Desember, OPM menjadi makin dijauhi dan ditakuti, karena biasanya turun gunung alias meninggalkan markas dan beraksi di tengah pemukiman masyarakat. Sehingga keamanan masyarakat menjadi prioritas dan anggota Polri berusaha keras agar tidak ada korban. Warga sipil wajib dijaga agar suasana tetap kondusif.

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri memastikan keamanan rakyat di Bumi Cendrawasih jelang ulang tahun OPM. Kondisi di lapangan terus dipantau, agar tidak ada anggota kelompok pemberontak itu yang mengganggu masyarakat. Untuk menjaga kondusivitas maka personel Polri yang diterjunkan di tengah pemukiman dantempat-tempat publik akan ditambah.

Masyarakat diminta tidak kaget, karena banyaknya jumlah anggota Polri bukan untuk menangkap, melainkan untuk menjaga keamanan. Pencegahan perlu dilakukan, agar jangan sampai ada kerusuhan bahkan kebakaran, yang diotaki oleh anggota OPM.

Irjen Pol Mathius menambahkan, masyarakat jangan terprovokasi oleh ulah OPM yang biasanya menyebar hoaks jelang ulang tahunnya. Ketika ada foto dan berita yang beredar, yang menggambarkan pesta ultah OPM, jangan ditanggapi (bahkan disebarkan). Bisa jadi itu hanya editan yang tujuannya untuk mengacaukan pemikiran masyarakat.

Oleh karena itu penjagaan akan dilakukan, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Untuk penjagaan di media sosial maupun situs, bisa bekerja sama dengan tim polisi siber, sehingga mereka bisa langsugn men-take down hoaks yang sengaja disebarkan oleh OPM.

Penjagaan secara ketat amat wajar dilakukan karena jika OPM sudah turun gunung, maka mereka tidak hanya berkeliling distrik sambil pamer senjata tajam. Bisa saja mereka memprovokasi masyarakat, agar mau membelot dan membentuk republik federal Papua Barat.

Padahal masyarakat Papua sangat cinta NKRI dan selalu setia, sehingga tidak mau untuk diajak memberontak. Ketika OPM tahu akan fakta ini maka takutnya mereka akan marah lalu membakar rumah warga dan fasilitas umum, juga penembakan. Kerusuhan seperti ini yang dikhawatirkan akan terjadi, sehingga wajar jika jumlah aparat yang diterjunkan akan lebih banyak.

Masyarakat juga makin waspada jelang ultah OPM, dan mereka memilih untuk lebih banyak di rumah, serta hanya keluar rumah untuk urusan yang penting saja. daripada nanti kena serangan OPM, lebih baik mengantisipasi. Mewreka juga tidak mau untuk dipaksa mengibarkan bendera bintang kejora.

Ulang tahun OPM mereka rayakan dengan turun gunung, mengibarkan bendera bintang kejora, dan menakut-nakuti warga Papua. Masyarakat diminta waspada agar jangan sampai jadi korban OPM. Namun mereka tak perlu sampai paranoid karena aparat gabungan Polri dan Brimob selalu siaga untuk menjaga keamanan di segenap wilayah Papua.

)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih