Elemen Mahasiswa Gaungkan Pencegahan radikalisme di Era Digital
Ketua Serikat Pejuang Rakyat Kota Makassar sekaligus Kabid P3A HMI Komisariat STDN Makassar Muhammad Riswan menegaskan komitmennya untuk bersama-sama mencegah penyebaran radikalisme.
Dalam sebuah video testimoni yang diterima awak media, Riswan awalnya menjelaskan dampak negatif dari digitalisasi informasi yang turut serta menjadi sarana penyebaran radikalisme.
“Adanya penetrasi internet yang semakin masif saat ini, pada satu sisi semakin mempercepat pertukaran informasi hingga mampu menggerakan perekonomian. Namun di sisi lain, keberadaan internet terbukti telah menjadi ladang subur penyebaran ideologi radikal dan intoleran.” Jelasnya
Ia memandang generasi muda merupakan calon pemimpin bangsa sehingga harus selalu mewaspadai dari ancaman radikalisme dan memiliki nilai-nilai toleransi yang tinggi ditengah keberagaman Indonesia.
“Generasi muda Indonesia perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap persoalan intoleransi, radikalisme, dan terorisme” tandasnya.
Karena itu, dia berharap generasi muda mampu mencegah paham terlarang tersebut, yang disinyalir banyak beredar melalui media sosial.
“Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah bijak dalam bersosial media. Mengingat saat ini banyak misinformasi yang beredar di sosial media, penting kemampuan untuk memilih rujukan yang tepat dalam mengakses informasi agar tidak terprovokasi” tuturnya.
Upaya lain yang dapat ditempuh, sambung Riswan, melalui melalui peningkatan wawasan keagamaan, kebangsaan, dan sosial politik.
“Perlu adanya upaya dalam menumbuhkan semangat Pancasila pada anak-anak muda sebagai modal dalam membangun pemahaman bertoleransi di tengah perbedaan yang ada.” Ucap Riswan
Di tempat terpisah, Ketua Kaderisasi Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Ramli Ardiansah menegaskan pentingnya edukasi yang baik melalui pendidikan untuk melawan radikalisme.
Ramli menilai generasi muda dapat terpapar radikalisme karena kaum muda berada dalam fase krisis identitas dan mudah terpikat etos semangat perjuangan untuk merubah keadaan.
“Generasi pemuda hari ini yang terpikat pada etos perjuangan perlawanan terhadap kebobrokan itu yang kemudian menyebabkan penyebaran paham radikalisme itu yang menjadi saran utama ada pada generasi Pemuda” terangnya.
Menurut Ramli, radikalisme memberikan dampak buruk bagi keutuhan bangsa Indonesia.
“Ancaman radikalisme bagi bangsa Indonesia terdapat pemecah belah kita sebagai umat beragama serta keutuhan bangsa Indonesia” terangnya.
Karena itu, Ramli berpesan agar generasi muda selalu meningkatkan nasionalismenya dan mengimplementasikan moderasi beragama.
Tak lupa, dia turut menyampaikan pentingnya untuk membentengi diri paham radikal.