Esports Sisterhood Dukung Isu Kesetaraan Gender untuk Pemberdayaan Perempuan
Oleh : Made Prawira )*
Esports Sisterhood sebagai salah satu paguyuban figur-figur Esport perempuan terus menyuarakan segala jenis isu kesetaraan dan ketimpangan gender dalam rangka pemberdayaan para pemain perempuan yang menjadi sangat penting untuk terus didukung dan diapresiasi.
Ternyata sejauh ini memang isu mengenai kesetaraan gender masih saja harus diperhatikan. Bukan hanya dalam sektor pekerjaan dan upah saja, melainkan yang terbaru, sesuai dengan perkembangan teknologi seperti sekarang, isu kesetaraan gender pun masih bisa dirasakan dalam ranah dunia esports.
Mengenai hal tersebut, salah seorang streamer sekaligus pro player asal Indonesia, Sherlintsu menegaskan bahwa dirinya menuntut supaya ada kesempatan yang sama antara pemain perempuan dan juga pemain laki-laki dalam dunia esports. Tentunya ketika kesetaraan gender bisa diraih, maka perkembangan esports Tanah Air juga bisa semakin lebih melesat.
Justru sebaliknya, dengan adanya ketimpangan gender yang masih kuat seperti sekarang ini, akan menjadi menghambat perkembangan dan pertumbuhan sektor esports di Indonesia, sehingga beberapa potensi yang seharusnya bisa sangat dikembangkan dan menjanjikan, utamanya dari para atlet esports perempuan menjadi harus terhambat dan membuat persentase Indonesia semakin berjaya hingga memimpin perhelatan menjadi barometer esports dunia pun turut terhalang.
Pasalnya, bahkan sampai sekarang sebagaimana menurut Sherlintsu, bahwa masih saja ada anggapan yang seolah-olah menilai potensi dari para pemain perempuan secara sebelah mata saja. Bagaimana tidak, pasalnya dirinya secara pribadi memiliki pengalaman bahwa masih saja ada yang berpendapat kalau para pemain perempuan terkesan hanya numpang menang saja dari hasil kerja keras para pemain laki-laki dalam sebuah pertandingan.
Tentunya anggapan-anggapan demikian sangat melukai hati para pemain perempuan dan juga menjadi bukti konket kalau isu mengenai ketimpangan gender masih ada dalam bentuk yang nyata. Bagi pro player ini, pernyataan-pernyataan yang memandang sebelah mata para pemain perempuan tersebut jelas sangatlah mendiskriminasi para pemain perempuan. Hal tersebut dikarenakan menurutnya, para pemain perempuan sendiri memiliki talenta yang tidak bisa dianggap remeh dan bisa dikatakan setara dengan para pro player laki-laki.
Sementara itu, menanggapi bahwa masih adanya isu ketimpangan gender yang terjadi dalam dunia esports, Anggota Staf Khusus Kantor Kesekjenan Pengurus Besar Esports Indonesia (PBESI) sekaligus seorang inisiator, planner dan eksekutor Esports Sisterhood, Debora Imanuella kemudian mengajak kepada seluruh masyarakat untuk bisa sadar terkait betapa pentingnya memiliki wadah secara khusus untuk bisa mengakomodasi seluruh talenta pemain perempuan tersebut agar tidak lagi terjadi diskriminasi serupa.
Tentunya, ketika ada wadah tersebut, yakni Esports Sisterhood yang diinisiasi oleh PBESI, menurutnya akan mampu untuk menjadikan seluruh pemain perempuan bisa semakin berpeluang untuk menjalankan kompetisi hingga bisa mencetak banyak prestasi yang tak kalah dengan para pro player laki-laki.
Debora Imanuella kemudian mengajak kepada seluruh hadirin yang datang dalam gelaran diskusi Sunset Talk: Equity yang juga merupakan serangkaian agenda dari IESF Bali 14th WEC 2022 tersebut untuk bisa terus memberikan dukungan bagi seluruh pemain perempuan. Pasalnya semuanya memiliki potensi yang sangat besar untuk bisa berdaya, berkembang hingga turut berkontribusi bagi perkembangan esports yang jauh lebih ke depan, khususnya di Indonesia hingga ke kancah dunia.
Di sisi lain, Board of Equity IESF sekaligus seorang inisiator Esports Sisterhood pula, Diana Sutrisno menegaskan satu hal penting bahwa memang diantara laki-laki dan perempuan itu wajib untuk ada sebuah keadilan. Meski begitu, baginya keadilan yang dimaksudkan sangat berbeda dengan penyamarataan kedua gender ini.
Memang tidak bisa dipungkiri lagi bahwa penyamarataan pun sama sekali tidak bisa dibenarkan antara laki-laki dan perempuan karena kedua gender ini memiliki kebutuhan yang saling berbeda antara satu dengan yang lain. Bukan hanya itu, namun diantara laki-laki dan perempuan juga memiliki karakteristik alami yang sangat berbeda pula, sehingga sebaiknya seluruh pihak bisa saling mendukung atas segala potensi yang dimiliki satu sama lain untuk bisa saling melengkapi.
Jika diantara para pemain laki-laki dan perempuan bisa saling melengkapi tanpa sedikit pun terjadi diskriminasi, maka bukan tidak mungkin ke depannya perkembangan esports Indonesia akan menjadi semakin berjaya dan mampu memimpin di Asia bahkan hingga di dunia.
Maka dari itu, memang sudah sangat jelas bahwa para pemain perempuan juga memiliki hak yang sama untuk bisa saling mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam rangka aktualisasi diri bahkan di berbagai bidang, termasuk dalam dunia esports. Kesetaraan menjadi hal yang sangat penting, namun sama sekali tidak bisa diartikan dengan sebuah kesamaan, namun kesetaraan justru mengacu erat dengan keadilan.
Pemberdayaan para pemain perempuan dalam dunia esports sendiri menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan. Hal tersebut jelas mampu untuk memerangi segala isu terkait dengan adanya ketimpangan gender yang ternyata selama ini masih dirasakan dalam dunia esports. Peran besar dari PBESI melalui Esports Sisterhood menjadi sangat patut untuk diapresiasi setinggi-tingginya.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute