Polemik Politik

Gagal Jadi Habib, Sekarang Novel Bamukmin Lelang Surga

Oleh : Rinaldi Gustaf )*

Siapa tak kenal sosok Novel Bamukmin yang cukup kontroversial di dunia politik? Mantan Sekjen Dewan Syuro FPI yang pernah menjadi saksi perdana dalam sidang Ahok dan mengikrarkan diri sebagai Habib ini, mengalami nasib yang naas setelah dirinya dipecat dari FPI sejak April lalu, akibat komentar-komentar asal dari mulut licinnya yang selalu mengatasnamakan FPI.

Organisasi Rabithah Alawiyah pun telah menyatakan bahwa Novel Bamukmin telah menistakan nasab “Habib”, karena mengaku-ngaku sebagai keturunan nabi padahal bukan. Tindakan Novel pun dianggap penistaan yang luar biasa pada keturunan nabi dan merupakan dosa besar.

Meksi sudah dicap sebagai Habib gadungan, Novel masih saja tetap berulah melalui mulut lemesnya. Baru-baru ini Novel kembali melontarkan pernyataan kontroversi dalam sebuah kegiatan deklarasi ‘Perempuan Prabowo’ yang terselenggara di daerah Menteng, Jakpus.

Kegiatan yang awalnya berjalan dengan kondusif dan terarah, seketika menimbulkan polemik saat penyapaian doa yang dilakukan oleh Novel dan tersisip pernyataan ‘kunci’ masuk surga.

“Bu, mau masuk surga? Pinta sama Allah, pinta sama Rasulullah, pinta sama Prabowo, pinta sama Sandiaga Uno. Betul? Takbir. Insyaallah masuk surga,” kata Novel seperti dikutip detikcom.

Sungguh lawakan yang lucu dan perlu ditertawakan. Meskipun telah dikakukan klasifikasi terkait kesalahan antara pinta atau cinta. Seharusnya tidak ada korelasi yang mengikat antara masuk surga dengan dukungan untuk Prabowo-Sandi.

Belum puas menyajikan kebodohannya, Novel lantas mengungkit kembali kasus Ahok melalui  pernyatan-pernyataan tak berakal. “Yang disono masa masuk surga dengan penista agama? betul enggak? kira-kira kalau ada orang yang mendukung penista agama surga enggak? Neraka! Masak mau masuk surga pendukung penista agamanya, ulamanya malah dikriminalisasi didukung?” ujarnya.

Melihat apa yang dilakukan oleh Novel Bamukimin cukup memprihatinkan, dewasa ini semakin banyak oknum yang membawa nama agama demi urusan politiknya. Tentu saja hal ini tidak dibenarkan. Agama dan politik adalah dua hal yang berbeda dan tidak bisa dicampur adukkan. Jika urusan agama diintervensi politik, hal itu berpotensi mengancam keberagaman.

Seharusnya para tokoh dan pemuka agama mengingatkan umat agar merawat keberagaman yang dimiliki bangsa, bukan justru memicu pertikaian politik dengan statmen-statmen yang dapat merusak citra agama tertentu.

Rais Syuriah PBNU KH Masdar Mas’udi menegaskan kehidupan bernegara harus bebas dari kepentingan agama tertentu, sebab kehidupan bernegara merupakan milik semua warga negara tanpa memandang suku, agama, atau ras.

Terkhusus untuk Novel Bamukimin serta para tokoh yang ingin menyemarakan Pilpres 2019, bijaklah dalam mempromosikan para calon yang kalian usung. Berikan kepada rakyat program-program para Capres yang dapat menarik simpati rakyat untuk memilih kalian.

Terkait surga dan neraka, itu urusan Allah SWT dan menjadi rahasia ilahi. Penyelenggaraan Pilpres 2019 bertujuan untuk NKRI yang berjaya dan penetuan nasib bangsa Indonesia untuk 5 tahun kedepan. Baik dari pihak Jokowi maupun pihak Prabowo telah mempersiapkan programnya masing-masing untuk  membawa Indonesia hebat.

Daripada berdebat surga dan neraka pada saat Pilpres, kedua kandidat lebih layak adu komitmen untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang lebih maju lebih beradab dan sejahtera.

*) Pengamat Politik

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih