Gedung AMANAH Komitmen Presiden Jokowi Wujudkan Pusat Pelatihan Generasi Muda Aceh
Oleh: Cut Nadia Azizah )*
Peresmian Gedung Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) menandai langkah penting dalam upaya memajukan generasi muda Aceh melalui program-program pelatihan yang dirancang untuk meningkatkan kemandirian dan keterampilan. Gedung ini dihadirkan sebagai komitmen Presiden Jokowi yang menginginkan adanya pusat kegiatan dan pemberdayaan, dengan fokus utama pada pengembangan potensi anak muda di berbagai wilayah Indonesia. Dalam hal ini Aceh menjadi salah satu lokasi yang terpilih untuk mengembangkan berbagai sektor, mulai dari pertanian, teknologi, hingga kewirausahaan yang melibatkan anak muda.
Salah satu tujuan utama dari Gedung AMANAH yang pembangunannya diinisisasi oleh Badan Intelijen Negara (BIN) bersama stakeholder lainnya ini adalah untuk menyediakan ruang bagi generasi muda Aceh untuk belajar dan berkembang. Program pelatihan di sektor ekonomi kreatif, misalnya, memberikan kesempatan kepada generasi muda untuk belajar cara membuat kerajinan tangan yang mengikuti tren masa kini dan memasarkannya menuju pasar yang lebih luas.
Pelatihan kerajinan tangan yang diselenggarakan oleh AMANAH terkait erat dengan keberadaan gedung baru AMANAH sebagai pusat pelatihan. Gedung baru ini dirancang untuk menjadi pusat pengembangan keterampilan bagi masyarakat lokal, termasuk pengrajin tradisional dan generasi muda yang ingin terlibat dalam pelestarian budaya Aceh melalui kerajinan tangan.
Melalui program kerajinan tangan ini, AMANAH menambah koleksi motif batik baru di Aceh melalui Pelatihan Kreasi Batik yang digelar di Rumoh Batik Malaka, Kabupaten Aceh Besar. Kegiatan ini diikuti oleh generasi muda, mulai dari pengrajin batik lokal hingga mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh.
Salah satu peserta, Qurratun Aini, menyatakan bahwa dirinya mendapatkan banyak pengetahuan dari pelatihan tersebut. Qurratun termasuk generasi muda Aceh yang memilih terjun ke industri batik tradisional. Ia telah menekuni profesi sebagai pengrajin batik sejak tahun sebelumnya dan mengikuti berbagai pelatihan untuk mengembangkan keterampilannya, termasuk pelatihan yang diadakan oleh AMANAH. Pada kesempatan itu, Qurratun membuat motif bergambar jantung pisang, yang menurutnya lebih simpel untuk mencanting. Qurratun menyampaikan apresiasinya atas pelatihan yang diadakan dan berharap pelatihan semacam ini dapat terus membantu pengembangan industri batik lokal.
Selain itu, AMANAH juga menyelenggarakan pelatihan kerajinan tangan untuk masyarakat di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Selain pelatihan, para peserta juga didorong untuk berinovasi dalam produksi dan pemasaran produk mereka. Salah satu pengrajin lokal, Fitriani mengungkapkan rasa syukur atas pelatihan ini. Menurutnya, pelatihan ini memberikan banyak manfaat bagi pengrajin setempat, memungkinkan mereka untuk bersaing dengan produk unggulan lainnya. Ia juga menyoroti dukungan besar yang diberikan oleh AMANAH dalam pelatihan tersebut.
Pelatihan tersebut diadakan di Fitri Souvenir, yang terletak di Desa Garot, Kecamatan Indrajaya, Kabupaten Pidie. Kawasan ini telah lama dikenal sebagai pusat kerajinan tangan khas Aceh. Produk-produk yang dihasilkan pengrajin di daerah ini mencakup tas, dompet, payung, sarung bantal, pakaian adat, dan berbagai jenis bordiran dengan benang emas. Selain itu, mereka juga memproduksi kopiah khas Aceh, atau yang dikenal dengan makeutub, serta berbagai kerajinan lainnya.
Meskipun produksi kerajinan tangan di kawasan Kabupaten Pidie telah berlangsung lama, pemasaran produk mereka belum maksimal di tingkat luas. Oleh karena itu, kehadiran AMANAH diharapkan dapat membantu memperluas promosi produk-produk kerajinan tangan tersebut.
Fitriani menyampaikan rasa terima kasih kepada AMANAH, dengan harapan bahwa bantuan ini dapat memperkenalkan produk mereka ke khalayak yang lebih luas. Ia berharap bahwa produk-produk yang selama ini kurang dikenal dapat terekspos dan diketahui lebih banyak orang berkat dukungan AMANAH.
Pelatihan kerajinan tangan ini tidak hanya ditujukan untuk ibu rumah tangga, tetapi juga melibatkan generasi muda setempat. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan pembuatan kerajinan khas Pidie kepada mereka, dengan harapan agar warisan budaya ini tetap lestari di masa depan. Terlebih lagi, industri kerajinan tangan di Pidie sempat mengalami kemunduran selama pandemi Covid-19, yang menyebabkan penurunan drastis dalam penjualan.
Keterlibatan pemuda diharapkan dapat mendorong inovasi dalam produksi serta membantu memasarkan produk kerajinan tangan melalui teknologi digital. Fitriani menyampaikan kekhawatirannya tentang masa depan industri ini jika hanya orang tua yang terlibat dalam produksinya. Ia mengajak generasi muda untuk ikut serta dalam melestarikan budaya ini demi kemajuan bersama.
Dengan diresmikannya Gedung AMANAH, program-program pemberdayaan seperti pelatihan kerajinan tangan yang selama ini telah berjalan akan semakin diperkuat. Gedung ini diharapkan menjadi pusat pembelajaran yang tidak hanya memberi pengetahuan, tetapi juga semangat untuk berinovasi dan berkolaborasi.
Selain itu, dengan adanya pusat pelatihan ini, AMANAH dapat lebih efektif dalam mendampingi para pengrajin lokal, khususnya dalam pengembangan produk-produk baru yang lebih trendi seperti tas, topi, bandana, dan kipas. Gedung baru ini juga mempermudah AMANAH dalam menyelenggarakan pelatihan berkelanjutan, termasuk dalam memperkenalkan teknologi digital sebagai alat pemasaran yang penting, terutama bagi generasi muda yang diharapkan dapat melanjutkan tradisi kerajinan tangan khas Aceh.
Gedung AMANAH juga menjadi simbol komitmen untuk membangun Aceh yang lebih mandiri dan maju. Melalui pelatihan yang diberikan, anak muda Aceh diharapkan mampu menjadi agen perubahan yang dapat membawa dampak positif bagi komunitas mereka, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi Aceh secara keseluruhan.
)* Konsultan Pemberdayaan Perempuan dan Anak – Lembaga Advokasi Perempuan Aceh Madani