Geliat Ekonomi Telah Pulih, Wamena Sudah Kondusif
Oleh : Yeremia Kogoya )*
Kabar baik datang dari Wamena, suasana sudah kembali kondusif. Hal ini tercermin dari geliat ekonomi yang mulai stabil.
Aksi anarkis di Wamena beberapa hari lalu sempat membuat dunia gonjang-ganjing. Bumi Cendrawasih yang semula adem-ayem membara akibat kabar hoax yang menggemparkan. Banyak fasilitas publik hancur, ruko hingga rumah warga yang tak lepas dari amukan massa di Wamena. Ribuan warga memilih untuk mengungsi, menyelamatkan diri.
Ada pula laporan massa kian beringas, pembakaran dimana-mana. Tak pandang bulu, semua menjadi korban. TNI dan Polri diterjunkan guna melakukan pengamanan. Kabar duka datang, banyak korban berjatuhan. Membuat miris hati serta perasaan. Bahkan, ada indikasi keterkaitan peristiwa ini dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Wiranto, selaku Menko Polhukam menyebut kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, dipelopori oleh dua gerakan, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM) serta tokoh separatis Papua Benny Wenda. Ia menyatakan bahwa menurut hasil kajian ini semua berasal dari satu gerakan yang terdiri dari dua kekuatan. OPM ini dinilai telah sedari dulu ada meski jumlahnya kecil. Namun, menjelang sidang KTT HAM di Sidang Umum PBB, mereka nyata-nyata menunjukkan eksistensinya. Yakni bergabung membentuk kekuatan dengan Benny Wenda.
Wiranto menyebutkan dugaan atas OPM dan Benny Wenda melancarkan aksi kerusuhan ini ialah agar mendapatkan perhatian dunia Internasional. Implikasinya ialah bisa dijadikan senjata guna memerdekakan Papua juga Papua Barat. Konspirasi inilah yang sedang kita hadapi, bersyukur usaha mereka gagal. Serta KTT HAM Swiss tidak memberikan perhatian khusus.
Seiring berjalannya waktu, angin segar datang. Suasana kota di Wamena mulai membaik. Hal ini tercermin mulai menggeliatnya perekonomian disana. Meski tak dipungkiri, masih banyak ribuan warganya yang memilih untuk berada di pengungsian demi keselamatan. Banyak dari mereka yang sudah kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Sejumlah pedagang kebutuhan pokok juga mulai membuka usahanya di Kota Wamena. Dilansir dari berbagai sumber, situasi dinyatakan kondusif setelah 7 hari kejadian rusuh Wamena. Di sepanjang jalan kota Wamena terpantau cukup stabil, meski tak seramai biasanya. Namun, paling tidak napas kehidupan mulai berdesir. Sebagian warga yang telah membuka usaha dagang mereka ialah di wilayah Jalan Irian, Jalan Ahmad Yani, Jalan Trikora, Jalan Sulawesi, Jalan Yosudarso, serta Jalan Bayangkara. Terlihat aktivitas anak-anak mulai bermain di luar rumahnya.
Keadaan masih berbanding terbalik di wilayah seperti di Jalan Hom-Hom, sert Pasar Wouma terlihat masih belum berjalan baik, karena di daerah ini hampir semua ruko hangus terbakar. Padahal biasanya daerah tersebut lumayan ramai didatangi warga setiap hari sebagai tempat perbelanjaan. Warga menyatakan jika keberanian mereka untuk membuka usaha kembali karena telah diimbau oleh pemerintah setempat dan TNI juga Polri, bahwa suasana kota mulai bisa diajak kompromi. Warga banyak berharap jika situasi “panas” ini lekas pulih seperti sedia kala. Mereka juga mengimbau untuk saling menjaga dan menjalin persaudaraan guna mempererat persatuan. Sehingga seluruh aktivitas bisa berjalan normal kembali.
Pendapat serupa datang dari Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua. Ia memastikan suasana kota Wamena berangsur stabil. Ia berharap lebih banyak lagi masyarakat untuk dapat membuka usahanya. Karena TNI dan Polri menjamin keamanan serta menempatkan sejumlah aparat ke setiap titik di jalan kota Wamena. Jhon mengungkapkan, jika pihaknya telah mengadakan rapat bersama para tokoh adat, masyarakat serta tokoh gereja setempat. Yang mana berkomitmen untuk menjaga keamanan juga menandatangani kesepakatan bersama. Letkol Inf Candra Dianto, selaku Dandim 1702 Jayawijaya menyatakan jika pihaknya terus menggandeng pihak kepolisian serta seluruh elemen masyarakat agar situasi Wamena kembali normal.
Candra juga memaparkan telah menempatkan sejumlah aparat pada titik rawan, baik di dalam kota maupun pinggiran. Hal ini dilakukan guna meyakinkan masyarakat untuk tak perlu khawatir karena kondisi mulai dapat teratasi. Ia juga mengimbau agar seluruh masyarakat di Kota Wamena serta Pegunungan Tengah Papua pada umumnya agar tidak gampang untuk terprovokasi dengan isu-isu yang tak benar, sebab isu tersebut sengaja dilambungkan guna memancing orang agar kota ini tak kondusif.
Marilah seluruh elemen masyarakat bergandengan tangan, memperkokoh kekuatan serta hindari segala provokasi agar tak terjerumus kedalam aksi semacam ini. Semoga. Wamena cepat kembali stabil seperti sedia kala.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik
Oleh : Yeremia Kogoya )*
Kabar baik datang dari Wamena, suasana sudah kembali kondusif. Hal ini tercermin dari geliat ekonomi yang mulai stabil.
Aksi anarkis di Wamena beberapa hari lalu sempat membuat dunia gonjang-ganjing. Bumi Cendrawasih yang semula adem-ayem membara akibat kabar hoax yang menggemparkan. Banyak fasilitas publik hancur, ruko hingga rumah warga yang tak lepas dari amukan massa di Wamena. Ribuan warga memilih untuk mengungsi, menyelamatkan diri.
Ada pula laporan massa kian beringas, pembakaran dimana-mana. Tak pandang bulu, semua menjadi korban. TNI dan Polri diterjunkan guna melakukan pengamanan. Kabar duka datang, banyak korban berjatuhan. Membuat miris hati serta perasaan. Bahkan, ada indikasi keterkaitan peristiwa ini dengan OPM (Organisasi Papua Merdeka).
Wiranto, selaku Menko Polhukam menyebut kerusuhan yang terjadi di Wamena, Papua, dipelopori oleh dua gerakan, yakni Organisasi Papua Merdeka (OPM) serta tokoh separatis Papua Benny Wenda. Ia menyatakan bahwa menurut hasil kajian ini semua berasal dari satu gerakan yang terdiri dari dua kekuatan. OPM ini dinilai telah sedari dulu ada meski jumlahnya kecil. Namun, menjelang sidang KTT HAM di Sidang Umum PBB, mereka nyata-nyata menunjukkan eksistensinya. Yakni bergabung membentuk kekuatan dengan Benny Wenda.
Wiranto menyebutkan dugaan atas OPM dan Benny Wenda melancarkan aksi kerusuhan ini ialah agar mendapatkan perhatian dunia Internasional. Implikasinya ialah bisa dijadikan senjata guna memerdekakan Papua juga Papua Barat. Konspirasi inilah yang sedang kita hadapi, bersyukur usaha mereka gagal. Serta KTT HAM Swiss tidak memberikan perhatian khusus.
Seiring berjalannya waktu, angin segar datang. Suasana kota di Wamena mulai membaik. Hal ini tercermin mulai menggeliatnya perekonomian disana. Meski tak dipungkiri, masih banyak ribuan warganya yang memilih untuk berada di pengungsian demi keselamatan. Banyak dari mereka yang sudah kembali ke rumah masing-masing dan melakukan aktivitas seperti sedia kala.
Sejumlah pedagang kebutuhan pokok juga mulai membuka usahanya di Kota Wamena. Dilansir dari berbagai sumber, situasi dinyatakan kondusif setelah 7 hari kejadian rusuh Wamena. Di sepanjang jalan kota Wamena terpantau cukup stabil, meski tak seramai biasanya. Namun, paling tidak napas kehidupan mulai berdesir. Sebagian warga yang telah membuka usaha dagang mereka ialah di wilayah Jalan Irian, Jalan Ahmad Yani, Jalan Trikora, Jalan Sulawesi, Jalan Yosudarso, serta Jalan Bayangkara. Terlihat aktivitas anak-anak mulai bermain di luar rumahnya.
Keadaan masih berbanding terbalik di wilayah seperti di Jalan Hom-Hom, sert Pasar Wouma terlihat masih belum berjalan baik, karena di daerah ini hampir semua ruko hangus terbakar. Padahal biasanya daerah tersebut lumayan ramai didatangi warga setiap hari sebagai tempat perbelanjaan. Warga menyatakan jika keberanian mereka untuk membuka usaha kembali karena telah diimbau oleh pemerintah setempat dan TNI juga Polri, bahwa suasana kota mulai bisa diajak kompromi. Warga banyak berharap jika situasi “panas” ini lekas pulih seperti sedia kala. Mereka juga mengimbau untuk saling menjaga dan menjalin persaudaraan guna mempererat persatuan. Sehingga seluruh aktivitas bisa berjalan normal kembali.
Pendapat serupa datang dari Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua. Ia memastikan suasana kota Wamena berangsur stabil. Ia berharap lebih banyak lagi masyarakat untuk dapat membuka usahanya. Karena TNI dan Polri menjamin keamanan serta menempatkan sejumlah aparat ke setiap titik di jalan kota Wamena. Jhon mengungkapkan, jika pihaknya telah mengadakan rapat bersama para tokoh adat, masyarakat serta tokoh gereja setempat. Yang mana berkomitmen untuk menjaga keamanan juga menandatangani kesepakatan bersama. Letkol Inf Candra Dianto, selaku Dandim 1702 Jayawijaya menyatakan jika pihaknya terus menggandeng pihak kepolisian serta seluruh elemen masyarakat agar situasi Wamena kembali normal.
Candra juga memaparkan telah menempatkan sejumlah aparat pada titik rawan, baik di dalam kota maupun pinggiran. Hal ini dilakukan guna meyakinkan masyarakat untuk tak perlu khawatir karena kondisi mulai dapat teratasi. Ia juga mengimbau agar seluruh masyarakat di Kota Wamena serta Pegunungan Tengah Papua pada umumnya agar tidak gampang untuk terprovokasi dengan isu-isu yang tak benar, sebab isu tersebut sengaja dilambungkan guna memancing orang agar kota ini tak kondusif.
Marilah seluruh elemen masyarakat bergandengan tangan, memperkokoh kekuatan serta hindari segala provokasi agar tak terjerumus kedalam aksi semacam ini. Semoga. Wamena cepat kembali stabil seperti sedia kala.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik