Generasi Muda Papua Mengapresiasi Pendekatan Kesejahteraan Pemerintah
Oleh : Abner Wanggai )*
Pemerintah berupaya menggunakan pendekatan kesejahteraan dalam rangka mengatasi konflik yang masih terus terjadi di Papua. Perubahan paradigma ini mendapat apresiasi dari banyak pihak tidak terkecuali generasi muda Papua.
Kabar baik untuk Orang Asli Papua (OAP), di mana perubahan perspektif atau pola pendekatan terhadap situasi keamanan di wilayah Papua oleh Polri dinilai akan membawa kabar baik bagi Indonesia.
Perlu diketahui Polri akan akan menjadikan (OAP) sebagai target utama pembinaan yang akan dilakukan dalam operasi damai Cartenz 2022. Nama operasi Damai Cartenz sendiri merupakan pengubahan dari satuan tugas (satgas) Nemangkawi yang diisi oleh tim gabungan TNI-Polri.
Pengubahan pendekatan yang diinisiasi oleh Polri tersebut mendapatkan sambutan baik oleh Sekjen Milenial Mitra Polisi (MMP), Doni. Menurut Doni, pendekatan yang diinisiasi oleh Polri khususnya dalam menangani situasi keamanan di Papua amatlah humanis.
Doni menandaskan, pengubahan pendekatan yang cenderung humanis seperti ini yang dinanti-nanti oleh masyarakat. Kita cukup letih melihat, mendengar dan membaca kabar yang tidak baik terkait dengan isu keamanan di Papua. Melalui pengubahan pendekatan ini, kita patut optimis bahwa ketegangan yang seringkali memakan korban dapat segera teratasi di Papua.
Dirinya juga menilai bahwa keputusan mengganti pola pendakatan di tanah Papua tidak bisa dilepaskan dari pengaruh baik yang dibawa oleh Jenderal Listyo Sigit selaku Kapolri. Doni menilai bahwa saat ini Polri telah bertransformasi menjadi institusi yang sangat humanis. Ia berharap semangat persuasif serta preemtif yang tertanam dalam operasi Damai Cartenz tersebut mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Papua.
Operasi Damai Cartenz diketahui akan diberlakukan Polri pada tanggal 25 Januari tahun 2022. Operasi tersebut difokuskan untuk memperkuat sinergi antara Polri dan masyarakat guna melakukan kegiatan-kegiatan yang dapat mensejahterakan masyarakat. Adapun kegiatan positif tersebut dinamai dengan ‘Binmas Noken’ atau pendekatan terhadap masyarakat.
Sebelumnya, berdasarkan keterangan dari Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan Operasi Damai Cartenz 2022 tersebut akan mengedepankan tiga fungsi. Yaitu fungsi intelijen, fungsi pembinaan masyarakat dan fungsi humas.
Fungsi lain yang akan terlibat dalam Operasi Damai Cartenz ialah fungsi preventif, Samaptha Bhayangkara (Sabhara) dan penegakan hukum (Gakkum).
Dalam setahun terakhir, Polisi mencatat 44 orang meninggal dunia akibat kontak senjata yang terjadi di Papua. Dari jumlah tersebut 15 korban merupakan anggota TNI-Polri. Irjen Mathius Fakhiri selaku Kapolda Papua mengatakan bahwa kasus penembakan meningkat jika dibandingkan pada tahun 2020 lalu sebanyak 49 kasus. Pada tahun 2021 terdapat 92 kasus penembakan di Papua yang terjadi.
Dalam menghadapi KKB, TNI juga berencana untuk melakukan pola pendekatan baru dengan lebih mengedepankan upaya pencegahan yang humanis. Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mengatakan bahwa pihaknya akan lebih menggunakan pendekatan kesejahteraan.
Upaya tersebut rupanya telah dicanangkan oleh Andika sejak mencalonkan dirinya sebagai Panglima TNI. Ia menyebutkan kebijakan tersebut saat mengikuti uji kelayakan serta kepatutan di DPR RI tahun lalu. Sikap Andika tersebut rupanya mendapatkan perhatian dari Anggota Komisi I DPR, Hasby Anshori mengatakan bahwa Andika memiliki sikap ksatria.
Pendapat senada juga disampaikan oleh anggota Komisi I Bobby Adhityo Rizaldi. Menurut Bobby, Andika berencana ingin menggunakan pendekatan “heart dan mind” dalam menangani permasalahan di Papua.
Kita tidak bisa menutup mata bahwa pendekatan kesejahteraan yang digaungkan oleh pemerintah akan berimbas pada kemakmuran masyarakat Papua. Sehingga tidak ada lagi orang asli Papua yang merasa dianaktirikan oleh pemerintah.
Pendekatan kesejahteraan dinilai penting untuk Papua, apalagi kondisi geografis Papua yang berbeda dengan pulau lainnya. Wilayah geografis Papua yang masih berhutan dan perbukitan menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Papua untuk dapat mengakses kebutuhan sehari-hari. Jika barang-barang diantar dengan pesawat, harga barang tersebut tentu akan mengalami kenaikan secara drastis.
Pembangunan akses jalan yang dilakukan secara masif oleh pemerintah tentu saja akan berdampak pada kemakmuran Papua di masa mendatang, ketersediaan akses transportasi darat diharapkan dapat menurunkan harga bahan pokok di Papua.
Selain melakukan pendekatan secara kesejahteraan, pemerintah juga perlu meluangkan waktu untuk mendengarkan harapan masyarakat Papua di masa depan. Kita semua tahu bahwa Papua adalah tanah yang kaya, namun jangan sampai kekayaan tersebut justru menjadi bumerang bagi upaya perdamaian di Papua.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini