Gotong Royong Menangkal Radikalisme Selama Pemilu 2024
Oleh: S. A. Pamungkas )*
Rangkaian Pemilu 2024 mulai terlihat seiring dimulainya pendaftaran Capres dan Cawapres. Semua masyarakat diimbau untuk ikut menjaga situasi kondusif dan terus bergotong royong mencegah radikalisme yang berpotensi muncul dalam gelaran pesta demokrasi tersebut.
Paham radikal hingga saat ini masih menjadi ancaman bagi keutuhan bangsa dan negara. Keberadaan paham tersebut terbukti mampu menceraiberaikan persatuan masyarakat dan membawa konflik horizontal berkepanjangan. Publik dapat berkaca pada ISIS yang telah memporakporandakan beberapa negara seperti Irak dan Suriah. Oleh karenanya, tidak menutup kemungkinan kelompok tersebut akan menyebarkan pengaruhnya di Indonesia yang sebentar lagi akan menyelenggarakan Pemilu 2024.
Masyarakat diminta untuk lebih waspada akan kelompok radikal teroris karena mereka sangat cermat dan adaptif untuk membaur di kalangan rakyat biasa. Jika ada yang mencurigakan maka bisa melaporkan kepada aparat keamanan. Nantinya akan diselidiki apakah orang tersebut berencana menggagalkan Pemilu 2024, atau tidak.
Ketua Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Sri Wahyuni menyatakan bahwa pihaknya terus mewaspadai aksi propaganda radikalisme, karena dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024 di Negeri Serumpun Sebalai. Sri juga mengatakan bahwa masyarakat tidak boleh lengah dan tetap mewaspadai kelompok-kelompok yang melakukan propaganda radikalisme, terorisme untuk mengganggu pemilu tahun depan.
Sri menambahkan dalam menghadapi tahun politik menuju Pemilu 2024, ada kelompok-kelompok akan melakukan aksi-aksi propaganda baik secara online maupun offline, berupa ajakan ketidaksetujuan kepada pemerintah, ajakan tidak mengikuti pemilu dan menyebarkan berita hoax yang mengandung SARA. Menurutnya, apablila kelompok ini tidak melakukan hal-hal yang dianggap akan mengganggu ketertiban masyarakat, maka tentu masih bisa tolerir, namun jika sudah menimbulkan keresahan maka harus ditindak tegas oleh aparat hukum dan negara.
Sri menegaskan bahwa potensi radikalisme di Kepulauan Babel menjelang Pemilu harus tetap di waspadai, meskipun secara umum kondisi di Babel kondusif pemerintah tidak boleh terlena, karena siapa saja bisa terpapar apalagi mengatasnamakan agama. Sejauh ini secara terang-terangan belum ada kasus radikalisme intoleransi, namun kelompok ini terdeteksi secara berkelompok di tempat-tempat tertentu dan belum menjadi perhatian khusus masyarakat.
Sri berharap masyarakat Bangka Belitung yang sangat identik dengan toleransi dalam kehidupan sehari-hari agar selalu waspada dan cerdas dalam menyikapi persoalan, lebih peduli dan diteksi dini bila ada hal-hal yang dianggap dapat mengganggu. Warga Babel terus bersinergi dengan petugas dari tingkat RT, babinsa dan bhabinkamtibmas untuk mewaspadai kelompok-kelompok radikal ini. Jangan sampai masyarakat terprovokasi dan terpapar paham-paham radikalisme ini, katanya.
Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) meminta masyarakat yang tergabung dalam partai untuk tidak menganggap partainya paling benar atau fanatik. Direktur Pencegahan BNPT Prof Irfan Idris mengatakan kewaspadaan ini perlu dibentengi karena masuknya jaringan radikalisme dan teroris lewat partai, bisa mungkin terjadi.
Meskipun demikian, BNPT mengaku tidak mengurusi segala hal tentang partai. Akan tetapi ia mengajak masyarakat membanjiri dunia dengan narasi kearifan lokal yang mempersatukan, agar tidak mudah terpancing. Ditambah lagi, media digital yang mudah menyalurkan informasi, memiliki peluang sangat besar ditunggui. Di sisi lain, Idris menyebutkan ada beberapa pihak yang selalu membuat narasi perpecahan. Termasuk membuat narasi indah namun ternyata menghancurkan.
Adanya tantangan pemecah persatuan saat ini tidak hanya secara nyata namun juga di dunia maya. Melihat data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2020 merilis adanya temuan lebih dari dua puluh ribu konten yang terindikasi sebagai konten yang bermuatan narasi radikalisme dan terorisme.
Selain itu, Ketua BEM Nusantara DIY, Muhammad Nur Fadillah mengatakan bahwa memang belakangan ini banyak sekali terdengar kalau gerakan radikalisme, terorisme dan intoleransi serta banyaknya aksi kejahatan lainnya semakin masif terjadi di segala lini negeri ini, khususnya di wilayah DIY sendiri. Mahasiswa berkomitmen untuk bisa menjadi garda terdepan dalam melawan berbagai macam paham yang mengancam ideologi negara dari berbagai bentuk radikalisme dan ideologi terlarang lainnya.
Pihak BEM Nusantara DIY juga menegaskan diri bahwa mereka akan terus bersinergi dengan pihak Kepolisian Daerah (Polda) DIY dalam upayanya untuk saling menjaga kondusivitas akan Kamtibmas. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga persatuan serta kesatuan hingga keutuhan NKRI.
Guna menjaga kondisi kamtibmas dan juga keutuhan NKRI, maka hal tersebut sejatinya bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab oleh aparatur negara saja, melainkan menjadi tugas seluruh komponen masyarakat termasuk juga para pemuda dan mahasiswa. Maka dari itu seluruh pihak diwajibkan agar selalu waspada dan cerdas dalam menyikapi persoalan, lebih peduli dan diteksi dini bila ada hal-hal yang dianggap dapat mengganggu jalannya rangkaian proses Pemilu 2024.
)* Penulis adalah tim redaksi Saptalika Jr. Media