Guru Besar FE UI: PEN Menjanjikan Pulihkan Ekonomi Nasional
Jakarta, lsisi.id – Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia, Prof Mayling Oey optimistis bahwa program bantuan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi masyarakat pascapandemi Covid-19. Menurut Mayling, rencana program PEN tersebut sudah bagus.
“Rencana bagus dan harapannya ada,” kata Mayling dalam dialog di program acara Indonesia Menyapa Siang di Radio Republik Indonesia (RRI), Jumat (18/3/2022).
Mayling memaparkan, program PEN sebagai kebijakan pemerintah untuk menggerakkan perekonomian nasional di masa pandemi Covid-19 tersebut diharapkan oleh semua pihak. Terutama kelompok Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM). Program PEN diakui untuk mendukung perekonomian nasional.
Ia menambahkan, pertumbuhan ekonomi nasional dihitung dari sektor formal. Pandemi telah membuat banyak gerai UMKM yang tutup. Saat ini, perekonomian sudah mulai hidup kembali seiring dengan kasus Covid-19 yang mulai melandai. Bahkan pemerintah telah merencanakan strategi dari pandemi ke endemi Covid-19.
“Saya tinggal di Kemang. Ekonominya sudah hidup,” ujarnya.
Mayling menjelaskan, yang terpenting adalah golongan menengah bawah. Karena pandemi membuat deman dan supply tersendat. Ketika melihat kondisi di masyarakat saat ini, pedagang kaki lima (PKL) sudah banyak namun persaingan ketat. Dengan demikian pendapatan tidak terlalu banyak. Sementara pekerjaan lain untuk kalangan bawah belum berkembang.
Dana KUR, menurut Mayling, jumlahnya cukup besar yang dikeluarkan pemerintah di tahun lalu sebesar Rp5.64 triliun. KUR tersebut sangat diminati oleh kalangan UMKM.
“Harapannya warung-warung dan PKL lebih laku. Harapan itu harus ada,” ungkapnya.
Mayling mengakui jika program PEN tepat sasaran. Namun terkadang program terdapat celah serta terdapat pengaruh ekonomi Indonesua tang terpengaruh ekonomi global.
“Yang terjadi tiba-tiba harga minyak naik, maka minyak goreng hilang, dan itu berdampak inflasi. Perang ini sangat berdampak pada inflasi. Tetapi perang Ukraina-Rusia berdampak pada ekonomi dunia. Ini harus diantisipasi perkembangan global. Jadi tidak covered yang berdampak perekonomian. Terutama untuk golongan bawah,” kata dia.